KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan rasa syukur
kehadirat Alloh SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada
kita semua sehingga terselesaikannya tugas makalah ini. Segala kerinduan dan
penghambaan marilah hanya kita tujukan kepada Alloh SWT yang mencerdaskan hamba
yang memohon kepada-Nya.
Dalam Pendidikan Anak
Usia Dini ( PAUD ) sangat erat kaitannya dengan metode BCM (
Bermain, Cerita, dan Menyanyi ). Pada masa perkembangan, anak-anak suka sekali
permainan. Oleh karena itu kegiatan bermain dan permainan Anak Usia Dini ( AUD )
sangat berperan penting dalam masa perkembangan AUD sesuai dengan usia dan
tahap perkembangan mereka.
Semoga hasil paparan ini,
bisa mengembangkan wawasan kita sebagai mahasiswa sekaligus tenaga pendidik
PAUD. Tujuan utama pembelajaran PAUD adalah happy learning yang tidak
lepas akan dunia bermain anak pada masa itu.
Akhirul kalam, saya
ucapkan banyak terima kasih dan semoga makalah ini menjadi makalah yang
bermanfaat dan memenuhi kriteria yang diharapkan Dosen Pengampu.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Purworejo, Maret 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………………………………………………………………i
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………………………………..ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………………1
A.
Latar
Belakang………………………………………………………………………………………………………..1
B.
Tujuan
Penulisan Makalah……………………………………………………………………………………….1
C.
Sistematika
Penulisan Makalah………………………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………………………3
A.
Hakikat
dan Tujuan Bermain AUD…………………………………………………………………………….3
B.
Bermain
berdasarkan kemampuan anak…………………………………………………………………..6
C.
Minat
Bermain AUD………………………………………………………………………………………………….9
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………………29
A.
Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………..29
B.
Saran………………………………………………………………………………………………………………………29
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………….30
iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Strategi
belajar mengajar yang tidak menjenuhkan, untuk mengembangkan pola pendekatan happy
learning anak-anak harus dibuat nyaman, gembira, dan kerasan secara
intrinsik dalam mengikuti proses belajar mengajar. Pendekatan ini akan
bermanfaat untuk menjaga agar motivasi belajarnya terus hidup bahkan
berkembang. Suasana gembira, bersemangat dan bergairah ini antara lain dapat
diciptakan dengan memperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Pemahaman terhadap anak
2. Memahami diri sendiri sebagai tenaga
pendidik
3. Menyediakan lingkungan belajar yang
menunjang dan mengundang
4. Memiliki beberapa kreatifitas
mengajar yang menyenangkan
Bermain
merupakan suatu kegiatan yang melekat pada dunia anak, bermain adalah kodrat
anak. Bermain dapat dipandang sebagai suatu kegiatan yang bersifat volunteer, spontan,
terfokus pada proses, memberi ganjaran secara intrinsik, menyenangkan dan
fleksibel.
B. Tujuan Penulisan Makalah
1. Tujuan utama guna memenuhi tugas
Dosen Pengampu Kuliah.
2. Sebagai hasil paparan dan
pengembangan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada permainan di lingkungan
PAUD.
3. Agar Mahasiswa atau Tenaga Pendidik
PAUD dapat dan faham akan analisa minat bermain AUD.
1
C.
Sistematika
Penulisan Makalah
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan Makalah
C. Sistematika Penulisan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat dan Tujuan Bermain AUD
B. Bermain berdasarkan kemampuan anak
C. Minat bermain AUD
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB II PEMBAHASAN
“MINAT BERMAIN DAN PERKEMBANGAN ANAK“
A.
Hakikat
dan Tujuan Bermain
Bermain
adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain
adalah hidup dan hidup adalah permainan ( Mayesty, 1990 : 196 – 197 ).
Anak Usia Dini ( AUD ) tidak
membedakan antara bermain, belajar dan bekerja. Anak-anak umumnya sangat
menikmati permainan dan akan terus melakukannya di manapun mereka memiliki
kesempatan.
Piaget dalam Mayesty ( 1992 : 42 ) mengatakan bahwa bermain adalah suatu
kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan/kepuasan bagi
diri seseorang, sedangkan Parten
dalam Dockett dan Fleer ( 2000 : 14
) memandang kegiatan bermain sebagai sarana sosialisasi, diharapkan melalui
bermain dapat member kesepakatan anak bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan
perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Selain itu kegiatan
bermain dapat membantu anak mengenal tentang diri sendiri, dengan siapa ia
hidup serta lingkungan tempat dimana ia hidup.
Selanjutnya Dockett dan Fleer ( 2000 : 41 – 44 )
berpendapat bahwa bermain merupakan kebutuhan bagi anak, karena melalui bermain
anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
Bermain merupakan suatu aktifitas yang khas dan sangat berbeda dengan aktifitas
lain seperti belajar dan bekerja yang selalu dilakukan dalam rangka mencapai
suatu hasil akhir.
3
Tujuan kegiatan bermain
bagi AUD adalah untuk meningkatkan pengembangan seluruh aspek perkembangan
motorik, kognitif, bahasa, kreatifitas, emosi atau social. Kegiatan bermain
akan memberikan hasil yang optimal apabila kegiatan itu dirancang dengan
seksama dan tidak secara kebetulan.
Bermain bagi anak
merupakan kegiatan yang dapat disamakan dengan bekerja pada orang dewasa,
bermain memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan seorang anak.
Eheart dan Leavitt dalam Stone (
1993 : 28 – 30 ) mengatakan bahwa pembelajaran dapat mengembangkan berbagai
potensi pada anak, tidak saja pada potensi fisik, tetapi juga pada perkembangan
kognitif, bahasa, sosial, emosi, kreatifitas dan pada akhirnya prestasi
akademik. Sejalan dengan pendapat tersebut, Wolfgang ( 1999 : 32 – 37 )
berpendapat bahwa terdapat sejumlah nilai-nilai dalam bermain ( the value of
play ), yaitu bermain dapat mengembangkan ketrampilan sosial, emosional,
kognitif.
Dalam pembelajaran
terdapat berbagai kegiatan yang memiliki dampak terhadap perkembangannya,
sehingga dapat diidentifikasikan fungsi bermain adalah :
1. Dapat memperkuat dan mengembangkan
otot dan koordinasinya melalui gerak, melatih motorik halus, motorik kasar, dan
keseimbangan, karena ketika bermain fisik anak juga belajar memahami bagaimana
kerja tubuhnya.
2. Dapat mengembangkan ketrampilan
emosinya, rasa percaya diri pada orang lain, kemandirian dan keberanian untuk
berinisiatif, karena saat bermain anak sering bermain pura-pura menjadi orang
lain, binatang, atau karakter orang lain. Anak juga belajar melihat dari sisi
orang lain ( empati ).
4
3. Dapat mengembangkan kemampuan
intelektualnya, karena melalui bermain anak seringkali melakukan eksplorasi
terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya sebagai wujud dari
rasa keingintahuannya.
4. Dapat mengembangkan kemandiriannya
dan menjadi dirinya sendiri, karena melalui bermain anak selalu bertanya,
meneliti lingkungan, belajar mengambil keputusan, berlatih peran social
sehingga anak menyadari kemampuan dan kelebihannya.
Jeffree, McConkey dan Hewson ( 1984 :
15 – 18 ) berpendapat bahwa terdapat enam karakteristik kegiatan bermain pada
anak yang perlu dipahami, yaitu :
1. Bermain muncul dari dalam diri anak.
Keinginan bermain harus muncul dari
dalam diri anak, sehingga anak dapat menikmati dan bermain seusai dengan
caranya sendiri. Itu artinya bermain dilakukan dengan kesukarelaan, bukan
paksaan.
2. Bermain harus bebas dari aturan yang
mengikat, kegiatan untuk dinikmati.
Bermain pada AUD harus terbebas dari
aturan yang mengikat, karena AUD memiliki cara bermainnya sendiri. Untuk itulah
bermain pada anak selalu menyenangkan, mengasyikkan, dan menggairahkan.
3. Bermain adalah aktifitas nyata atau
sesungguhnya.
Dalam bermain anak melakukan
aktifitas nyata, misalnya pada saat anak bermain dengan air dan mengenal air
dari bermainnya. Bermain melibatkan partisipasi aktif baik secara fisik maupun
mental.
5
4. Bermain harus difokuskan pada proses
daripada hasil.
Dalam bermain anak harus difokuskan
pada proses, bukan hasil yang diciptakan oleh anak. Dalam bermain anak mengenal
dan mengetahui apa yang ia mainkan dan
mendapatkan ketrampilan baru,
mengembangkan perkembangan anak dan anak memperoleh pengetahuan dari apa yang
ia mainkan.
5. Bermain harus didominasi oleh pemain.
Dalam bermain harus didominasi oleh
pemain, yaitu anak itu sendiri tidak didominasi oleh orang dewasa, karena jika
bermain didominasi oleh orang dewasa maka anak tidak akan mendapatkan makna
apapun dari bermainnya.
6. Bermain harus melibatkan peran aktif
dari pemain.
Bermain harus melibatkan peran aktif
pemain. Anak sebagai pemain harus terjun langsung dalam bermain. Jika anak
pasif dalam bermain anak tidak akan memperoleh pengalaman baru, karena bagi
anak bermain adalah bekerja untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan baru.
B. Bermain berdasarkan kemampuan anak
Pembelajaran pada AUD juga
dipengaruhi oleh kemampuan baik secara fisik, kognitif, bahasa, sosio-emosional
ataupun ketrampilannya. Untuk itu bermain dapat diklasifikasikan berdasarkan
kemampuan anak, yaitu :
1. Bermain Eksploratoris
Bermain eksploratoris mempengaruhi
perkembangan anak melalui empat cara yang berbeda, yaitu :
a. Eksplorasi memberikan kesempatan
setiap anak untuk menemukan hal baru.
b. Eksplorasi merangsang rasa ingin tahu
anak.
6
c. Eksplorasi membantu anak
mengembangkan ketrampilannya.
d. Eksplorasi mendorong anak untuk
mempelajari ketrampilan baru.
Adapun cara untuk
mendorong anak untuk bermain eksplorasi :
·
Tunjukkan
pada anak bahwa dunia ini sangat berharga untuk dieksplorasi atau dijelajahi.
·
Ikuti
apa yang dilakukan anak, guru hanya mengawasi dan mendampingi saja.
·
Guru
dapat saja menunjukkan cara bereksplorasi, agar anak lebih termotivasi.
2. Bermain Energetik
Permainan ini melibatkan energy yang
sangat banyak, seperti memanjat, melompat, dan bermain bola. Kegiatan ini
melibatkan seluruh koordinasi tubuh. Pentingnya permainan kekuatan :
a. Permainan enerjik membantu anak untuk
menjadi penjelajah yang aktif dalam lingkungannya.
b. Permainan enerjik membantu anak untuk
mengendalikan tubuhnya.
c. Permainan enerjik membantu anak untuk
mengkoordinasikan setiap bagian yang berbeda pada tubuhnya.
·
Permainan
enerjik untuk anak cacat, berguna untuk :
a. Membantu anak untuk mengendalikan
tubuhnya dan bergerak sesuai dengan tujuannya, tetapi tetap harus didampingi
oleh seorang terapis.
b. Membangkitkan permainan enerjik.
c. Sebelum melakukan kegiatan sebaiknya
mengetahui penampakan tahapan perkembangan permainan enerjik yang disajikan
dalam grafik perkembangannya.
7
3. Bermain ketrampilan, pentingnya
bermain dengan ketrampilan, antara lain :
a. Membantu anak untuk menjadi
pembangun.
b. Dapat mengurangi keputusasaan.
c. Mengarah pada kebergunaan dan
kemandirian.
d. Mengembangkan ketrampilan baru
meningkatkan kepercayaan diri.
e. Belajar melalui memegang langsung
bahan.
·
Membangkitkan
permainan dengan ketrampilan penting bagi orang dewasa untuk memahami
perkembangan anak yang sedang terjadi melalui grafik perkembangan.
4. Bermain Sosial
Penting bagi seorang anak untuk terlibat dengan orang lain selain
dirinya. Interaksi, dapat diartikan secara sederhana dengan merespon pada
perilaku orang lain. Bermain sosial, dasar dari seluruh pembelajaran social
adalah adanya interaksi antara dua orang atau lebih. Pentingnya bermain social
adalah :
a. Sebagai sarana bagi anak untuk
belajar dari orang lain.
b. Mengembangkan kemampuan anak untuk
berkomunikasi.
c. Membuat anak lebih mampu untuk
bersosialisasi.
d. Membantu anak untuk mengembangkan
persahabatan.
5. Bermain Imajinatif, pentingnya
bermain imajinasi adalah :
a. Membantu anak untuk mengembangkan
kemampuan berfikir dan bahasa.
b. Membantu anak untuk memahami orang
lain.
c. Membantu anak untuk mengembangkan
kreatifitasnya.
d. Membantu anak untuk mengenali dirinya
sendiri.
8
6. Bermain Teka-teki
Pentingnya bermain memecahkan
teka-teki dapat :
a. Mengembangkan kemampuan anak dalam
berfikir.
b. Teka-teki mendorong rasa ingin tahu
anak.
c. Mengembangkan kemandirian pada anak.
Bermain teka-teki pada anak cacat :
·
Menunjukkan
padanya bahwa di dunia ini banyak obyek yang dapat menarik perhatiannya.
·
Harus
memberikan perhatian pada obyek yang sangat diminati oleh anak.
·
Mendorong
rasa ingin tahu anak terhadap puzzle.
·
Memberikan
kesempatan pada anak untuk memecahkan teka-teki.
C. Minat bermain AUD
Bronson ( 1995 : 5 – 7 ) memaparkan
tentang perkembangan dan minat bermain pada anak sejak lahir sampai delapan
tahun ( 0 – 8 th ). Untuk memudahkan pemahaman dalam implementasinya di
Indonesia, maka tahapan dan tugas perkembangan AUD yang akan dibagi ke dalam 4
rentangan, yaitu tahap lahir sampai usia 1 tahun, tahap usia 2 – 3 tahun ( 13 –
24 bulan ), tahap usia 3 – 4 tahun ( 25 – 36 bulan ) dan tahap usia 4 – 6 tahun
( 37 – 48 bulan ).
1. Usia 0 – 1 tahun
Kemampuan dan minat bermain bayi 0 – 6 bulan pada kemampuan motorik,
persepsi-kognitif dan social bahasa terdapat garis besar yang memberikan latar
belakang sebagai pertimbangan memilih alat permainan yang tepat.
9
Tidak semua anak akan sama rata polanya atau menunjukkan
semua kemampuan dan minat yang ada. Sejak awal, anak menunjukkan jarak
perbedaan individu dan lebih lanjut akan memilih, menyeleksi dan menggunakan
alat permainan.
Selanjutnya pada rentang usia 7 – 12 bulan, gambaran khas
tentang kemampuan dan minat bermain bayi usia 7 – 12 bulan dalam gerak, penglihatan,
berfikir, dan bahasa social atau lingkungan disajikan secara garis besar
berikut untuk memberikan latar belakang agar dapat mengingat alat-alat
permainan secara tepat. Sama seperti kelompok usia lainnya, tidak semua bayi
antara 7 – 12 bulan mempunyai pola yang sama rata atau mampu mendemonstrasikan
seluruh kemampuan dan minat yang telah disebutkan. Karena anak-anak selalu memperlihatkan perbedaan individu,
karakteristik khusus yang ada pada anak haruslah dijadikan ertimbangan ketika
akan merencanakan dan menyeleksi alat-alat permainan yang akan mereka gunakan.
·
Kemampuan
motorik
Usia 0 – 6 bulan :
a. Membuat gerakan lebih lancer dan
dengan maksud tertentu.
b. Kekuatan mengontrol tangan belajar
memukul, lalu meraih dan memegang obyek ( dengan seluruh tangan ).
c. Menemukan kaki, membawa kaki ke mulut
dan mengeksplorasi dengan kaki.
d. Mulai duduk dan dapat bermain dengan
semangat.
e. Meningkatnya kemampuan dalam
permainan otot yang lebih luas, termasuk berguling, berlari, membanting, dan
melambung.
10
Usia 7 – 12 bulan :
a. Mulai duduk sendiri.
b. Mulai merangkak dan maju pelan-pelan
ke atas atau ke dalam.
c. Mulai menarik kaki untuk berdiri,
berpijak ( berjalan setelah memegang perabot ) dan berjalan ( 10 – 16 bulan ).
d. Memperlihatkan keinginan untuk
berpindah atau bergerak dan mempraktikkan kemampuan tersebut.
e. Berkembangnya fungsi mengenggam ( ibu
jari dan jari ) menjadi menjepit dan mulai memegang benda dengan satu tangan
setelah memanipulasi benda lain.
f.
Mulai
memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain.
g. Mulai menyusun benda.
h. Mulai ingin membenturkan atau
membanting, memasukkan,menyodok atau menusuk, menggulung, menekan, menurunkan,
mengocok, memukul, melempar, membuka atau menutup, mendorong atau menarik,
menggosok atau mengisi, menarik.
i.
Senang
bermain saat mandi, menyepak dan berkecipak di air.
·
Kemampuan
perceptual kognitif
Usia 0 – 6 bulan :
a. Mengikuti obyek dengan mata, tetapi
tidak mencari obyek yang hilang dari tampilan.
b. Belajar untuk melokalisir suara dan
mencoba melihat asal suara tersebut.
11
c. Merespon irama, music, menyanyi (
diperbolehkan bergerak, mengguncang, atau membuat suara ).
d. Mengembangkan visual dengan
menjangkau ruangan.
e. Mengeksplorasi dunia dengan mata dan
telinga dan mulai bereksplorasi dengan tangan, kaki, dan mulut.
f.
Mulai
mengenal orang yang dekat dengannya, obyek dan peristiwa lalu mengharapkan
mereka selalu muncul kembali.
g. Menjadi sadar pada kesenangan yang
baru dan orang yang tidak dikenal, obyek dan peristiwa.
h. Meniru gerakan sederhana.
Usia 7 – 12 bulan :
a. Memperlihatkan minat atau perhatian
terhadap obyek ( benda yang terlihat maupun tidak terlihat dan orang
mengembangkan obyek yang tetap, kira-kira 11 bulan, melihat benda atau obyek di
luar penglihatan ).
b. Melihat benda atau perhatian dengan
wadah atau kotak yang berhubungan seperti : lemari makan kosong, celana
panjang, dan benda yang bercorak.
c. Senang menggelindingkan dan
menjatuhkan benda ( menggunakan tali untuk menarik kembali benda yang telah
jatuh dari tepi meja mainan atau kursi panjang ).
d. Senang menjelajahi benda-benda.
e. Senang mengoperasikan peralatan
sederhana ( membuka atau menutup, mendorong atau menarik ) dan menimbulkan
suatu reaksi.
f.
Menunjukkan
ketekunan dan perhatian terhadap sesuatu yang baru.
12
g. Mengingat orang, benda, permainan,
aksi dengan mainan.
h. Mulai mencari benda yang tersembunyi
( kira-kira 11 bulan ).
i.
Mulai
menunjukkan minat terhadap buku yang bergambar.
·
Kemampuan
social dan bahasa
Usia 0 – 6 bulan :
a. Menampilkan daya tarik khusus pada
orang ( wajah dan khususnya suara ).
b. Mulai tersenyum diwajah, pada suara
dan gambar pada cermin.
c. Menjadi diam dalam visual atau kontak
suara dengan orang lain.
d. Mulai mencari perhatian dan mengontak
dengan orang.
e. Merespon suara untuk kontak social
dan suara lainnya.
f.
Tidak
sama reaksinya pada nada emosi pada suara lain ( marah vs ramah ).
g. Membedakan diantara orang yang
dikenal dan tidak.
h. Mulai untuk mendengkut, bergumam, dan
tertawa dengan keras dan bermain dengan bunyi.
i.
Mendengarkan
suara dan meniru suara.
Usia 7 – 12 bulan :
a. Dapat menunjukkan rasa takut pada
orang asing atau memberi reaksi nakal atau buruk untuk mengubahnya, bermain
dengan baik dengan orang lain dari keluarga terdekat.
b. Memperhatikan dan kadang-kadang
meniru orang lain.
c. Menunjukkan kesadaran akan
ketidaksetujuan terhadap lingkungan.
d. Senang menarik perhatian dan dapat
menimbulkan reaksi social.
13
e. Menyenangi permainan yang sederhana
seperti ciluk baa…dan da…da…
f.
Berceloteh
dan bermain dengan bahasa, berusaha untuk dapat meniru suara.
g. Senang mendengarkan suara music atau
lagu sederhana.
h. Paham bila ada orang yang menyebut
namanya dan mampu mengikuti perintah sederhana.
Usia 1 – 2 tahun ( 13 – 24 bulan ) :
Usia ini, gerakan tubuh, pengamatan,
daya fikir dan social terus berkembang. Hal ini tentunya memengaruhi cara
bermain dan alat-alat yang digunakan dalam bermain.
·
Kemampuan
motorik
a. Melatih ketrampilan fisik.
b. Suka untuk menarik, meletakkan,
mendorong, membongkar, menyusun, memukul, mengosongkan, dan mengisi.
c. Senang mendorong dan menarik sambil
berjalan.
d. Suka menaiki dan dapat mengatur
langkah untuk menaiki tangga rumah.
e. Mencoba dan meniru ketika berbusana.
f.
Mempertunjukkan
kemampuan pada benda-benda kecil.
g. Menggerakkan dan memindahkan mainan
dari suatu tempat ke tempat lain.
h. Menendang dan menangkap bola besar.
i.
Menggerakkan
dan memutar tombol.
·
Kemampuan
persepsi kognitif
a. Memperlihatkan ketertarikan pada
hubungan sebab akibat.
b. Memperlihatkan keinginan untuk selalu
mencoba dengan benda-benda.
14
c. Tertarik pada cara kerja benda yang
bergerak/berpindah dan bereaksi.
d. Menggabungkan benda-benda dengan benda
lain.
e. Menunjukkan pemahaman dan
fungsi-fungsi peralatan keluarga yang sederhana.
f.
Menunjukkan
ketertarikan pada benda-benda yang tersembunyi.
g. Mengelompokkan benda-benda sejenis.
h. Suka bermain air dan pasir.
i.
Mencoret-coret
pada kertas.
·
Kemampuan
social dan bahasa :
a. Bermain dalam suatu kelompok dan
lebih banyak bersosialisasi.
b. Lebih menuntut adanya kebebasan.
c. Suka pada permainan meniru.
d. Menyatakan kasih sayang pada sesama.
e. Mulai tertarik dengan buku-buku
bergambar.
f.
Menyukai
permainan interaktif seperti mainan.
Usia 2 – 3 tahun :
Kemampuan dan minat bermain pada anak
usia 2 tahun, meliputi kemampuan motorik ( gerak ), kognitif ( kemampuan
berfikir dan mengamati ) dan kemampuan afektif ( kemampuan berbahasa dan bersosialisasi
). Kemampuan tersebut sangat penting karena tidak semua anak pada usia ini
melakukan seluruh kemampuan dan minat yang telah disebutkan tadi. Karena
tiap-tiap tingkat perkembangan itu berbeda, kemampuan dan minat pada
masing-masing anak mungkin saja menyerupai anak-anak yang lebih muda ataupun
anak-anak yang lebih tua usianya.
15
Kemampuan dan minat anak berkembang
karena pengaruh interaksi di lingkungannya. Budaya dan pengalaman individu
memberikan pengaruh pada minat bermainnya. Ketika anak bertambah besar,
pengenalan anak mulai meningkat, mulai ingin merencanakan dan mengerjakan
sesuatu secara teratur sehingga menjadi lebih menarik dan menantang. Namun jika
terlalu banyak variasi akan menimbulkan rasa bingung atau takut. Yang perlu
diingat sebelum memberikan pengalaman baru pada anak adalah kesesuaian dengan
kemampuan dan minat anak. Setelah itu barulah kita dapat memilihkan permainan
yang tepat untuknya. Semakin anak dewasa, budaya dan ketepatan dalam penyediaan
permainan harus disesuaikan dengan kemampuan-kemampuan anak dan harus mendukung
perkembangan potensi anak serta lingkungannya.
·
Kemampuan
Motorik
a. Berkaitan dengan kegiatan/aktifitas
otot.
b. Sangat bergantung pada kegiatan fisik
seperti melompat, memanjat, memegang sesuatu dengan tangan, berputar-putar,
lari berjinjit, melakukan salto/jungkir balik, berguling-gulingan.
c. Melempar dan merebut semua macam
benda.
d. Mendorong sebuah benda dan mencoba
mengemudikannya.
e. Mulai memainkan dan mengkoordinasikan
tangan dan jarinya, + pada usia 2,5 – 3 tahun.
f.
Sangat
menyukai mainan dengan ukuran yang kecil dan mulai menyelidiki sifat dari
permainan tersebut.
16
·
Kemampuan
kognitif ( kemampuan berfikir dan mengamati )
a. Menunjukkan keingintahuan terhadap
sifat suatu benda/obyek seperti susunan, bentuk, ukuran, dan warnanya.
b. Mencocokkan beberapa benda/obyek yang
sama.
c. Mulai membuat bentuk/pola,
menyesuaikan ukurannya dengan contoh yang dilihat ( 2 s/d 4 pola ).
d. Memperlihatkan aktifitas kreatif
permulaan ( menggambar, membangun, membentuk dari tanah liat ).
e. Menggunakan suatu obyek untuk
melakukan perbuatan obyek lain ( contoh : menjadikan sebuah boneka seperti
seekor hewan ).
f.
Mulai
berfikir untuk mencari jalan keluar dari suatu masalah dengan cara coba dan
ralat.
·
Kemampuan
bersosialisasi dan bahasa
a. Senang terhadap permainan yang
bersifat imajinasi/fantasi dan mulai tertarik bermain rumah-rumahan.
b. Mulai bermain dengan anak lain dan
mulai menyukai bermain peran dengan teman-temannya.
c. Yang dapatdilakukan orang dewasa :
-
Berikan
beberapa alat permainan yang aman dan tahan lama kepada anak.
-
Tunjukkan
keinginan yang kuat terhadap kemandiriannya, dengan memberikan pujian bila dia
telah melakukan sesuatu yang benar.
17
-
Biasakan
berbicara ketika bermain dan biasakan anak untuk mengutarakan keinginan/mengeluarkan
pendapatnya.
-
Biasakanlah
untuk mendengarkan cerita-cerita sederhana dari buku-buku cerita dan
sering-seringlah membacakannya.
Usia 3 – 4 tahun :
Saat
memasuki usia 3 tahun, biasanya seorang anak akan semakin mandiri dan mulai
mendekatkan diri pada teman-teman sebayanya. Pada tahapan usia ini anak mulai
menyadari tentang apa yang dirasakan dan apa yang telah mampu dilakukan dan
yang belum mampu dilakukan ( Sujiono dan Sujiono, 2005 : 5 ). Selain itu, pola
kegiatan bermainnyapun telah berubah, karena anak mulai memasuki tahapan
bermain parallel dimana seorang anak bermain dengan anak lain tanpa interaksi
dan tidak mau memberikan mainannya ketika ada yang ingin meminjam atau
sebaliknya menolak mengembalikan mainan yang dipinjamnya. Hal ini berdampak
pada kegiatan bermain mereka yang seringkali diwarnai konflik atau pertikaian,
tetapi biasanya hanya bersifat sementara saja.
Selanjutnya diakhir usia 4 tahun,
anak berada pada tahapan bermain asosiatif, dimana terjadi interaksi dalam
kelompok bermain walaupun masih sering terjadi konflik menuju ke tahapan
bermain kooperatif. Anak dapat mendengarkan dan merespon terhadap anak lain dan
sebagian besar dari mereka mulai mampu bekerja sama dalam menyelesaikan tugas
kelompok.
18
Berhubungan dengan pengembangan
program kelas berpusat pada anak, Coughlin dkk ( 2000 : 26 ) menjelaskan
ciri-ciri umum anak dalam rentang usia 3 – 4 tahun, diantaranya :
1. Anak-anak pada usia tersebut
menunjukkan perilaku yang bersemangat, menawan dan sekaligus tampak kasar pada
saat-saat tertentu.
2. Anak mulai berusaha untuk memahami
dunia disekeliling mereka, walaupun mereka masih sulit untuk membedakan antara
khayalan dan kenyataan.
3. Pada suatu situasi tertentu anak
tampak sangat menawan dan dapat bekerja sama dengan teman dan orang lain,
tetapi pada saat yang lain mereka menjadi anak yang pengatur dan penuntut.
4. Anak mampu mengembangkan kemampuan
berbahasa dengan cepat, mereka seringkali terlihat berbicara sendiri dengan
suara keras ketika mereka memecahkan masalah atau menyelesaikan suatu kegiatan.
5. Secara fisik, anak memiliki tenaga
yang besar tetapi rentang konsentrasinya pendek sehingga cenderung berpindah
dari satu kegiatan ke kegiatan lain.
·
Kemampuan
kognitif
a. Dapat memahami konsep makna yang
berlawanan seperti kosong-penuh, ringan-berat, atas-bawah.
b. Dapat memadankan bentuk geometri (
lingkaran, persegi dan segi tiga ) dengan obyek nyata atau melalui visualisasi
gambar.
c. Dapat menumpuk balok atau
gelang-gelang sesuai ukurannya secara berurutan.
d. Dapat mengelompokkan benda yang
memiliki persamaan warna, bentuk, dan ukuran.
19
e. Dapat menyebutkan pasangan benda.
f.
Mampu
memahami sebab akibat.
g. Dapat merangkai kegiatan sehari-hari
dan menunjukkan kapan setiap kegiatan dilakukan.
h. Menceritakan kembali 3 gagasan utama
dari suatu cerita.
i.
Mengenali
dan membaca tulisan melalui gambar yang sering dilihat dirumah atau disekolah.
j.
Mengenali
dan menyebutkan angka 1 – 10.
·
Kemampuan
motorik
Motorik kasar :
a. Berdiri diatas salah satu kaki selama
5 – 10 detik.
b. Menaiki dan menuruni tangga dengan
berpegangan dan berganti-ganti kaki.
c. Berjalan pada garis lurus.
d. Berjalan dengan berjinjit sejauh 3
meter.
e. Berjalan mundur.
f.
Melompat
ditempat, ke depan, dengan dua kaki sebanyak 4 kali.
g. Bermain dengan bola ( menendang
dengan mengayunkan kaki ke belakang dan ke depan, menangkap bola yang melambung
dengan mendekapnya ke dada ).
h. Mendorong, menarik dan mengendarai
sepeda roda tiga atau mainan beroda lainnya.
i.
Dapat
melakukan permainan dengan ketangkasan dan kelincahan seperti menggunakan papan
luncur.
20
Motorik halus :
a. Dapat mengoles mentega pada roti.
b. Dapat mengikat tali sepatu sendiri
dengan sedikit bantuan.
c. Dapat membentuk dengan menggunakan
tanah liat atau plastisin.
d. Membangun menara yang terdiri dari 5
– 9 balok.
e. Memegang kertas dengan satu tangan
dan mengguntingnya.
f.
Menggambar
kepala dan wajah tanpa badan.
g. Meniru melipat kertas satu-dua kali
lipatan.
h. Mewarnai gambar sesukanya.
i.
Memegang
krayon atau pensil yang berdiameter lebar.
·
Kemampuan
social dan bahasa
-
Sosio
emosional
a. Dapat mengerti keinginan orang lain
dan dimengerti oleh lingkungannya.
b. Dapat berinteraksi dengan teman dalam
suasana bermain dan bergembira.
c. Dapat meminta persetujuan orang
dewasa yang disayanginya.
d. Dapat menunjukkan rasa kepedulian
terhadap orang yang mengalami kesulitan.
e. Dapat berbagi dengan teman dan orang
dewasa lainnya.
f.
Dapat
memilih teman bermain.
g. Dapat mengekspresikan emosi secara
wajar baik melalui tindakan kata-kata ataupun ekspresi wajah.
h. Dapat menunjukkan rasa sayang pada
orang lain.
21
i.
Dapat
meniru dan berminat pada kegiatan yang dilakukan oleh orang dewasa.
j.
Dapat
menunjukkan sikap sabar ketika menunggu giliran.
k. Dapat menggunakan barang orang lain
secara berhati-hati.
l.
Dapat
menunjukkan kebanggaan terhadap keberhasilan.
-
Bahasa
:
a. Dapat berbicara dengan menggunakan
kalimat sederhana yang terdiri dari 4 – 5 kata.
b. Mampu melaksanakan tiga perintah
lisan secara berurutan dengan benar.
c. Senang mendengarkan dan menceritakan
kembali cerita sederhana dengan urut dan mudah dipahami.
d. Menyebut nama, jenis kelamin, dan
umurnya.
e. Menyebut nama panggilan orang lain (
teman, kakak, adik atau saudara yang telah dikenalnya ).
f.
Mengerti
bentuk pertanyaan dengan menggunakan apa, mengapa, dan bagaimana?
g. Dapat mengajukan pertanyaan dengan
menggunakan kata apa, siapa dan mengapa?
h. Dapat menggunakan kata depan, di
dalam, di luar, di atas, di bawah, di samping.
i.
Dapat
mengulang lagu anak-anak dan menyanyikan lagu sederhana.
22
j.
Dapat
menjawab telepon dan menyampaikan pesan sederhana.
k. Dapat berperanserta dalam suatu
percakapan dan tidak mendominasi untuk selalu ingin didengar.
Usia 4 – 6 tahun :
Kemampuan
dan minat anak pada tahapan perkembangan usia 4 – 6 tahun mengalami banyak
perubahan yang sangat berarti,sehingga
banyak hal yang layak untuk diberikan pada usia tersebut. Pada kondisi yang
normal, umumnya anak pada usia ini sudah memiliki kematangan pada seluruh
kemampuan. Banyak hal yang menakjubkan seolah terjadi, membuat orang dewasa
merasa bangga dan senang tetapi juga terkadang melakukan aktifitas diluar
control diri yang berakibat membahayakan dirinya dan orang lain. Anak usia ini
senang melakukan berbagai eksplorasi terhadap segala sesuatu yang dilihat.
Didengar maupun yang dapat dirasakannya sebagai wujud dari keingintahuan yang
begitu besar.
·
Kemampuan
motorik
a. Mampu berlari, meloncat, memanjat,
dan keseimbangan menguatkan kemampuan motorik kasar yang telah berkembang
dengan baik.
b. Peningkatan kemampuan control atau
jari tangan mengambil benda-benda yang kecil, memotong garis dengan gunting,
memegang pensil dengan bantuan orang dewasa, merangkai manik-manik kecil.
23
c. Membangun yang membutuhkan keahlian,
biasanya menyukai konstruksi-konstruksi bahan, konstruk anak, dan juga
aktifitas besar dengan unit dan bahan konstruksi yang besar.
d. Menunjukkan minat yang besar dalam
permainan bola dengan peraturan yang sederhana.
·
Kemampuan
perceptual kognitif
a. Menunjukkan minat dalam rasa dan
perbedaan aktifitas sensori motor ( warna, ukuran atau bentuk, suara, rasa bau,
berat ).
b. Menunjukkan peningkatan minat dalam
angka-angka sederhana dan kuantitas kegiatan ( seperti : menghitung, mengukur,
meneliti, kurang-lebih, dan besar kecil ), kegiatan kebahasaan ( menyebutkan
nama-nama huruf/suara, menjiplak huruf dan pura-pura menulis, melakukan kegiatan-kegiatan
dengan buku ).
c. Melakukan kegiatan yang lebih
bertujuan dan mampu merencanakan suatu kegiatan secara aktif.
d. Menunjukkan peningkatan minat dalam
menghasilkan rancangan, termasuk puzzle dan dalam mengkonstruksikan dunia
permainan.
e. Turut serta dalam pertunjukan seni
yang membutuhkan aksi panggung.
f.
Menunjukkan
peningkatan kewaspadaan terhadap sesuatu yang nyata dalam berbagai macam
bentuk, pakaian, bermain peran dan permainan konstruksi.
g. Menunjukkan minat terhadap alam,
pengetahuan, binatang, waktu, dan bagaimana benda bekerja.
24
·
Kemampuan
bahasa dan social
a. Menunjukkan minat yang tinggi dalam
bermain peran ( menciptakan kembali
pekerjaan orang dewasa, menggunakan kostum dan alat-alat pentas ).
b. Menunjukkan peningkatan minat dan
permainan berpura-pura di dalam kelompok.
c. Mulai berbagi dan bergiliran-konsep
bermain secara adil/sportif.
d. Berkaitan dengan permainan social,
biasanya mampu bekerja sama, mempraktikkan, bermusyawarah ( bermain pura-pura
dengan menggunakan peran orang dewasa yang realistis atau nyata ).
e. Membenci kekalahan dan tidak siap
untuk mengkoordinasikan permainan yang kompetitif.
f.
Menikmati
permainan papan sederhana, menitikberatkan pada peluang, tidak pada strategi.
g. Perbedaan peningkatan jenis kelamin
dalam permainan peran dan minat.
h. Menikmati melihat buku-buku dan siap
untuk membaca.
i.
Menunjukkan
minnat menulis dan membaca kata-kata atau kalimat.
Usia 6 – 8 tahun :
Anak
usia antara 6 – 8 tahun merupakan masa peralihan dari prasekolah ke masa
sekolah dasar ( SD ). Masa ini dikenal dengan masa peralihan dari kanak-kanak
awal ke masa kanak-kanak akhir sampai menjelang masa pra pubertas.
Pada
umumnya setelah mencapai usia 6 tahun perkembangan jasmani dan rohani anak
telah semakin sempurna.
25
Pertumbuhan fisik berkembang pesat
dan kondisi kesehatannyapun semakin baik, artinya anak menjadi lebih tahan
terhadap berbagai situasi yang dapat menyebabkan terganggunya kesehatan mereka.
Sedangkan dari perkembangan rohaninya semakin stabil, Ia sudah mampu mengenal
lebih banyak teman di lingkungan social yang lebih luas. Keinginan untuk
menjelajah dunia sekitarpun semakin besar dan terarah seiring dengan
perkembangan berfikirnya yang telah memasuki tahap pra operasional.
Pada
masa ini anak diharapkan dapat mengembangkan berbagai ketrampilan dasar, yang
bersifat akademis seperti membaca, menulis, dan berhitung dan atau yang
bersifat non akademis seperti moralitas, kedisiplinan dan konsep diri ) yang
merupakan pedoman berperilaku dan menjadi lebih mandiri. Secara lebih spesifik
berikut akan dijabarkan berbagai aspek tumbuh kembang pada anak usia 6 – 8
tahun.
·
Kemampuan
motorik
Motorik kasar :
a. Berdiri dengan satu kaki tanpa jatuh.
b. Berlari lurus tanpa jatuh dan
zigzag/bervariasi, misalnya melalui rintangan.
c. Berjalan lurus dan bervariasi.
d. Melompat dari ketinggian 20 cm.
e. Melempar dan menangkap bola kecil
dengan jarak 5 – 10 meter.
f.
Mengkombinasikan
gerakan jalan dan lari.
g. Mengkombinasikan gerakan jalan, lari,
melompat dan melempar.
h. Berguling ke depan/koprol.
26
i.
Sudah
dapat mengendarai sepeda roda dua.
j.
Dapat
menari dan mengikuti gerakan dalam senam irama.
Motorik Halus :
a. Menggambar orang dengan anggota tubuh
lengkap.
b. Mampu makan, minum dan berpakaian
sendiri.
c. Membuat atau menulis angka.
d. Membuat bentuk wajik, segitiga dan
segiempat.
e. Memotong dan menggunting dengan
sempurna.
f.
Menggambar
sesuai dengan penglihatan.
g. Meniru kalimat dengan tulisan tangan.
·
Kemampuan
perceptual kognitif
a. Mampu membedakan kata yang hampir
sama.
b. Mampu mengenal angka 1 sampai 500
secara bertahap.
c. Mengenal nilai tempat.
d. Mampu memahami konsep penjumlahan dan
pengurangan, perkalian dan pembagian, bangun ruang, luas dan waktu.
e. Mengelompokkan benda menurut cerita.
f.
Bermain
teka-teki atau membuat kata menyebut huruf atau bunyi awal kata.
·
Kemampuan
bahasa dan social
a. Mampu menguasai lebih kurang 14.000
kata.
b. Mampu memperkenalkan diri, nama,
alamat dan keluarganya.
27
c. Menceritakan banyak hal, diantaranya
cerita mengenai keadaan di rumah, di sekolah, ibu, guru, dan permainan yang
disukainya.
d. Anak mengerti bahwa beberapa kata
mempunyai arti dan fungsi.
e. Anak dapat bercerita sendiri dengan
gambar yang dibuatnya.
f.
Membaca,
menyempurnakan kalimat sederhana dan menirukan kata.
g. Menyempurnakan kalimat dan mengisi
titik-titik.
h. Menyempurnakan kalimat secara lisan
sesuai gambar.
i.
Menceritakan
kegiatan berdasarkan gambar dan membaca percakapan.
j.
Menjawab
pertanyaan, menyanyikan lagu puisi yang sesuai dengan gambar.
k. Membaca nyaring dengan lafal dan
intonasi yang wajar.
l.
Mendeklamasikan
dan melagukan puisi yang sesuai untuk anak-anak.
m. Mengungkapkan rasa tidak suka.
n. Menyapa dengan tutur kata yang sopan.
o. Mampu bergaul akrab dengan kawannya,
bermain bersama dan mengadakan eksperimen kelompok.
p. Mampu bertingkah laku sesuai dengan
norma etis dan social di lingkungan.
Sejumlah karakteristik
disetiap tahapan usia perkembangan di atas haruslah menjadi dasar dalam
menyusun materi program pengembangan kemampuan anak.
28
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perkembangan diuraikan di dalam
terminology yang berbeda yang tergantung pada segi pandang seorang filosofis.
Orientasi filosofis yang utama diwakili oleh behaviors, maturationis,
interaktionis dan psikoanalis.Tahapan-tahapan yang berbeda dalam perkembangan
anak mempunyai implikasi untuk merencanakan suatu kurikulum untuk anak-anak.
Para guru harus memikirkan tentang kemampuan fisik anak-anak dan persyaratan
kognitif dari tugas kognitif yang mereka pilih yang juga berbeda ketika mereka
memilih pengalaman anak-anak. Mereka juga harus merencanakan aktifitas yang
akan membantu anak dalam mengembangkan ketrampilan social mereka.
B.
Saran
Seorang guru yang kaya akan permainan
dan kreatif akan mudah akrab dengan peserta didiknya. Namun hal ini belum
menjamin bahwa ia akan berhasil membawa anak didiknya mencapai tujuan yang
sempurna. Oleh karena itu guru dalam mempersiapkan permainan anak dan dunia
permainannya perlu sekali memperhatikan prosedur pelaksanaan pembelajaran
melalui bermain anak, antara lain : a. Menentukan tujuan dan tema kegiatan
bermain.
b. Menentukan jenis kegiatan bermain.
c. Menentukan tempat dan ruang
bermain.
d. Menentukan bahan dan peralatan
bermain.
e. Mengurutkan langkah bermain.
29
DAFTAR PUSTAKA
Mendidik dengan metode BCM ( bermain,
cerita, dan menyanyi ), Pustaka Syahida
Kotagedhe, Yogyakarta.
Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia
Dini.
Edisi 1 Materi PGTK Universitas
Terbuka, Strategi pembelajaran TK.
30