ALAT
PERMAINAN EDUKATIF ANAK USIA DINI (AUD)
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah”MEDIA PEMBELAJARAN AUD”
Dosen Pengampu : Nur sidiq, MA
Disusun Oleh :
1.
Handri
Prayudho NIM 11170108
2.
Khotijah
Zahriah NIM 11170201
3.
Diaz
Lestari NIM 11170202
4.
Umu
Zuhroh NIM 11170204
S1 – PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI (PAUD)
STPI BINA INSAN
MULIA YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK
2012/2013
i
MOTTO
“Perkataan
yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan
cercaan. Alloh Maha Kaya lagi Maha Penyantun.”( Q.S Al Baqarah : 263 )
“Bertetangga
yang baik bukanlah jika kamu tidak pernah menyakiti tetanggamu, akan tetapi
bertetangga yang baik adalah yang selalu bersabar menghadapi sikap tetangga
yang menyakitimu.” ( Mutiara perkataan Asy Sya’bi; Ibny Abdullah bin Syaharil
bin Abdu Asy Sya’bi Abu Amr Al Kufi )
“Sesungguhnya
Alloh SWT akan mengangkat derajat sebagian kaum dengan ilmu atau Al Quran dan
menghinakan sebagian yang lain dengannya pula.” ( Al-A’masy; Sulaiman bin
Mihran)
“Learn
from yesterday, live for today, hope for tomorrow, the important thing is not
stop questioning.”
(
Belajarlah dari masa lalu, lakukanlah hari ini dan berharaplah untuk hari esok,
yang penting jangan pernah berhenti mempertanyakan sesuatu ).
ii
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Alhamdulillah, Segala
puji dan rasa syukur kehadirat Alloh SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga terselesaikannya makalah ini.Tak lupa sholawat
dan salam kami sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW beserta kaum
kerabat, tabi’in dan tabi’ut, para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.
Amien Ya Robbal’Alamien.
Anak dididik bermain
sambil belajar, ketika bermain mereka mengekspresikan diri secara bebas tanpa
merasakan adanya paksaan.Disinilah proses pembelajaran terjadi, mereka
mengambil keputusan, memilih, menentukan, mencipta, memasang, membongkar,
mengembalikan, mencoba, mengeluarkan pendapat dan memecahkan masalah,
mengerjakan secara tuntas, bekerjasama dengan teman dan mengalami berbagai
macam perasaan.Penggunaan seluruh panca indera, penglihatan, suara, rasa,
pengecap, pencium, dan mempercepat hubungan kualitas otak.
Dalam menyampaikan
sesuatu dalam kegiatan pembelajaran agar lebih efektif dan efisien, seorang
pendidik menggunakan alat peraga maupun alat permainan edukatif yang
disesuaikan dengan fungsi dan tujuan pendidikan serta kemampuan dan
perkembangan anak didik.Kami sebagai tenaga pendidik masih perlu belajar dan
peningkatan diri terhadap kualitas kerja yang aktif, kreatif dan inovatif
sehingga berhasil membawa anak didik menuju tercapainya tujuan pendidikan
nasional yang diharapkan bangsa ini.
Akhirul kalam, kami
menerima saran, kritikan, pendapat, dan penjabaran dari teman-teman semua dan
secara khusus kepada Dosen pengampu mata kuliah, Bapak Nur Sidiq, MA sehingga
makalah ini lebih bermanfaat.
Jazakumulloh khoir,
Billahi Taufik Wal Hidayah.
Wassalamu’alikum Wr. Wb.
Purworejo, November 2012
iii Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Judul……………………………………………………………………………….i
Motto…………………………………………………………………………………………ii
Kata
Pengantar……………………………………………………………………………….iii
Daftar
Isi……………………………………………………………………………………..iv
BAB
I PENDAHULUAN……………………………………………………………………1
A. Latar
Belakang Masalah……………………………………………………………...2
B. Tujuan
Penyusunan Makalah…………………………………………………………2
C. Perumusan
Masalah…………………………………………………………………..2
D. Batasan
Masalah……………………………………………………………………...2
E. Sistematika
Penyusunan Makalah…………………………………………………….3
BAB
II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..4
A. Strategi
pembelajaran yang tidak menjenuhkan……………………………………...6
B. Pengertian
Alat Permainan Edukatif (APE)………………………………………….7
C. Konsep,
Prinsip, dan Fungsi APE…………………………………………………....9
D. Macam-macam
APE secara tradisional dan modern…………………………………12
BAB
III PENUTUP…………………………………………………………………………..15
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………...15
B. Saran……………………………………………………………………………….....15
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………...17
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Alat Permainan Edukatif merupakan
kelengkapan yang penting dalam penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini. Alat
permainan yang dimaksud adalah semua benda dan alat, baik yang bergerak maupun
yang tidak bergerak, yang dipergunakan untuk menunjang kelancaran penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini agar dapat berlangsung dengan
teratur, efektif, dan efisien sehingga tujuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
dapat dicapai.
Alat permainan tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan anak karena ketika bermain dengan alat tersebut, anak
akan mendapat masukan pengetahuan untuk diingat, membantu memahami
konsep-konsep secara alamiah tanpa dipaksakan.Anak belajar dan menyerap apa
saja yang ada dilingkungannya. Alat permainan merupakan bahan pokok bagi anak
untuk mengembangkan diri menyangkut seluruh aspek perkembangannya.
Karena Anak Usia Dini (AUD) belajar
dalam situasi yang menyeluruh terkait dengan kehidupan mereka sehari-hari, maka
jenis, bentuk, ukuran, serta, warna, disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan
kegiatan pendidikan. Pendidik perlu memilih dan memiliki alat permainan sesuai
dengan umur, minat, serta taraf perkembangan fisik ataupun psikis anak.
B. Tujuan Penyusunan Makalah
1.
Tujuan Utama adalah guna memenuhi tugas
mata kuliah Media Pembelajaran AUD yang ditugaskan oleh Dosen Pengampu Bapak
Nur Sidiq, MA.
2.
Pengembangan materi kuliah dengan
melihat sumber maupun referensi lain yang mendukung sehingga mahasiswa
mengetahui dan faham akan materi dengan usaha mandiri.
1
C. Perumusan Masalah
Dapat dirumuskan beberapa masalah mengenai Alat
Permainan Edukatif, yaitu :
1.
Apa keterkaitannya APE dengan permainan
AUD?
2.
Apa yang dimaksud tentang APE?
3.
Apa kriteria pokok APE bagi AUD?
4.
Apakah pengaruh dari APE tradisional
maupun modern dalam perkembangan anak?
D. Batasan Masalah
Pembatasan masalah Alat Permainan Edukatif adalah :
1.
Permainan adalah salahsatu strategi
pembelajaran yang tidak menjenuhkan.
2.
Pengertian APE beserta hal-hal yang
harus diperhatikan pendidik PAUD.
3.
Konsep, prinsip, dan fungsi APE bagi AUD
4.
Macam-macam APE secara tradisional
maupun modern
E.
Sistematika
Penyusunan Makalah
Halaman Judul
Motto
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Tujuan Penyusunan Makalah
C.
Perumusan Masalah
D.
Batasan Masalah
E.
Sistematika Penyusunan Makalah
2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Permainan adalah salahsatu strategi
pembelajaran yang tidak menjenuhkan.
B.
Pengertian APE beserta hal-hal yang
harus diperhatikan pendidik PAUD.
C.
Konsep, Prinsip, dan fungsi APE.
D.
Macam-macam APE secara tradisional
maupun modern.
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Permainan adalah salahsatu strategi
pembelajaran yang tidak menjenuhkan.
Proses belajar-mengajar pada Anak
Usia Dini akan sangat efektif bila dikembangkan melalui pendekatan happy learning. Titik berat konsep happy learning adalah pada pembentukan
suasana, yaitu suasana keceriaan yang menyenangkan. Hendaknya suasana belajar
yang dikembangkan pada kelas anak-anak adalah suasana yang meminimalkan segala
ketegangan, kekakuan, tekanan psikologis, atau beban.Sebagai gantinya, pendidik
harus berusaha membangkitkan gairah dalam belajar, karena belajar memang
dirasakan oleh anak-anak sebagai kegiatan yang menyenangkan (learning is fun).
Pada gilirannya, apabila hal ini berhasil dilakukan seorang pendidik, pada diri
anak didiknya itu akan tumbuh gairah atau kecintaan pada belajar (loving to
learn).
Banyak orang membayangkan bahwa
kegiatan belajar yang menyenangkan apalagi kegiatan bermain adalah bentuk
kegiatan yang mengarah pada suasana bebas tanpa terkendali, tanpa aturan,
suasana kacau dikelas, dan sebagainya. Kesan seperti ini jelas keliru. Bermain
atau belajar tanpa aturan, justru sulit diharapkan dapat menciptakan suasana
menyenangkan. Yang terjadi seringkali justru perasaan terancam dari teman-teman
tertentu, rasa takut dan rasa tidak aman. Itulah sebabnya peran orang dewasa
dalam kegiatan bermain dan belajar tetap penting. Bermain tidak identik dengan
main-main. Bermain yang baik dan bermanfaat, justru sangat berperan dalam
membentuk sikap dan perilaku anak secara positif.
Sebagaimana diketahui bahwa sebuah
proses pendidikan yang baik dan menyenangkan adalah mampu melibatkan ketiga
aspek dalam kehidupan manusia, yaitu : perasaan atau emosi, tingkah laku, dan
kecerdasan yang menyangkut kemampuan berfikir. Hanya dengan melibatkan ketiga
unsure inilah suatu pendekatan akan berhasil mengakibatkan adanya perubahan
tingkahlaku.
4
Dan ingat bahwa materi yang kita
ajarkan pada anak-anak bersumber pada Al Quran dan Al Hadist sebagai sumber
ilmu. Al Quran sendiri adalah sesuatu yang menyenangkan, sebagaimana firman
Alloh SWT :
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman….”( Q.S Al Israa : 17/82 ).
Bagaimana mungkin Al Quran yang
menyenangkan ini sampai kepada anak-anak didik, jika dalam penyampaiannya tidak
menciptakan suasana yang menyenangkan pula. Atas dasar itulah rasanya perlu
kita pertimbangkan untuk merubah sedikit tujuan pendidikan dari mendidik anak
BISA menjadi SUKA membaca Al Quran dan SUKA hidup Qurani.
Lalu apa cara yang terbaik harus
ditempuh oleh para pendidik? Jawabnya sekali lagi, mengembangkan pola
pendekatan happy learning. Anak-anak
harus dibuat nyaman, gembira, dan kerasan secara intrinsik dalam mengikuti
proses belajar-mengajar.Pendekatan ini akan bermanfaat untuk menjaga agar
motivasi belajarnya terus hidup bahkan berkembang. Suasana gembira, bersemangat
dan bergairah ini antara lain dapat diciptakan dengan memperhatikan hal-hal
berikut ini :
1.
Pemahaman terhadap anak
2.
Memahami diri sendiri sebagai pendidik
3.
Menyediakan lingkungan belajar yang
menunjang dan mengundang
4.
Memiliki beberapa kreatifitas mengajar
yang menyenangkan.
5
Para ahli mengatakan bahwa tidak
terlalu mudah untuk mendefinisikan pengertian mengenai bermain secara tepat.
Namun secara umum, bermain sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang
dilakukan dengan spontan dan dalam suasana riang gembira. Garvey dalam salahsatu tulisannya mengemukakan adanya lima
pengertian yang berkaitan dengan bermain, yaitu :
1.
Bermain adalah sesuatu yang menyenangkan
dan memiliki nilai positif bagi anak.
2.
Bermain tidak memiliki tujuan
ekstrinsik, namun motivasinya lebih bersifat intrinsik.
3.
Bermain bersifat spontan dan suka rela,
tidak ada unsure keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak.
4.
Bermain melibatkan peran aktif
keikutsertaan anak.
5.
Bermain memiliki hubungan sistematik
yang khusus dengan sesuatu yang bukan bermain, seperti misalnya : kemampuan
kreatifitas, kemampuan memecahkan masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial
dan sebagainya.
Pengertian ini
menggambarkan bahwa apabila kegiatan bermain menyenangkan, maka anak akan terus
melakukannya namun bila sudah tidak menyenangkan maka anakpun akan menghentikan
permainan tersebut.
Seorang pendidik yang
kaya akan permainan dan kreatif akan mudah akrab dengan peserta didiknya. Namun
hal ini belum menjamin bahwa ia akan berhasil membawa peserta didiknya mencapai
tujuan pendidikan yang sempurna atau total. Untuk itu seorang pendidik dituntut
mampu memilih media permainan yang dapat dan efektif untuk menyampaikan
pesan-pesan moral yang diinginkan sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan
oleh lembaga. Hal yang perlu diperhatikan dan diingat dalam memilih permainan
sebagai media pendidikan antara lain :
1.
Keselarasan antara materi dengan jenis
permainan
2.
Kondisi anak didik
3.
Kondisi lingkungan
4.
Kegiatan terdahulu / variasi permainan
6
B. Pengertian Alat Permainan Edukatif
(APE) beserta hal-hal yang harus diperhatikan pendidik PAUD.
Alat Permainan Edukatif merupakan
kelengkapan yang penting dalam penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD). Alat Permainan Edukatif yang dimaksud adalah semua benda dan alat, baik
yang bergerak maupun yang tidak bergerak yang dipergunakan untuk menunjang
kelancaran penyelenggaraan kegiatan pembelajaran Anak Usia Dini (AUD) agar
dapat berlangsung dengan teratur, efektif, dan efisien sehingga tujuan pendidikan
anak usia dini dapat dicapai.
APE tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan anak karena ketika bermain dengan alat tersebut anak akan mendapat
masukan pengetahuan untuk diingat, membantu memahami konsep-konsep secara
alamiah tanpa dipaksakan. Anak belajar dan menyerap apa saja yang ada
dilingkungannya. APE merupakan bahan pokok bagi anak untuk mengembangkan diri
menyangkut seluruh aspek perkembangannya.
Hal-hal yang perlu dimiliki bagi
pendidik :
1.
Rasa senang dan sayang pada dunia anak
2.
Sabar dan progress/aktif
3.
Berani dan percaya diri
4.
Mampu menyanyi, mendongeng, dan menari
5.
Berani menggambar
6.
Mampu menstimulan imajinasi anak dan
inovatif
“Pendidik hendaknya membimbing dan memimpin jalannya
permainan AUD agar jangan sampai menghambat perkembangan fantasi, yang dibutuhkan
anak bukannya alat-alat permainan yang lengkap melainkan tempat dan kesempatan
untuk bermain itu.”
Manfaat Bermain :
1.
Sebagai penyalur energi berlebih yang
dimiliki anak
2.
Sebagai sarana untuk menyiapkan hidupnya
kelak dewasa
7
3.
Sebagai pelanjut citra kemanusiaan
4.
Untuk membangun energi yang hilang
5.
Untuk memperoleh kompensasi atas hal-hal
yang tidak diperolehnya
6.
Bermain juga memungkinkan anak
melepaskan perasaan-perasaan dan emosi-emosinya, yang dalam realitas tidak
dapat diungkapkannya
7.
Memberi stimulus pada pembentukan
kepribadian
Aspek-aspek perkembangan bermain :
-Moral dan religiusitas
-Sosial, emosi, dan kemandirian
-Fisik motorik ( gerakan kasar dan halus )
-Kognisi ( kemampuan fikir )
-Bahasa
-Seni (estetika)
Yang dapat mempengaruhi permainan
anak :
1.
Kesehatan
2.
Perkembangan motorik
3.
Inteligensi
4.
Jenis kelamin
5.
Lingkungan
6.
Status sosial ekonomi
7.
Jumlah waktu bebas
8.
Peralatan bermain
8
C. Konsep, prinsip, dan fungsi APE
-
Konsep APE :
1.
Sarana untuk merangsang anak dalam
mempelajari sesuatu tanpa anak menyadarinya.
2.
Sebagai upaya merangsang kemampuan fisik
motorik anak (aspek psikomotor), kemampuan kecerdasan (kognisi).
-
Prinsip-prinsip APE :
1.
Prinsip produktifitas
2.
Kreatifitas
3.
Aktifitas
4.
Efektif dan Efisien
5.
Serta menarik dan menyenangkan
-
Fungsi APE :
1.
Mengajar menjadi lebih mudah dan cepat
diterima anak
2.
Melatih konsentrasi anak
3.
Mampu mengatasi keterbatasan waktu dan
tempat
4.
Membangkitkan emosi
5.
Menambah daya ingat
6.
Menjamin atmosfir pembelajaran yang
kondusif
Mainan Kreatif
Adalah segala jenis alat bermain yang
dapat meningkatkan kreatifitas anak. Ia tidak terbatas pada satu bidang
pengembangan, sebab mainan kreatif sangatlah terbuka. Mainan kreatif adalah
sarana bagi anak untuk berlatih mengeluarkan suara, merangkai kata, membentuk
atau membuat sesuatu, coretan tangan yang indah, ekspresi yang stylish dan
lain-lain yang sama sekali tidak berhubungan dengan matematika, kemampuan
berfikir, kemampuan bergerak dan apapun yang terkait dengan fisik motorik serta
kognisi. Tetapi ia lebih terpusat pada kemampuan emosi.
9
Ciri Mainan Kreatif :
1.
Tidak berbentuk jelas
2.
Dapat diolah menjadi berbagai kebutuhan
dan keinginan anak
3.
Tidak memiliki warna yang baku
4.
Desainnya sederhana dan pada banyak alat
bermain tidak memerlukan desain
5.
Ukuran mainan kreatif tidak menentu
6.
Dapat membangkitkan daya eksplorasi
tinggi bagi anak
7.
Biasanya mainan kreatif sangat riskan
dengan resiko kotor, jijik, dan keributan (kebisingan)
8.
Mainan kreatif dapat memberikan
kebebasan bereksperimen kepada anak
3 Macam APE :
a.
Permainan berbahan sederhana (bahan
bekas disekitar kita)
b.
Permainan tradisional (lebih pada
aktifitas sosial kebersamaan)
c.
Permainan modern (individual, teknologi,
praktis, modern)
APE menurut tempatnya dibedakan menjadi
dua, yaitu :
a.
APE dalam ruangan
Berbagai
jenis APE buatan pabrik atau buatan sendiri untuk mendukung kegiatan main
sensori-motorik, main pembangunan dan main peran. Alat yang disediakan dapat
mengambil dari lingkungan sekitar seperti batu-batuan, kerang, daun-daunan,
alat music sederhana, pakaian adat daerah, alat permainan daerah, dll. Semua
alat permainan yang disediakan dapat digunakan anak untuk membangun kemampuan
matematika, social-emosi, bahasa, seni, sains, dan keaksaraan.
b.
APE luar ruangan
APE
diluar ruangan disediakan untuk mendukung motorik kasar, keseimbangan, kekuatan
otot, ketrampilan gerak dan kelenturan gerakan.
10
Alat permainan
diluar dapat berbentuk bak air, bak pasir, papan luncur, papan titian, ayunan,
panjatan, kuda-kudaan, dll. Alat permainan dalam ruangan dapat pula ditata
untuk dimainkan diluar ruangan bila kondisi ruangan tidak memungkinkan.
Persyaratan APE :
1.
Bahan dan ukuran disesuaikan dengan usia
anak
2.
Tidak mengandung bahan yang berbahaya
bagi kesehatan anak, mudah dibersihkan, aman, sisi-sisinya tidak ada yang tajam
sehingga membahayakan kulit, atau tangan anak.
3.
Memberikan kesempatan anak untuk
memanipulasi bereksplorasi dengan berbagai cara.
4.
Kuat, kokoh, dan tahan lama tidak mudah
patah dan pecah
5.
APE dapat mendukung kegiatan belajar
anak dan tahap perkembangan anak yang meliputi perkembangan fisik, intelektual,
emosi, aspek sosial dan keagamaan.
Perawatan APE :
-Seluruh perabotan dan perlengkapan
mainan untuk aktifitas motorik kasar harus dirawat, sehingga tetap dalam
kondisi baik dan selalu dijaga agar perabotan serta alat permainan tidak
membahayakan bagi anak-anak yang tergabung dalam lembaga tersebut. Setiap APE
yang tidak digunakan disimpan ditempat yang aman.
11
D. Macam-macam APE secara tradisional
dan modern
APE Tradisional :
1.
Pelepah daun kelapa
-Bisa
digunakan untuk pigura
Alat
dan bahan :
-Pelepah
daun kelapa
-Varnish
-Kuas
Cara
membuat :
-Pelepah
daun kelapa (lidi/biting) dipotong, diukur, agar panjang dan lebarnya sama.
-Pada ujungnya
diiris serong untuk bisa saling mengait, divarnish agar lebih indah.
2. Mobil karton pepsodent
Alat dan bahan :
-Karton bekas pepsodent
-Gunting/cutter
-Sandal bekas dipotong bulat
untuk roda
-Tusuk sate untuk menusuk roda
-Dirangkai bentuk mobil dan
pasang roda dengan menusuk karton bagian bawah
3. Boneka cangkang telor
Alat dan bahan :
-Cangkang telor
-Lem
12
-Benang wol
-Kertas karton
-Spidol
Cara membuat :
-Membuat bentuk tabung dari kertas
karton ditempel dibagian telor yang berlubang
-Kiri kanan lubang telor dilem dengan
lem castol dan ditempeli potongan wol
-Buat lingkaran kecil untuk mata dan
setengah lingkaran untuk mulut
-Segitiga kecil untuk hidung dan
diwarnai lalu ditempel sebagai mata,hidung,mulut
APE Modern :
1. Lego
Pusat-pusat perbelanjaan dan permainan berbasis
teknologi kian marak. Rumah-rumah mulai terisi boneka dan mobil-mobilan dengan
desain menarik. Namun ada satu permainan yang bertahan disejumlah rumah maupun
lembaga PAUD, yaitu Lego. Ya!, bermain lego memang membutuhkan kesabaran, waktu
penyusunannya tidak hanya berdetik-detik bahkan berjam-jam.
Menakjubkan ketika mendengar kisah para penyuka
lego. Orang-orang itu tahan duduk berlama-lama demi menyelesaikan konstruksi
lego. Setiap kali mengambil waktu istirahat dari proses konstruksi lego, mereka
akan lebih dulu mengingat balok-balok penyusun terakhir. Lego merupakan
permainan asal Denmark.
2. Kubus
Rubik
Kubus rubik tercatat sebagai mainan yang paling
banyak terjual didunia. Sekitar 300 juta kubus rubik termasuk imitasinya dibeli
oleh masyarakat seluruh dunia. Di Indonesia permainan ini baru marak sekitar
tahun 2008. Bagi pecinta permainan kubus rubik di Indonesia dan masih pemula
kini sudah ada wadah seperti NSA (Nusantara speedcubing association) yang
dipimpin Arief Widodo. NSA berdiri pada tahun 2008 dan hingga kini
13
sudah menyelenggarakan beberapa kejuaraan
diantaranya Jakarta Open, Bandung Open, Surabaya Open, Kediri Open, serta
Indonesia Open.
Menurut Arief, kegunaan permainan ini untuk
anak-anak secara biologis melatih syaraf sensorik, ketika anak belajar
mengenali warna dan pola dari bentuk tiga dimensi kubus rubik. Kemudian syaraf
motorik juga akan terlatih karena koordinasi jari-jari tangan dalam bermain,
terutama dalam melakukan speedcubing (bermain dengan kecepatan tinggi).
Jelasnya lebih jauh kubus rubik akan melatih daya ingat ketika si pemain
melakukan memorisasi pola-pola tertentu untuk menyelesaikan kubus rubik yang
teracak.
Dan terakhir permainan ini akan melatih logika
geometri atau susun bangun dalam kerangka otak pemain kubus rubik. Dapat kita
pelajari dari filosofi kubus rubik yaitu, bahwa segala masalah pasti ada
penyelesaiannya, jika kita berusaha dengan sungguh-sungguh pasti akan
terpecahkan.
3. Puzzle
Mainan ini banyak digemari Anak Usia Dini (AUD)
karena anak termotivasi untuk menyusun kepingan-kepingan puzzle ke tempatnya.
Banyak macam-macam puzzle yang menarik anak bahkan dibuat dengan warna-warni
sesuai bentuk dan jenis benda, binatang, tanaman maupun yang lainnya. Cara
penggunaannya di lingkungan Pendidikan Anak Usia Dini, antara lain :
a.
Memperlihatkan gambar puzzle sebagai
kesatuan lalu mengeluarkan gambar-gambar tersebut menjadi bagian-bagian.
b.
Menyusun kembali gambar itu disesuaikan
dengan lekuk-lekuk yang sudah ada dipapan dasar.
c.
Mengajak anak untuk mencoba menyusun
puzzle.
d.
Memberi kesempatan pada anak untuk
menyusun puzzle sendiri.
14
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karena
Anak Usia Dini belajar dalam situasi yang menyeluruh terkait dengan kehidupan
mereka sehari-hari, maka jenis,bentuk,ukuran serta warna disesuaikan dengan
kebutuhan dan kepentingan kegiatan pendidikan.Untuk itu dalam pembuatan APE
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.
Multiguna, artinya alat tersebut dapat
digunakan serta mencakupi lebih dari satu bidang pengembangan dan kemampuan.
b.
Dapat menumbuhkan kreatifitas, daya
khayal, dan daya imajinasi serta dapat digunakan untuk bereksperimen dan
bereksplorasi.
c.
Mudah dibuat dan dapat dikerjakan secara
missal serta sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
d.
Nyaman bila digunakan sehingga tidak
menganggu keamanan anak didik.
e.
Bahan baku mudah didapat, dibeli dengan
harga murah atau dibuat dengan memanfaatkan bahan bekas berdasarkan tingkat
perkembangan anak.
f. Bahan
baku harus cukup kuat dan tahan lama.
Secara
lebih terperinci syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam pembuatan APE
sebagai berikut :
-
Bentuk dasar
-
Konstruksi
-
Estetika atau keindahan
B. Saran
Dari
uraian yang dirangkum dalam kesimpulan, berikut dapat penulis uraikan beberapa
saran yang berkaitan dengan APE di lingkungan Pendidikan Anak Usia Dini, yaitu
:
1.
Pemilihan APE harus memperhatikan :
-
Sesuai tujuan dan fungsi penggunaannya
15
-
Memberikan pengertian dan menjelaskan
konsep tertentu
-
Mendorong kreatifitas anak
-
Memenuhi unsur kebenaran ukuran,
ketelitian, dan kejelasan
-
Tidak membahayakan
-
Menarik dan menyenangkan
-
Dapat digunakan guru dan anak
Pembuatan APE harus memperhatikan :
-
Multi guna
-
Dapat menumbuhkan kreatifitas
-
Mudah dibuat
-
Nyaman digunakan
-
Bahan mudah didapat
-
Bahan tahan lama
16
DAFTAR PUSTAKA
-
Majalah Sekar, Edisi 83 / 12 Terbit 16 –
30 Mei 2012
-
Materi Power Point, Alat Permainan
Edukatif Oleh Ibu Wiwik Asmoroyani, S.Pd
-
Mendidik Anak-Anak Dengan Memanfaatkan
Metode Bermain, cerita, dan Menyanyi (BCM), Cetakan V, Januari 2009, Pustaka
Syahida, Yogyakarta
17