Sabtu, 17 November 2012

Makalah Media Pembelajaran

 
ALAT PERMAINAN EDUKATIF ANAK USIA DINI (AUD)

562270_244450615664018_1915975776_n.jpg
  Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah”MEDIA PEMBELAJARAN AUD”
Dosen Pengampu : Nur sidiq, MA

Disusun Oleh :
1.    Handri Prayudho     NIM 11170108
2.    Khotijah Zahriah     NIM 11170201
3.    Diaz Lestari              NIM 11170202
4.    Umu Zuhroh             NIM 11170204



S1 – PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
STPI BINA INSAN MULIA YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2012/2013
i
MOTTO




“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan cercaan. Alloh Maha Kaya lagi Maha Penyantun.”( Q.S Al Baqarah : 263 )

“Bertetangga yang baik bukanlah jika kamu tidak pernah menyakiti tetanggamu, akan tetapi bertetangga yang baik adalah yang selalu bersabar menghadapi sikap tetangga yang menyakitimu.” ( Mutiara perkataan Asy Sya’bi; Ibny Abdullah bin Syaharil bin Abdu Asy Sya’bi Abu Amr Al Kufi )

“Sesungguhnya Alloh SWT akan mengangkat derajat sebagian kaum dengan ilmu atau Al Quran dan menghinakan sebagian yang lain dengannya pula.” ( Al-A’masy; Sulaiman bin Mihran)

“Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow, the important thing is not stop questioning.”
( Belajarlah dari masa lalu, lakukanlah hari ini dan berharaplah untuk hari esok, yang penting jangan pernah berhenti mempertanyakan sesuatu ).


ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, Segala puji dan rasa syukur kehadirat Alloh SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga terselesaikannya makalah ini.Tak lupa sholawat dan salam kami sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW beserta kaum kerabat, tabi’in dan tabi’ut, para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman. Amien Ya Robbal’Alamien.
Anak dididik bermain sambil belajar, ketika bermain mereka mengekspresikan diri secara bebas tanpa merasakan adanya paksaan.Disinilah proses pembelajaran terjadi, mereka mengambil keputusan, memilih, menentukan, mencipta, memasang, membongkar, mengembalikan, mencoba, mengeluarkan pendapat dan memecahkan masalah, mengerjakan secara tuntas, bekerjasama dengan teman dan mengalami berbagai macam perasaan.Penggunaan seluruh panca indera, penglihatan, suara, rasa, pengecap, pencium, dan mempercepat hubungan kualitas otak.
Dalam menyampaikan sesuatu dalam kegiatan pembelajaran agar lebih efektif dan efisien, seorang pendidik menggunakan alat peraga maupun alat permainan edukatif yang disesuaikan dengan fungsi dan tujuan pendidikan serta kemampuan dan perkembangan anak didik.Kami sebagai tenaga pendidik masih perlu belajar dan peningkatan diri terhadap kualitas kerja yang aktif, kreatif dan inovatif sehingga berhasil membawa anak didik menuju tercapainya tujuan pendidikan nasional yang diharapkan bangsa ini.
Akhirul kalam, kami menerima saran, kritikan, pendapat, dan penjabaran dari teman-teman semua dan secara khusus kepada Dosen pengampu mata kuliah, Bapak Nur Sidiq, MA sehingga makalah ini lebih bermanfaat.
Jazakumulloh khoir, Billahi Taufik Wal Hidayah.
Wassalamu’alikum Wr. Wb.
Purworejo,  November 2012
                                                                     iii                                                 Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………………………….i
Motto…………………………………………………………………………………………ii
Kata Pengantar……………………………………………………………………………….iii
Daftar Isi……………………………………………………………………………………..iv
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………1
A.    Latar Belakang Masalah……………………………………………………………...2
B.     Tujuan Penyusunan Makalah…………………………………………………………2
C.     Perumusan Masalah…………………………………………………………………..2
D.    Batasan Masalah……………………………………………………………………...2
E.     Sistematika Penyusunan Makalah…………………………………………………….3
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..4
A.    Strategi pembelajaran yang tidak menjenuhkan……………………………………...6
B.     Pengertian Alat Permainan Edukatif (APE)………………………………………….7
C.     Konsep, Prinsip, dan Fungsi APE…………………………………………………....9
D.    Macam-macam APE secara tradisional dan modern…………………………………12
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………..15
A.    Kesimpulan…………………………………………………………………………...15
B.     Saran……………………………………………………………………………….....15
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...17



iv
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Alat Permainan Edukatif merupakan kelengkapan yang penting dalam penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini. Alat permainan yang dimaksud adalah semua benda dan alat, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, yang dipergunakan untuk menunjang kelancaran penyelenggaraan kegiatan pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini agar dapat berlangsung dengan teratur, efektif, dan efisien sehingga tujuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dapat dicapai.
Alat permainan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak karena ketika bermain dengan alat tersebut, anak akan mendapat masukan pengetahuan untuk diingat, membantu memahami konsep-konsep secara alamiah tanpa dipaksakan.Anak belajar dan menyerap apa saja yang ada dilingkungannya. Alat permainan merupakan bahan pokok bagi anak untuk mengembangkan diri menyangkut seluruh aspek perkembangannya.
Karena Anak Usia Dini (AUD) belajar dalam situasi yang menyeluruh terkait dengan kehidupan mereka sehari-hari, maka jenis, bentuk, ukuran, serta, warna, disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan kegiatan pendidikan. Pendidik perlu memilih dan memiliki alat permainan sesuai dengan umur, minat, serta taraf perkembangan fisik ataupun psikis anak.

B.  Tujuan Penyusunan Makalah
1.      Tujuan Utama adalah guna memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran AUD yang ditugaskan oleh Dosen Pengampu Bapak Nur Sidiq, MA.
2.      Pengembangan materi kuliah dengan melihat sumber maupun referensi lain yang mendukung sehingga mahasiswa mengetahui dan faham akan materi dengan usaha mandiri.


1
C.  Perumusan Masalah
Dapat dirumuskan beberapa masalah mengenai Alat Permainan Edukatif, yaitu :
1.      Apa keterkaitannya APE dengan permainan AUD?
2.      Apa yang dimaksud tentang APE?
3.      Apa kriteria pokok APE bagi AUD?
4.      Apakah pengaruh dari APE tradisional maupun modern dalam perkembangan anak?
D.  Batasan Masalah
Pembatasan masalah Alat Permainan Edukatif adalah :
1.      Permainan adalah salahsatu strategi pembelajaran yang tidak menjenuhkan.
2.      Pengertian APE beserta hal-hal yang harus diperhatikan pendidik PAUD.
3.      Konsep, prinsip, dan fungsi APE bagi AUD
4.      Macam-macam APE secara tradisional maupun modern
E.   Sistematika Penyusunan Makalah
Halaman Judul
Motto
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Tujuan Penyusunan Makalah
C.     Perumusan Masalah
D.    Batasan Masalah
E.     Sistematika Penyusunan Makalah




2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Permainan adalah salahsatu strategi pembelajaran yang tidak menjenuhkan.
B.     Pengertian APE beserta hal-hal yang harus diperhatikan pendidik PAUD.
C.     Konsep, Prinsip, dan fungsi APE.
D.    Macam-macam APE secara tradisional maupun modern.

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran

            DAFTAR PUSTAKA











3
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Permainan adalah salahsatu strategi pembelajaran yang tidak menjenuhkan.
Proses belajar-mengajar pada Anak Usia Dini akan sangat efektif bila dikembangkan melalui pendekatan happy learning. Titik berat konsep happy learning adalah pada pembentukan suasana, yaitu suasana keceriaan yang menyenangkan. Hendaknya suasana belajar yang dikembangkan pada kelas anak-anak adalah suasana yang meminimalkan segala ketegangan, kekakuan, tekanan psikologis, atau beban.Sebagai gantinya, pendidik harus berusaha membangkitkan gairah dalam belajar, karena belajar memang dirasakan oleh anak-anak sebagai kegiatan yang menyenangkan (learning is fun). Pada gilirannya, apabila hal ini berhasil dilakukan seorang pendidik, pada diri anak didiknya itu akan tumbuh gairah atau kecintaan pada belajar (loving to learn).
Banyak orang membayangkan bahwa kegiatan belajar yang menyenangkan apalagi kegiatan bermain adalah bentuk kegiatan yang mengarah pada suasana bebas tanpa terkendali, tanpa aturan, suasana kacau dikelas, dan sebagainya. Kesan seperti ini jelas keliru. Bermain atau belajar tanpa aturan, justru sulit diharapkan dapat menciptakan suasana menyenangkan. Yang terjadi seringkali justru perasaan terancam dari teman-teman tertentu, rasa takut dan rasa tidak aman. Itulah sebabnya peran orang dewasa dalam kegiatan bermain dan belajar tetap penting. Bermain tidak identik dengan main-main. Bermain yang baik dan bermanfaat, justru sangat berperan dalam membentuk sikap dan perilaku anak secara positif.
Sebagaimana diketahui bahwa sebuah proses pendidikan yang baik dan menyenangkan adalah mampu melibatkan ketiga aspek dalam kehidupan manusia, yaitu : perasaan atau emosi, tingkah laku, dan kecerdasan yang menyangkut kemampuan berfikir. Hanya dengan melibatkan ketiga unsure inilah suatu pendekatan akan berhasil mengakibatkan adanya perubahan tingkahlaku.

4
Dan ingat bahwa materi yang kita ajarkan pada anak-anak bersumber pada Al Quran dan Al Hadist sebagai sumber ilmu. Al Quran sendiri adalah sesuatu yang menyenangkan, sebagaimana firman Alloh SWT :






“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman….”( Q.S Al Israa : 17/82 ).

Bagaimana mungkin Al Quran yang menyenangkan ini sampai kepada anak-anak didik, jika dalam penyampaiannya tidak menciptakan suasana yang menyenangkan pula. Atas dasar itulah rasanya perlu kita pertimbangkan untuk merubah sedikit tujuan pendidikan dari mendidik anak BISA menjadi SUKA membaca Al Quran dan SUKA hidup Qurani.
Lalu apa cara yang terbaik harus ditempuh oleh para pendidik? Jawabnya sekali lagi, mengembangkan pola pendekatan happy learning. Anak-anak harus dibuat nyaman, gembira, dan kerasan secara intrinsik dalam mengikuti proses belajar-mengajar.Pendekatan ini akan bermanfaat untuk menjaga agar motivasi belajarnya terus hidup bahkan berkembang. Suasana gembira, bersemangat dan bergairah ini antara lain dapat diciptakan dengan memperhatikan hal-hal berikut ini :
1.      Pemahaman terhadap anak
2.      Memahami diri sendiri sebagai pendidik
3.      Menyediakan lingkungan belajar yang menunjang dan mengundang
4.      Memiliki beberapa kreatifitas mengajar yang menyenangkan.



5
Para ahli mengatakan bahwa tidak terlalu mudah untuk mendefinisikan pengertian mengenai bermain secara tepat. Namun secara umum, bermain sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang dilakukan dengan spontan dan dalam suasana riang gembira. Garvey dalam salahsatu tulisannya mengemukakan adanya lima pengertian yang berkaitan dengan bermain, yaitu :
1.      Bermain adalah sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai positif bagi anak.
2.      Bermain tidak memiliki tujuan ekstrinsik, namun motivasinya lebih bersifat intrinsik.
3.      Bermain bersifat spontan dan suka rela, tidak ada unsure keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak.
4.      Bermain melibatkan peran aktif keikutsertaan anak.
5.      Bermain memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan bermain, seperti misalnya : kemampuan kreatifitas, kemampuan memecahkan masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial dan sebagainya.
Pengertian ini menggambarkan bahwa apabila kegiatan bermain menyenangkan, maka anak akan terus melakukannya namun bila sudah tidak menyenangkan maka anakpun akan menghentikan permainan tersebut.
Seorang pendidik yang kaya akan permainan dan kreatif akan mudah akrab dengan peserta didiknya. Namun hal ini belum menjamin bahwa ia akan berhasil membawa peserta didiknya mencapai tujuan pendidikan yang sempurna atau total. Untuk itu seorang pendidik dituntut mampu memilih media permainan yang dapat dan efektif untuk menyampaikan pesan-pesan moral yang diinginkan sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh lembaga. Hal yang perlu diperhatikan dan diingat dalam memilih permainan sebagai media pendidikan antara lain :
1.      Keselarasan antara materi dengan jenis permainan
2.      Kondisi anak didik
3.      Kondisi lingkungan
4.      Kegiatan terdahulu / variasi permainan
6
B.  Pengertian Alat Permainan Edukatif (APE) beserta hal-hal yang harus diperhatikan pendidik PAUD.
Alat Permainan Edukatif merupakan kelengkapan yang penting dalam penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Alat Permainan Edukatif yang dimaksud adalah semua benda dan alat, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak yang dipergunakan untuk menunjang kelancaran penyelenggaraan kegiatan pembelajaran Anak Usia Dini (AUD) agar dapat berlangsung dengan teratur, efektif, dan efisien sehingga tujuan pendidikan anak usia dini dapat dicapai.
APE tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak karena ketika bermain dengan alat tersebut anak akan mendapat masukan pengetahuan untuk diingat, membantu memahami konsep-konsep secara alamiah tanpa dipaksakan. Anak belajar dan menyerap apa saja yang ada dilingkungannya. APE merupakan bahan pokok bagi anak untuk mengembangkan diri menyangkut seluruh aspek perkembangannya.
Hal-hal yang perlu dimiliki bagi pendidik :
1.      Rasa senang dan sayang pada dunia anak
2.      Sabar dan progress/aktif
3.      Berani dan percaya diri
4.      Mampu menyanyi, mendongeng, dan menari
5.      Berani menggambar
6.      Mampu menstimulan imajinasi anak dan inovatif
“Pendidik hendaknya membimbing dan memimpin jalannya permainan AUD agar jangan sampai menghambat perkembangan fantasi, yang dibutuhkan anak bukannya alat-alat permainan yang lengkap melainkan tempat dan kesempatan untuk bermain itu.”
Manfaat Bermain :
1.      Sebagai penyalur energi berlebih yang dimiliki anak
2.      Sebagai sarana untuk menyiapkan hidupnya kelak dewasa


7
3.      Sebagai pelanjut citra kemanusiaan
4.      Untuk membangun energi yang hilang
5.      Untuk memperoleh kompensasi atas hal-hal yang tidak diperolehnya
6.      Bermain juga memungkinkan anak melepaskan perasaan-perasaan dan emosi-emosinya, yang dalam realitas tidak dapat diungkapkannya
7.      Memberi stimulus pada pembentukan kepribadian
Aspek-aspek perkembangan bermain :
-Moral dan religiusitas
-Sosial, emosi, dan kemandirian
-Fisik motorik ( gerakan kasar dan halus )
-Kognisi ( kemampuan fikir )
-Bahasa
-Seni (estetika)
Yang dapat mempengaruhi permainan anak :
1.      Kesehatan
2.      Perkembangan motorik
3.      Inteligensi
4.      Jenis kelamin
5.      Lingkungan
6.      Status sosial ekonomi
7.      Jumlah waktu bebas
8.      Peralatan bermain


8
C.  Konsep, prinsip, dan fungsi APE
-          Konsep APE :
1.      Sarana untuk merangsang anak dalam mempelajari sesuatu tanpa anak menyadarinya.
2.      Sebagai upaya merangsang kemampuan fisik motorik anak (aspek psikomotor), kemampuan kecerdasan (kognisi).
-          Prinsip-prinsip APE :
1.      Prinsip produktifitas
2.      Kreatifitas
3.      Aktifitas
4.      Efektif dan Efisien
5.      Serta menarik dan menyenangkan
-          Fungsi APE :
1.      Mengajar menjadi lebih mudah dan cepat diterima anak
2.      Melatih konsentrasi anak
3.      Mampu mengatasi keterbatasan waktu dan tempat
4.      Membangkitkan emosi
5.      Menambah daya ingat
6.      Menjamin atmosfir pembelajaran yang kondusif
Mainan Kreatif
Adalah segala jenis alat bermain yang dapat meningkatkan kreatifitas anak. Ia tidak terbatas pada satu bidang pengembangan, sebab mainan kreatif sangatlah terbuka. Mainan kreatif adalah sarana bagi anak untuk berlatih mengeluarkan suara, merangkai kata, membentuk atau membuat sesuatu, coretan tangan yang indah, ekspresi yang stylish dan lain-lain yang sama sekali tidak berhubungan dengan matematika, kemampuan berfikir, kemampuan bergerak dan apapun yang terkait dengan fisik motorik serta kognisi. Tetapi ia lebih terpusat pada kemampuan emosi.

9

Ciri Mainan Kreatif :
1.      Tidak berbentuk jelas
2.      Dapat diolah menjadi berbagai kebutuhan dan keinginan anak
3.      Tidak memiliki warna yang baku
4.      Desainnya sederhana dan pada banyak alat bermain tidak memerlukan desain
5.      Ukuran mainan kreatif tidak menentu
6.      Dapat membangkitkan daya eksplorasi tinggi bagi anak
7.      Biasanya mainan kreatif sangat riskan dengan resiko kotor, jijik, dan keributan (kebisingan)
8.      Mainan kreatif dapat memberikan kebebasan bereksperimen kepada anak
3 Macam APE :
a.       Permainan berbahan sederhana (bahan bekas disekitar kita)
b.      Permainan tradisional (lebih pada aktifitas sosial kebersamaan)
c.       Permainan modern (individual, teknologi, praktis, modern)
APE menurut tempatnya dibedakan menjadi dua, yaitu :
a.       APE dalam ruangan
Berbagai jenis APE buatan pabrik atau buatan sendiri untuk mendukung kegiatan main sensori-motorik, main pembangunan dan main peran. Alat yang disediakan dapat mengambil dari lingkungan sekitar seperti batu-batuan, kerang, daun-daunan, alat music sederhana, pakaian adat daerah, alat permainan daerah, dll. Semua alat permainan yang disediakan dapat digunakan anak untuk membangun kemampuan matematika, social-emosi, bahasa, seni, sains, dan keaksaraan.
b.      APE luar ruangan
APE diluar ruangan disediakan untuk mendukung motorik kasar, keseimbangan, kekuatan otot, ketrampilan gerak dan kelenturan gerakan.

10

Alat permainan diluar dapat berbentuk bak air, bak pasir, papan luncur, papan titian, ayunan, panjatan, kuda-kudaan, dll. Alat permainan dalam ruangan dapat pula ditata untuk dimainkan diluar ruangan bila kondisi ruangan tidak memungkinkan.
                     Persyaratan APE :                                                                                                         
1.      Bahan dan ukuran disesuaikan dengan usia anak
2.      Tidak mengandung bahan yang berbahaya bagi kesehatan anak, mudah dibersihkan, aman, sisi-sisinya tidak ada yang tajam sehingga membahayakan kulit, atau tangan anak.
3.      Memberikan kesempatan anak untuk memanipulasi bereksplorasi dengan berbagai cara.
4.      Kuat, kokoh, dan tahan lama tidak mudah patah dan pecah
5.      APE dapat mendukung kegiatan belajar anak dan tahap perkembangan anak yang meliputi perkembangan fisik, intelektual, emosi, aspek sosial dan keagamaan.
Perawatan APE :
-Seluruh perabotan dan perlengkapan mainan untuk aktifitas motorik kasar harus dirawat, sehingga tetap dalam kondisi baik dan selalu dijaga agar perabotan serta alat permainan tidak membahayakan bagi anak-anak yang tergabung dalam lembaga tersebut. Setiap APE yang tidak digunakan disimpan ditempat yang aman.




11
D.  Macam-macam APE secara tradisional dan modern
APE Tradisional :
1.      Pelepah daun kelapa
-Bisa digunakan untuk pigura
Alat dan bahan :
-Pelepah daun kelapa
-Varnish
-Kuas
Cara membuat :
-Pelepah daun kelapa (lidi/biting) dipotong, diukur, agar panjang dan lebarnya sama.
-Pada ujungnya diiris serong untuk bisa saling mengait, divarnish agar lebih indah.
            2. Mobil karton pepsodent
                Alat dan bahan :
               -Karton bekas pepsodent
               -Gunting/cutter
               -Sandal bekas dipotong bulat untuk roda
               -Tusuk sate untuk menusuk roda
               -Dirangkai bentuk mobil dan pasang roda dengan menusuk karton bagian bawah
          3. Boneka cangkang telor
             Alat dan bahan :
             -Cangkang telor
             -Lem

12
             -Benang wol
             -Kertas karton
             -Spidol
           Cara membuat :
           -Membuat bentuk tabung dari kertas karton ditempel dibagian telor yang berlubang
          -Kiri kanan lubang telor dilem dengan lem castol dan ditempeli potongan wol
          -Buat lingkaran kecil untuk mata dan setengah lingkaran untuk mulut
         -Segitiga kecil untuk hidung dan diwarnai lalu ditempel sebagai mata,hidung,mulut
APE Modern :  
1.      Lego
Pusat-pusat perbelanjaan dan permainan berbasis teknologi kian marak. Rumah-rumah mulai terisi boneka dan mobil-mobilan dengan desain menarik. Namun ada satu permainan yang bertahan disejumlah rumah maupun lembaga PAUD, yaitu Lego. Ya!, bermain lego memang membutuhkan kesabaran, waktu penyusunannya tidak hanya berdetik-detik bahkan berjam-jam.
Menakjubkan ketika mendengar kisah para penyuka lego. Orang-orang itu tahan duduk berlama-lama demi menyelesaikan konstruksi lego. Setiap kali mengambil waktu istirahat dari proses konstruksi lego, mereka akan lebih dulu mengingat balok-balok penyusun terakhir. Lego merupakan permainan asal Denmark.
2.      Kubus Rubik
Kubus rubik tercatat sebagai mainan yang paling banyak terjual didunia. Sekitar 300 juta kubus rubik termasuk imitasinya dibeli oleh masyarakat seluruh dunia. Di Indonesia permainan ini baru marak sekitar tahun 2008. Bagi pecinta permainan kubus rubik di Indonesia dan masih pemula kini sudah ada wadah seperti NSA (Nusantara speedcubing association) yang dipimpin Arief Widodo. NSA berdiri pada tahun 2008 dan hingga kini
13

sudah menyelenggarakan beberapa kejuaraan diantaranya Jakarta Open, Bandung Open, Surabaya Open, Kediri Open, serta Indonesia Open.
Menurut Arief, kegunaan permainan ini untuk anak-anak secara biologis melatih syaraf sensorik, ketika anak belajar mengenali warna dan pola dari bentuk tiga dimensi kubus rubik. Kemudian syaraf motorik juga akan terlatih karena koordinasi jari-jari tangan dalam bermain, terutama dalam melakukan speedcubing (bermain dengan kecepatan tinggi). Jelasnya lebih jauh kubus rubik akan melatih daya ingat ketika si pemain melakukan memorisasi pola-pola tertentu untuk menyelesaikan kubus rubik yang teracak.
Dan terakhir permainan ini akan melatih logika geometri atau susun bangun dalam kerangka otak pemain kubus rubik. Dapat kita pelajari dari filosofi kubus rubik yaitu, bahwa segala masalah pasti ada penyelesaiannya, jika kita berusaha dengan sungguh-sungguh pasti akan terpecahkan.
3.      Puzzle
Mainan ini banyak digemari Anak Usia Dini (AUD) karena anak termotivasi untuk menyusun kepingan-kepingan puzzle ke tempatnya. Banyak macam-macam puzzle yang menarik anak bahkan dibuat dengan warna-warni sesuai bentuk dan jenis benda, binatang, tanaman maupun yang lainnya. Cara penggunaannya di lingkungan Pendidikan Anak Usia Dini, antara lain :
a.       Memperlihatkan gambar puzzle sebagai kesatuan lalu mengeluarkan gambar-gambar tersebut menjadi bagian-bagian.
b.      Menyusun kembali gambar itu disesuaikan dengan lekuk-lekuk yang sudah ada dipapan dasar.
c.       Mengajak anak untuk mencoba menyusun puzzle.
d.      Memberi kesempatan pada anak untuk menyusun puzzle sendiri.



14
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Karena Anak Usia Dini belajar dalam situasi yang menyeluruh terkait dengan kehidupan mereka sehari-hari, maka jenis,bentuk,ukuran serta warna disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan kegiatan pendidikan.Untuk itu dalam pembuatan APE perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.       Multiguna, artinya alat tersebut dapat digunakan serta mencakupi lebih dari satu bidang pengembangan dan kemampuan.
b.      Dapat menumbuhkan kreatifitas, daya khayal, dan daya imajinasi serta dapat digunakan untuk bereksperimen dan bereksplorasi.
c.       Mudah dibuat dan dapat dikerjakan secara missal serta sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
d.      Nyaman bila digunakan sehingga tidak menganggu keamanan anak didik.
e.       Bahan baku mudah didapat, dibeli dengan harga murah atau dibuat dengan memanfaatkan bahan bekas berdasarkan tingkat perkembangan anak.
f.       Bahan baku harus cukup kuat dan tahan lama.
Secara lebih terperinci syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam pembuatan APE sebagai berikut :
-          Bentuk dasar
-          Konstruksi
-          Estetika atau keindahan
B.  Saran
Dari uraian yang dirangkum dalam kesimpulan, berikut dapat penulis uraikan beberapa saran yang berkaitan dengan APE di lingkungan Pendidikan Anak Usia Dini, yaitu :
1.      Pemilihan APE harus memperhatikan :
-          Sesuai tujuan dan fungsi penggunaannya
15
-          Memberikan pengertian dan menjelaskan konsep tertentu
-          Mendorong kreatifitas anak
-          Memenuhi unsur kebenaran ukuran, ketelitian, dan kejelasan
-          Tidak membahayakan
-          Menarik dan menyenangkan
-          Dapat digunakan guru dan anak
            Pembuatan APE harus memperhatikan :
-          Multi guna
-          Dapat menumbuhkan kreatifitas
-          Mudah dibuat
-          Nyaman digunakan
-          Bahan mudah didapat
-          Bahan tahan lama










16
DAFTAR PUSTAKA
-          Majalah Sekar, Edisi 83 / 12 Terbit 16 – 30 Mei 2012
-          Materi Power Point, Alat Permainan Edukatif Oleh Ibu Wiwik Asmoroyani, S.Pd
-          Mendidik Anak-Anak Dengan Memanfaatkan Metode Bermain, cerita, dan Menyanyi (BCM), Cetakan V, Januari 2009, Pustaka Syahida, Yogyakarta
















17