MEMPELAJARI
PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN AUD
Artikel ini
disusun guna memenuhi tugas matakuliah“Psikologi Perkembangan”
Dosen
Pengampu : Mohdi Anto Total, M.Pd
Disusun Oleh
:
Khotijah
Zahriah NIM 11170201
S1 –
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI ( PAUD )
STPI BINA
INSAN MULIA YOGYAKARTA
TAHUN
AKADEMIK 2012/2013
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan
syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga terselesaikannya artikel yang berjudul “Mempelajari psikologi
perkembangan AUD” ini. Anak Usia Dini ( AUD ) adalah sosok individu yang sedang
menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi
kehidupan selanjutnya. Anak selalu aktif, dinamis, antusias, dan ingin tahu
terhadap apa yang dilihat dan didengarnya, seolah-olah tak pernah berhenti
belajar. Anak juga bersifat egosentris, memiliki rasa ingin tahu secara
alamiah, merupakan makhluk social, unik, kaya dengan fantasi, memiliki daya
perhatian yang pendek, dan merupakan masa yang potensial untuk belajar.
AUD adalah anak yang berada pada rentang usia
0-8 tahun (NAEYC,1992) meskipun pada umumnya memiliki pola perkembangan yang
sama, tetapi ritme perkembangannya akan berbeda satu sama lainnya karena pada
dasarnya anak bersifat individual, begitu sebaliknya dengan orang dewasa.
Tak ada gading yang tak
retak, penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan, bahasa, dan isi
artikel ini. Kami menerima tegur sapa, saran dan kritikan konstruktif dari
teman-teman mahasiswa dan segenap civitas akademika STPI BINA INSAN MULIA
YOGYAKARTA khususnya Dosen Pengampu Materi : Mohdi Anto Total, M.Pd sehingga
menjadi artikel yang bermanfaat.
Purworejo, Januari 2013
Penulis
ii
MEMPELAJARI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN AUD
A.
Pengertian Psikologi Perkembangan
Adalah suatu
ilmu yang merupakan bagian dari psikologi, dalam ruang lingkupnya ilmu ini
termasuk psikologi khusus yaitu mempelajari kekhususan daripada tingkah laku
individu dalam perkembangannya dan latar belakang yang mempengaruhinya. Ada
beberapa manfaat mempelajari Psikologi Perkembangan diantaranya, yaitu :
1. Untuk mengetahui tingkah laku
individu itu sesuai atau tidak dengan tingkat usia/perkembangannya.
2. Untuk mengetahui tingkat kemampuan
individu pada setiap fase perkembangannya.
3. Untuk mengetahui kapan individu bisa
diberi stimulus pada tingkat perkembangan tertentu.
4. Agar dapat mempersiapkan diri dalam
menghadapi perubahan-perubahan yang akan dihadapi anak.
5. Khusus bagi tenaga pendidik, agar
dapat memilih dan memberikan materi dan metode yang sesuai dengan kebutuhan
anak.
B.
Psikologi Perkembangan AUD
Perkembangan dan
pertumbuhan anak saat lahir, sangatlah tidak dapat dipisahkan.
1
Perkembangan motorik dan fisik anak
sangatlah berhubungan dengan pertumbuhan psikis anak. Oleh karena itu psikologi
perkembangan AUD berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak secara
menyeluruh.
Anak akan
mengalami suatu periode yang dinamakan sebagai masa keemasan ( Golden Age )
antara rentang usia 0-6 tahun, anak akan mengalami tingkat perkembangan yang
sangat drastic dimulai dari perkembangan berfikir, perkembangan emosi, perkembangan
motorik, perkembangan fisik dan perkembangan social. Lonjakan perkembangan ini
tidak akan terjadi lagi diperiode selanjutnya. Saat perkembangan anak khususnya
saat perkembangan dini, orang tua harus benar-benar menjadikannya sebagai
perhatian khusus. Karena hal ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap
kehidupan anak dimasa yang akan datang.
Untuk
mendukung hal tersebut, berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan
orang tua mengenai perkembangan anaknya, yaitu :
1. Perkembangan Kognitif
2. Perkembangan Fisik Anak
3. Perkembangan Bahasa
4. Perkembangan Sosio-Emosional
2
·
Perkembangan Kognitif AUD
Salah
satu perkembangan yang dianggap amat penting pada anak adalah perkembangan
kognitif, semakin banyak orang tua yang menganggap bahwa perkembangan kognitif
ini harus dikembangkan semaksimal mungkin sejak masa kanak-kanak. Hal ini
adalah salah satu akibat dari meningkatnya persaingan dalam era globalisasi
semakin ketat yang menyebabkan hanya orang-orang yang tangguh sajalah akan
bertahan.
Orang
tua menyadari hal ini sehingga mereka berlomba-lomba mengembangkan kemampuan
kognitif anak sedini mungkin. Perkembangan kognitif AUD dapat dibedakan menjadi
beberapa masa beserta karakteristiknya, antara lain :
1. Masa Bayi dan Balita
a. Menurut Papalia ( 1993 ) bayi yang
normal dan sehat memasuki dunia dengan kemampuan kognitif yang dapat berfungsi
dengan baik. Mereka dapat belajar dan dapat menggunakan bahasa.
b. Sejak dilahirkan, manusia memainkan
peran aktif dalam mempengaruhi lingkungan dan bereaksi terhadap lingkungannya
tersebut.
3
c.
Menurut Piaget, pada tahapan ini anak sudah mengenal object permanence yaitu kesadaran bahwa sebuah benda atau orang
tetap ada walaupun mereka tidak terlihat.
d.
Menurut teori Information
Processing, bayi dapat memproses informasi yang ia dapat karena ia memiliki
Visual Recognition Memory. Kemampuan
ini erat hubungannya dengan cara bersikap orang tua dan orang-orang lain
disekeliling anak.
e.
Perkembangan bahasa terjadi amat pesat, tahapan yang umumnya dilalui
seorang anak dalam perkembangan berbahasanya, yaitu prespeech, gesture, first words, dan creating sentences.
f.
Kompetensi
memainkan peranan penting dalam perkembangan bayi dan batita. Kompetensi
menyebabkan seorang anak dapat bergaul dengan baik, menggunakan bahasa dengan
baik, dapat merencanakan serta melaksanakan sebuah tugas yang cukup rumit dan
dual focusing ( member perhatian pada dua hal sekaligus ).
g. Penelitian menemukan bahwa anak yang
kompeten umumnya berasal dari keluarga yang banyak memberikan stimulasi pada
anak.
4
2. Masa Awal Kanak-kanak
a. Memori anak berkembang dengan cukup
pesat.
b.
Autobiographical Memory adalah ingatan kita akan
kejadian-kejadian spesifik yang terjadi pada kehidupan kita.
c.
Recognition adalah kemampuan untuk
mengidentifikasikan sesuatu yang sudah kita ketahui sebelumnya.
d.
Recall adalah kemampuan untuk mereproduksi
pengetahuan dari ingatan.
e. Menurut Piaget, usia 3-6 tahun anak
berada pada masa praoperasional. Pada masa ini anak sudah dapat berfikir dalam
symbol, namun belum dapat menggunakan logika.
f.
Tahapan praoperasional memiliki beberapa kelemahan, kelemahannya adalah centration, irreversibility, terpaku
pada keadaan daripada perubahan, transductive
reasoning, dan egosentrism.
g. Bahasa anak sudah mulai berkembang
menuju kemampuan berbahasa orang dewasa. Memasuki usia 6-7 tahun, kalimat akan
semakin kompleks dan tata bahasanya juga semakin lengkap.
h. Pada usia ini berkembang dua
kemampuan, yaitu social speech dan private speech.
5
3. Masa Tengah Kanak-kanak ( Middle
Childhood )
a. Pendekatan Piaget : Tahapan Konkret
Operasional ( 7-11 tahun )
Anak
mengembangkan kemampuan untuk berfikir secara logis mengenai keadaan konkret
namun belum berfikir abstrak.
b. Konservasi adalah Kesadaran bahwa dua
stimulus yang sama ( misalnya dalam jumlah atau beratnya akan tetap sama
walaupun dipandang dari sudut yang berbeda, selama jumlah atau beratnya tidak
ditambah maupun dikurangi.
c. Pendekatan Information Processing, perkembangan ingatan pada tahap Middle Childhood . Ingatan mengikuti 3
tahapan dasar yaitu encoding, storage,
retrieval.
d. Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk mengingat yaitu : rehearsal ( latihan ), organization (
mengorganisasikan ), connection ( menyambung ), dan external aid ( bantuan dari
luar )
4. Masa usia 4-6 tahun
a. Anak sudah menyadari akan adanya
pikiran dalam diri mereka.
b. Pikiran mempunyai hubungan ke dunia
fisik, Pikiran tersebut terpisah dan berbeda dari dunia nyata.
c. Pikiran anak dapat mempresentasikan
obyek dan kejadian secara akurat dan tidak akurat, dapat menghubungkan
interpretasi realitas dan pengalaman emosi.
6
·
Perkembangan Fisik AUD
Anak usia 4-6
tahun berada pada tahap perkembangan early
childhood ( kanak-kanak awal ). Tahap usia ini juga biasa disebut sebagai
periode prasekolah.
Pertumbuhan
fisik pada tahap usia ini tetap mengalami peningkatan, akan tetapi pertumbuhan
tinggi dan berat badannya melambat ( tidak secepat masa bayi dan toddler ).
Perbedaan jenis kelamin terlihat diantara anak laki-laki tampak lebih tinggi
dan lebih berat.
Tubuh mereka
kelihatan lebih langsing dan semakin tinggi. Hal tersebut dikarenakan mereka
mulai kehilangan lemak bayi, tulang dan otot berkembang lebih besar, serta
pertumbuhan dada yang lebih besar daripada perut. Pada usia ini proporsi tubuh
semakin proporsional dan mulai menyerupai orang dewasa.
Sistem tubuh
bagian dalam menjadi matang, pertumbuhan gigi utama menjadi lengkap. Kesehatan
membaik, tetapi sering mengalami kecelakaan kecil ( jatuh ) karena kegiatan
fisik-motorik yang semakin aktif, muncul masalah pada makan dan tidur.
Perkembangan
motorik kasar dan halus berkembang pesat, kemampuan motorik yang dilakukan
antara lain : berlari dengan kecepatan yang semakin tinggi serta gerakan dan
arah yang lebih teratur,
7
melompat lebih tinggi dan lebih jauh,
serta melempar dan menangkap dengan gerakan dan kekuatan yang lebih baik. Anak
juga semakin lincah menaiki dan menuruni tangga.
Pada
kemampuan motorik halus tampak bahwa anak semakin terampil menggunakan
jari-jari tangannya. Anak mulai dapat mengurus dirinya sendiri, seperti membuka
dan mengancingkan pakaian, menyisir rambut, memakai sepatu, serta makan dan
minum sendiri. Anak juga mulai dapat melakukan kreasi, seperti
menggunting-menempel kertas, menggambar, dan mewarnai. Di usia ini anak sudah
menetapkan penggunaan tangan dominannya ( handedness ). Beberapa masalah yang
sering terjadi, diantaranya :
a. Dalam perkembangan fisik yang sering
dialami oleh anak usia 4-6 tahun adalah masalah malnutrisi ( kekurangan gizi )
serta obesitas ( kegemukan ).
b. Dalam perkembangan motorik kasar yang
terjadi, diantaranya adalah kesulitan dalam mengontrol keseimbangan sehingga
gerakan anak akan tampak ragu-ragu dan kurang serasi. Selain itu juga tampak
adanya masalah pada koordinasi gerakan dan kecepatan bereaksi terhadap
rangsang.
8
c. Dalam ketrampilan motorik halus yang
tampak jelas pada anak-anak prasekolah, yaitu bahwa mereka belum mampu membuat
gambar yang bermakna serta belum rapi mewarnai gambar.
·
Perkembangan Bahasa AUD
Masa
Prasekolah merupakan saat perkembangan bahasa yang sangat pesat. Apabila pada
tahap usia sebelumnya mereka baru belajar mengucapkan kata dan mulai
menggabungkan 2-3 kata menjadi kalimat maka pada usia ini mereka mulai tampil
kompeten dalam melakukan komunikasi. Pembicaraan mereka mulai mendekati orang
dewasa.
Anak usia 4-6
tahun yang telah memasuki TK akan berinteraksi dan bermain dengan teman
sebayanya. Hubungan dengan teman sebaya menjadi factor yang penting bagi
perkembangan bahasa agar apa yang mereka sampaikan dapat dimengerti oleh
temannya. Sejalan dengan hal tersebut maka kosa kata yang dimiliki anak akan
meningkat. Penguasaan kosa kata ini diperoleh anak melalui fast mapping yaitu proses seorang anak menyerap arti dari suatu
kata baru setelah mendengarnya satu atau dua kali dalam sebuah percakapan. Kata
benda akan lebih mudah di-fast map
dibandingkan dengan kata sifat atau kata keadaan yang tidak konkret.
9
Selain kosa kata, anak
usia 4-6 tahun juga mengalami peningkatan dalam pembelajaran tata bahasa.
Mereka telah mampu untuk merangkai huruf menjadi kata, dan kata menjadi kalimat
yang bermakna. Rata-rata mereka dapat membuat kalimat yang terdiri dari 4-5
kata. Mereka juga mulai dapat mengeluarkan kalimat negatif, kalimat tanya, dan
kalimat pasif dengan tepat. Anak juga telah dapat menggunakan kalimat kompleks
dan multikausal ( hubungan sebab-akibat ), misalnya “saya makan karena lapar”.
Anak-anak usia ini mulai
menggunakan kalimat-kalimat panjang dalam berbicara. Mereka juga mulai dapat
bercerita dan sering menggunakan kata sambung, “abis itu…”abis itu…”. Selain
itu mereka juga mulai melakukan private
speech, yaitu bicara keras pada diri sendiri tanpa ada maksud untuk
berkomunikasi.
Selama usia prasekolah,
anak secara bertahap menjadi lebih terampil dalam membuat pesan dan pesan yang
disampaikan menjadi lebih jelas. Mereka mulai dapat mengontrol volume suara
disesuaikan dengar pendengarnya. Mereka juga mulai memperhatikan apakah
pendengarnya dapat memahami apa yang diucapkannya, dan tanpa diminta mereka
akan mengulangi pembicaraannya bila dibutuhkan.
10
Perkembangan bahasa lain
yang terjadi adalah “bermain peran”. Anak usia 4-6 tahun dapat memainkan peran
yang lebih dewasa dari usianya. Mereka juga akan berupaya untuk meniru suara
orang dewasa itu, dan bertingkah laku sesuai peran yang ditirunya.
Pada usia 5 tahun, bahasa
ekspresif dan bahasa reseptif anak telah berkembang cukup baik. Percakapan yang
terjadi juga dapat lebih mudah diikuti. Pada usia ini mereka mulai menyadari
pentingnya bahasa untuk memenuhi kebutuhannya. Peran serta orang dewasa dan
lingkungan sekitar anak akan sangat membantu penguasaan bahasa yang baik pada
anak.
Pada usia 4-6 tahun juga
terdapat berbagai macam masalah yang berkaitan dengan perkembangan bahasa anak.
Masalah-masalah ini terutama terkait dengan perkembangan bahasa dan bicara yang
terlambat. Sekitar 3% dari anak prasekolah mengalami keterlambatan. Masalah
yang biasanya tampak adalah kesulitan untuk mengungkapkan keinginan secara
verbal, kesulitan untuk berkomunikasi dengan menggunakan kalimat lengkap, dan
yang paling sering adalah cadel ( kesalahan artikulasi ).
11
·
Perkembangan Sosio-Emosional AUD
Ada 3 tujuan perkembangan social,
yaitu :
1. Pencapaian pemahaman diri dan
berhubungan dengan orang lain.
2. Bertanggung jawab pada diri sendiri.
3. Menampilkan perilaku social.
Ada 2 aspek yang penting dalam
pemahaman diri pada bayi, yaitu :
1. Kesadaran diri ( self-awareness ).
2. Pengenalan diri ( self-recognition ).
Pada masa kanak-kanak
awal, pemahaman diri meliputi hal-hal yang bersifat konkret. Pada masa usia
sekolah, pemahaman diri menjadi lebih umum, lebih realistis, meliputi
karakteristik internal, dan tidak lagi bersifat hitam-putih.
Sejak bayi, seseorang
sudah mengembangkan hubungan social melalui senyuman dan suara-suara yang
ditujukan kepada bayi lain. Dengan bertambahnya usia, hubungan yang terbentuk
menjadi lebih timbal balik dan makin kompleks pada masa usia sekolah. Kemampuan
mengatur diri sendiri berkembang dalam 3 fase, yaitu : fase control, fase
control diri, dan fase kemampuan mengatur diri sendiri ( self-regulation ).
12
Bayi sudah terikat dalam
perilaku prososial melalui kegiatan berbagi. Pada masa toddler bentuk perilaku
prososial menjadi lebih luas dan semakin meningkat pada tahun-tahun awal di
sekolah dasar. Perkembangan empati dimulai oleh adanya empati global pada masa
bayi. Pada masa toddler anak sudah mulai mengerti kesedihan yang dialami oleh
orang lain dan merespons untuk mengurangi kesedihan tersebut. Respons empati
berkembang dari bentuk yang tidak efektif ( pada masa bayi dan toddler ) ke
bentuk yang lebih tepat ( pada masa kanak-kanak awal dan usia sekolah ). Pada
masa usia sekolah respons empati mengalami peningkatan. Anak yang berkembang
baik dalam aspek-aspek social-emosional akan memiliki kualitas diri yang
positif.
C.
Studi Kasus Anak Berkebutuhan Khusus
dan Anak Indigo
1.
Anak Berkebutuhan Khusus
Dalam
kenyataan sehari-hari yang kita amati di lingkungan sekitar maupun lembaga PAUD
dimana tempat kita berprofesi sebagai tenaga pendidik, tidak semua anak
mengalami perkembangan yang normal sesuai dengan usia dan rata-rata anak
sebayanya. Ada anak yang membutuhkan perhatian khusus karena ia memiliki
kebutuhan khusus dalam aspek perkembangannya.
13
Pada masa
yang lalu anak dengan kebutuhan khusus dianggap mengganggu dan mendapatkan
pendidikan tidak selayak anak yang normal. Bahkan ada anggapan bahwa anak-anak
seperti itu tidak dapat dididik sehingga tidak perlu mendapatkan pendidikan.
Sementara itu, anak-anak yang normal namun mengalami masalah pada satu atau
beberapa aspek perkembangannya dirasakan menjadi masalah bagi kelancaran
pendidikan dan teman-teman sekelas.
Anak dengan
kebutuhan khusus adalah anak yang dianggap memiliki kemampuan berada diluar
rentang kemampuan anak sebayanya. Secara garis besar anak berkebutuhan khusus
dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu :
1. Anak berkebutuhan khusus di bidang
kecerdasan.
2. Anak berkebutuhan khusus dengan
keterlambatan perkembangan akibat masalah medis, fisik, atau emosional.
Dalam kasus
harian yang kita hadapi disekitar kita, bahkan di lingkungan lembaga PAUD itu
sendiri, ketika melakukan pengamatan terhadap AUD pastilah kita temukan
kemampuan yang berbeda diantara mereka walaupun tahap usia perkembangan sama
sebaya.
14
Ada yang
menunjukkan kemampuan yang sangat baik dalam mengerjakan tugas-tugasnya, atau
sebaliknya ada anak yang menunjukkan keterlambatan perkembangan kognisi
dibandingkan sebayanya. Dua titik dari kontinum kecerdasan ini dikenal dengan
istilah keberbakatan ( giftedness ) dan retardasi mental ( mentally retarded ).
a. Keberbakatan ( giftedness )
Anak berbakat
yaitu anak dengan kemampuan kecerdasan pada satu atau beberapa bidang yang
berada sangat jauh diatas rata-rata kemampuan anak sebayanya. Kemampuan
tersebut dapat dibidang akademik, seperti matematika atau sains, bidang seni
visual atau performa ( melukis, menggambar, mengarang, music, menyanyi, atau
seni peran ), kreatifitas, kepemimpinan, atau bidang yang berkaitan dengan
fisik dan psikomotor, seperti lari, renang, basket ( Cassidy & Hossler,
1992 dalam Papalia,2004 )
Jadi,
kemampuan yang luar biasa tersebut tidak hanya terbatas pada skor kecerdasan
umum ( IQ ) saja. Untuk menggolongkan seorang anak sebagai anak berbakat, tentu
saja diperlukan berbagai pertimbangan. Umumnya pertimbangan pertama adalah
potensi kecerdasan anak, yang diukur melalui tes kecerdasan baku, seperti
Wechsler atau Stanford-Binet. Skor kecerdasan umum ( IQ ) anak berbakat berada
diatas 130.
15
Namun, perlu
diingat bahwa bukan skor IQ saja yang dipertimbangkan dalam menentukan berbakat
tidaknya anak. Aspek lain yang perlu dipertimbangkan adalah kreatifitas, serta
komitmen terhadap tugas dan bidang yang menunjukkan keberbakatan anak, yaitu
bidang dimana anak menunjukkan kemampuan yang luar biasa dan diatas kemampuan anak-anak
sebayanya.
Beberapa
karakteristik anak berbakat yang dapat diamati sebagai panduan kita sebagai
tenaga pendidik untuk mengetahui gambaran kemampuan anak didik di lembaga PAUD
:
1. Ketrampilan berbahasa lisan,
a. Kosa kata yang sangat beragam.
b. Isi pembicaraan sangat bervariasi.
c. Mampu menceritakan kembali secara
kreatif.
d. Mampu mengemukakan lelucon dengan
baik.
2. Kemampuan belajar,
a. Mampu untuk mempelajari informasi
baru dengan cepat.
b. Mampu untuk menemukan hubungan antar
ide-ide yang berbeda.
c. Memiliki daya ingat yang sangat baik.
16
3. Ketrampilan menyelesaikan masalah,
a. Mampu untuk menyelesaikan persoalan
yang menantang.
b. Fleksibilitas dalam menerapkan
strategi penyelesaian masalah yang sudah dipelajari.
c. Mampu untuk melakukan improvisasi
terhadap benda atau material biasa.
4. Strategi kognitif dan metakognitif,
a. Menggunakan strategi belajar yang
rumit.
b. Berusaha untuk memahami sesuatu
daripada hanya mengingat.
c. Menggunakan pemahaman pemantauan yang
efektif.
5. Keingintahuan,
a. Sangat ingin memiliki pengetahuan
yang bervariasi.
b. Cenderung untuk banyak bertanya.
c. Motivasi diri yang sangat kuat untuk
menguasai persoalan yang menantang.
6. Ketrampilan Kepemimpinan dan Sosial,
a. Mampu untuk mengarahkan dan
memotivasi orang lain.
b. Memiliki sensitivitas terhadap
perasaan dan bahasa tubuh orang lain.
17
c. Mampu untuk menjadi penengah dalam
suatu ketidaksepakatan dan membantu orang lain mencapai kompromi.
Meskipun anak berbakat
menunjukkan kemampuan yang berbeda-beda dalam bidang keberbakatannya, secara
umum anak berbakat menunjukkan kemampuan belajar dengan mudah dan cepat. Selain
itu anak berbakat memiliki fleksibilitas dalam ide-ide dan penyelesaian tugas,
serta lebih dulu mampu berfikir abstrak pada usia di mana anak sebayanya belum
mampu ( Carter & Ormrod, 1982; Lupart, 1995; Maker, 1993; Winner, 1997
dalam McDevitt & Ormrod,2002 ).
b. Retardasi mental ( mentally retarded
)
Anak dengan retardasi mental
menunjukkan keterlambatan dalam perkembangan terutama pada aspek akademik dan
fungsi social. Seorang anak dianggap sebagai anak retardasi mental apabila
menunjukkan 2 ( dua ) karakteristik dasar berikut :
1. Secara signifikan, kecerdasan umum (
IQ ) berada dibawah rata-rata anak seusianya, yaitu dibawah skor 65 atau 70.
18
Tanda-tanda yang lain :
-Anak menunjukkan keterlambatan dalam penguasaan ketrampilan dasar pada
tahap perkembangan atau dalam mempelajari sesuatu,
hasil atau prestasi
belajarnya buruk bila dibandingkan dengan anak sebayanya pada hamper seluruh
bidang akademis.
2. Tingkah laku adaptif yang buruk.
Adalah perilaku yang berhubungan dengan
kegiatan sehari-hari dan situasi social. Anak dengan retardasi mental
menunjukkan keterbatasan untuk mengatur aktifitas harian sederhana dan
bertingkah laku sesuai dalam situasi social. Tampilan perilaku mereka seperti
tingkah laku anak yang usianya lebih muda.
Karakteristik
anak dengan retardasi mental terutama tampak pada kemampuannya yang berada
dibawah rata-rata kemampuan anak sebayanya. Secara khusus anak retardasi mental
menunjukkan ketidakmampuannya untuk memusatkan perhatian, mengingat, menyadari
apa yang mereka pikir dan pelajari, tida dapat menggunakan apa yang telah
mereka pelajari dalam situasi baru dan seringkali menunjukkan sikap putus asa
ketika mempelajari hal baru.
19
Dalam
berinteraksi seringkali anak dengan retardasi mental merasa nyaman bila bermain
dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Beberapa keadaan penyebab retardasi
mental, yaitu :
1. Kondisi genetic yang tidak normal,
misalnya sindroma down atau karena keturunan.
2. Keadaan kurang gizi yang dialami ibu
ketika sedang hamil.
3. Kekurangan oksigen ketika proses
kelahiran yang sulit.
4. Kondisi keluarga yang tidak
menguntungkan ketika masa kanak-kanak , misalnya : dibuang oleh orang tua,
tidak mendapatkan stimulasi atau keadaan ekonomi keluarga yang sangat miskin.
Terdapat 3 kelompok anak
retardasi mental, yaitu :
1. Anak mampu didik, yaitu anak yang
dengan potensi kecerdasannya masih dapat dididik hingga menguasai pendidikan
dasar ( membaca, menulis, berhitung ).
2. Anak mampu latih, yaitu anak yang
potensi kecerdasannya tidak memungkinkan untuk menguasai pendidikan dasar,
namun dapat dilatih untuk mengerjakan pekerjaan tertentu sehingga dapat menjadi
sumber penghasilan.
20
3. Anak perlu bantuan, yaitu anak dengan
kondisi yang sudah tidak dapat lagi mengurus dirinya sendiri karena keadaannya
memang tidak memungkinkan.
2.
Anak Indigo
Indigo
adalah istilah yang diberikan kepada anak yang memiliki kemampuan intuisi yang
relative tinggi dan menunjukkan perilaku lebih dewasa dibanding usianya. Secara
harfiah, Indigo adalah nama warna biru tua ke ungu, sering salah dikenali
dengan warna violet. Istilah anak indigo dipergunakan oleh Nancy Ann Torp seorang konselor pada era 1970-an. Dia meneliti
warna aura manusia dan menghubungkannya dengan kepribadian. Mereka yang
mempunyai aura indigo ini ternyata anak-anak yang dianugrahkan kelebihan,
khususnya kemampuan indera keenam. Jadi, anak indigo adalah anak yang beraura
kepribadian indigo.
Tubagus
Erwin Kusuma yang juga mendalami psikiatri spiritual dan pemerhati anak, Indigo
adalah anak-anak yang mudah diatur oleh lingkungan yang rasional dan spiritual
yang mengerti diri, namun tidak mudah berkompromi, emosional, dan beberapa
diantaranya memiliki tubuh rentan, meski sangat berbakat atau berkemampuan
akademis baik dan mempunyai kemampuan spiritual.
21
Anak indigo
sering dianggap anak ADHD, walaupun mudah bersikap empati dan iba terhadap
orang lain, atau terlihat sangat dingin dan tak berperasaan, serta memiliki
kebijaksanaan melebihi usianya. Dia menyatakan bahwa anak-anak indigo memiliki
kesadaran lebih tinggi daripada kebanyakan orang mengenai siapa diri mereka dan
tujuan hidup mereka. Menurutnya kondisi anak indigo bukan merupakan keadaan
sakit sehingga tidak memerlukan perlakuan ataupun terapi khusus, cukup
pembinaan dari orang tua, guru, dan masyarakat di lingkungannya.
Menurut
dokter spesialis, konsultan psikiatri anak dan remaja yang sudah banyak
menangani kasus anak indigo ini, anak indigo memang berbeda dengan anak
sebayanya, bukan aneh dan bukan “tidak normal”. Anak-anak indigo tak jauh
berbeda dengan anak lainnya, bedanya sejak kelahirannya anak-anak indigo sudah
menunjukkan kharismanya yang cukup berbobot. Anak-anak indigo sering
memperlihatkan sifat-sifat orang dewasa, sangat cerdas, dan memiliki indera
keenam yang sangat tajam.
Anak indigo
pada umumnya tidak menginginkan diperlakukan sebagai anak-anak. Mereka bukan
anti social tetapi mereka tidak leluasa di lingkungan yang tidak rasional dan
lingkungan yang otoriter dengan disiplin ketat tanpa alas an yang jelas.
22
Indigo bukan
penyakit atau kelainan jiwa. Sehingga penanganan yang salah justru akan
berdampak pada penderitaan sang anak. Sejak masa anak-anak pemahaman spiritual
anak-anak indigo sudah matang, tetapi belum diikuti pengalaman dan pengertian
akan hidup masyarakat. Oleh karena itu, menjadi tugas orang tualah untuk
membimbing anak-anak itu agar penalaran dan pemahaman spiritual mereka
seimbang. Sangat diharapkan orang yang bijak dan welas asih untuk memberikan
bimbingan kepada anak-anak indigo.
D.
Teori Perkembangan AUD
·
Teori-teori psikologi perkembangan
-
Teori
adalah kumpulan fakta yang diikat oleh suatu hokum tertentu dan akan menjadi
pandangan yang berlaku umum.
-
Suatu
teori harus memenuhi syarat-syarat formal ( Miller, 1989 ) yaitu:
1. Teori harus masuk akal (logis)
didalamnya konsisten, artinya tidak ada pernyataan-pernyataan yang saling
bertentangan.
2. Teori secara empiris harus masuk
akal, artinya tidak ada pengamatan ilmiah yang saling berlawanan.
23
3. Teori harus dapat diuji dan bersifat hemat,
artinya sedapat mungkin terdiri dari beberapa konstruk proposisi.
4. Teori harus mempunyai cakupan ilmu
yang cukup luas dan mampu mengintegrasikan peneliti terdahulu.
Sebagai salahsatu bidang dari
psikologi dan sebagai ilmu psikologi perkembangan memiliki teori-teori yang ada
sampai sekarang dan dapat digunakan sebagai kerangka acuan untuk memahami
perubahan tingkah laku manusia sesuai dengan perubahan waktu/zaman.
Macam-macam teori psikologi
perkembangan :
1. Teori Biologis
Teori ini menitikberatkan pada pengaruh
bakat, perkembangan tidak secara spontan dan jika perkembangan telah maju tidak
dapat mundur lagi. Pengaruh lingkungan yang menguntungkan dan tidak
menguntungkan ikut menentukan sifat, dapat terlihat yang dimiliki organism
dalam periode tertentu (fenotype).
Kelemahan teori Nampak pada
penelitian anak kembar, anak kembar identik yang dibesarkan dalam lingkungan
berbeda, mengalami proses perkembangan yang berbeda pula. Anak bukan merupakan
makhluk relative, tetapi ia juga secara aktif mencari dan menemukan kesempatan
untuk mengembangkan pribadinya.
24
2. Teori Psikodinamika
Teori ini berpendapat bahwa perkembangan jiwa atau
kepribadian seseorang ditentukan oleh komponen dasar yang bersifat
sosio-efektif, yakni ketegangan yang ada dalam diri seseorang itu ikut
menentukan dinamikanya ditengah lingkungannya.
Unsur-unsur yang sangat ditentukan dalam teori ini adalah
motivasi, emosi, dan aspek-aspek internal lainnya. Para teoritis psikodinamika
percaya bahwa perkembangan merupakan suatu proses aktif dan dinamis yang sangat
dipengaruhi oleh dorongan-dorongan atau impuls-impuls individual yang dibawa
sejak lahir serta pengalaman-pengalaman social dan emosional mereka. Menurut
teori freud, seorang anak dilahirkan dengan dua macam kekuatan (energy)
biologic, yaitu libido dan nafsu mati.
3. Teori Lingkungan
Dalam kelompok teori yang mementingkan pengaruh lingkungan
terhadap perkembangan anak termasuk teori-teori belajar dan teori-teori
mengenai sosialisasi yang bersifat sosiologis. Kedua macam teori ini sebetulnya
sama karena prinsip sosialisasi itu adalah suatu bentuk belajar social.
25
4. Teori Ilmu Kerohanian
Menurut pendapat Dilthey (1833-1911) ia mengemukakan bahwa
gejala-gejala psikis seseorang tidak mungkin dapat diterangkan seperti halnya
dilakukan pada gejala-gejala fisik. Hal itu dapat dilakukan pada gejala
fisiologi seperti misalnya pada permulaan pemasakan seksual ( pubertas atau
permulaan masa remaja ).
5. Teori Empirisme
Tokoh utama teori empirisme adalah Francis Bacon ( Inggris
1632-1704 M ). Pandangan dari teori ini yaitu, saat anak lahir ke dunia,
perkembangan ditentukan karena adanya pengaruh dari luar, termasuk pendidikan
dan pengajaran. Anak yang lahir dianggap dalam kondisi kosong, putih bersih
seperti meja lilin ( tabularasa ), maka pengalaman ( empiris ) anak yang
menentukan corak dan bentuk perkembangan jiwa anak.
6. Teori Nativisme
Teori Nativisme mengemukakan bahwa anak yang lahir telah
dilengkapi pembawaan bakat alami. Dan pembawaan ( nativus ) inilah yang akan
menentukan wujud kepribadian seorang anak. Pengaruh lain dari luar tidak akan
mampu mengubah pembawaan anak.
26
7. Teori Konvergensi
Diungkapkan bahwa perkembangan jiwa anak lebih banyak
ditentukan oleh dua factor yang saling menopang, yakni factor bakat dan
pengaruh lingkungan, keduanya tidak dapat dipisahkan seolah-olah memadu,
bertemu dalam satu titik. Disini dapat dipahami bahwa kepribadian seorang anak
akan terbentuk dengan baik apabila dibina oleh suatu pendidikan ( pengalaman )
yang baik serta ditopang oleh bakat yang merupakan pembawaan lahir.
8. Teori Rekapitulasi
Rekapitulasi berarti ulangan, maksudnya bahwa perkembangan
jiwa anak adalah merupakan hasil ulangan dari perkembangan seluruh jenis
manusia. Disimpulkan bahwa seorang manusia akan mengalami tingkatan masa
sebagai berikut :
a. Masa menggembala +8 – 10
tahun, seorang anak senang memelihara binatang.
b. Masa bertani +10 – 12 tahun,
suka berkebun, memelihara dan menanam tanaman, bunga, dll.
c. Masa berdagang +12 – 14 tahun,
gemar bermain pasar-pasaran, tukar menukar prangko, tukar gambar, dll.
d. Masa industry +14 tahun ke
atas, anak mulai mencoba berkarya sendiri, membuat mainan, dll.
27
Pernyataan terkenal dari teori ini
adalah “ Onogenese Recapitulatie Philogenese “ ( Perkembangan satu makhluk
adalah mengulangi perkembangan seluruhnya ). Sponsor teori ini adalah Hackel (
1834 – 1919 ) dan diikuti oleh Stanley Hall ( 1846 – 1926 ).
9. Teori Kemungkinan Berkembang
Teori ini berlandaskan pada alas an-alasan :
-
Anak
adalah manusia yang hidup.
-
Waktu
dilahirkan anak dalam kondisi tidak berdaya, sehingga ia membutuhkan
perlindungan.
-
Dalam
perkembangan anak melakukan kegiatan yang bersifat pasif ( menerima ) dan aktif
( eksplorasi ).
Penyampai teori ini adalah Dr. M.J
Langeveld salah seorang ilmuwan dari Belanda.
10. Teori Perkembangan Menurut
Fenomenolofis
Keutamaan dari Fenomenolofis adalah bahwa setiap pelajaran
harus meaningfull bagi manusia dan kemanusiaan, karena manusia adalah makhluk
social disamping juga sebagai makhluk individu. Materi pendidikan yang baik
adalah yang sebanyak-banyaknya memiliki fungsi pengembangan proses sosialisasi
anak,
28
sehingga proses
belajar itu tidak bersifat individual saja, melainkan juga harus berlangsung
secara kompak.
11. Teori Interaksionisme
Menurut teori ini, perkembangan jiwa atau perilaku anak
ditentukan oleh adanya dialektif dengan lingkungannya. Maksudnya perkembangan
kognitif seorang anak bukan merupakan perkembangan yang wajar, melainkan
ditentukan interaksi budaya.
12. Teori Perkembangan menurut Psikologi
Kognitif
Teori ini lebih menitikberatkan pada proses kognisi atau
proses mental seseorang juga pada proses aktifitas internal manusia. Aktifitas
manusia menurut psikologi kognitif adalah suatu proses mental yang berkaitan
dengan thinking ( berfikir ) dan memori ( ingatan ). Teori ini bisa disebut
dengan “ Information Processing Theory “ karena proses mental ini berkaitan
dengan bagaimana manusia memproses informasi yang masuk ke dalam jaringan
pikiran dan ingatan untuk selanjutnya direproduksi kembali.
13. Teori Behaviour dan belajar social
-Behaviour ( perilaku ) adalah kegiatan organism yang dapat
diamati dan yang bersifat umum mengenai otot-otot dan kelenjar-kelenjar sekresi
eksternal,
29
sebagaimana terwujud pada gerakan bagian-bagian tubuh atau
pada pengeluaran air mata, keringat. Berkembang keyakinan bahwa perkembangan
adalah perilaku yang dapat diamati, yang dipelajari melalui pengalaman dan
lingkungan.
·
Teori Perkembangan Anak
Pakar psikologi perkembangan
memandang bahwa anak terlahir dengan dorongan dari dalam dirinya untuk
menguasai berbagai kompetensi. Sebagai contoh seorang anak pada usia berjalan
akan terlihat adanya usaha keras untuk menarik dirinya berdiri menggunakan
kursi, pada mulanya memang ia tidak akan segera naik bahkan terkadang terjatuh
sehingga tampak diwajahnya menunjukkan kekesalan. Perjuangan untuk dapat
berjalan terjadi secara kontinyu. Seolah takut terjatuh lagi, anak membangun
kekuatan untuk bangun dan berdiri. Ini adalah bukti bahwa ada dorongan dari
dalam ( motivasi intrinsik ) yang mengharuskan anak berdiri tegak dan kemudian
berjalan.
Pada dasarnya terdapat 2 pendekatan
utama yang digunakan untuk pendidikan anak usia dini ( PAUD ), yaitu :
pendekatan perilaku dan pendekatan perkembangan. Pendekatan perilaku
beranggapan bahwa konsep-konsep tidaklah berasal dari dalam diri anak dan tidak
berkembang secara spontan.
30
Atau dengan perkataan lain
konsep-konsep tersebut harus ditanamkan pada anak dan diserap oleh anak,
sehingga pendekatan seperti ini melahirkan pengajaran yang berpusat pada tenaga
pendidik.
Pendekatan perkembangan beranggapan bahwa
perkembanganlah yang memberikan kerangka untuk memahami dan menghargai
pertumbuhan alami AUD. Terdapat beberapa anggapan dari pendekatan ini, yaitu :
1. AUD adalah pembelajar aktif yang
secara terus menerus mendapat informasi mengenai dunia lewat permainannya.
2. Setiap anak mengalami kemajuan
melalui tahapan-tahapan perkembangan yang dapat diperkirakan.
3. Anak bergantung pada orang lain dalam
hal pertumbuhan emosi dan kognitif melalui interaksi social.
4. Anak adalah individu yang unik yang
tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang berbeda.
Metodologi yang sesuai dengan
perkembangan adalah metodologi yang didasarkan pada pengetahuan mengenai
perkembangan anak. Setiap anak berkembang melalui tahapan perkembangan yang
umum, tetapi pada saat yang sama setiap anak juga adalah makhluk individu dan
unik. Pembelajaran yang sesuai adalah pembelajaran sesuai dengan minat, tingkat
perkembangan kognitif serta kematangan social dan emosional.
31
Vygotsky dalam
Naughton percaya bahwa bermain membantu perkembangan kognitif anak secara
langsung, tidak sekedar sebagai hasil dari perkembangan kognitif seperti yang
dikemukakan oleh Piaget. Ia
menegaskan bahwa bermain simbolik memainkan peran yang sangat penting dalam
perkembangan berpikir abstrak. Sejak anak memulai bermain make believe, anak menjadi mampu berpikir tentang makna-makna obyek
yang mereka representasikan secara independen. Dengan dmikian pada awal proses
penggantian obyek dalam bermain dramatic prototipikalitas obyek menjadi sangat
krusial, sementara perkembangan berikutnya hal tersebut menjadi kurang begitu
penting. Berhubungan dengan hal tersebut di atas, maka peran pendidik berkaitan
dengan teori perkembangan antara lain :
1.
Tanggap dengan proses yang terjadi dari dalam diri anak dan berusaha
mengikuti arus perkembangan anak yang individual.
2.
Mengkreasikan lingkungan dengan materi luas yang beragam dan alat-alat
yang memungkinkan anak belajar.
3.
Memperhatikan laju dan kecepatan belajar dari masing-masing anak.
4.
Adanya bimbingan dari tenaga pendidik agar anak tertantang untuk
melakukan sendiri.
32
·
Periodisasi Psikologi Perkembangan
Individu
Menurut beberapa ahli,
ada beberapa fase atau periodisasi psikologi perkembangan individu, yaitu :
1. Periodisasi berdasar biologis
Pembagian masa-masa perkembangan ini
didasarkan kepada keadaan atau proses biologi tertentu. Pembagian Aristoteles didasarkan atas gejala
pertumbuhan jasmani yaitu antara fase satu dan fase kedua dibatasi oleh
pergantian gigi, antara fase kedua dengan fase ketiga ditandai dengan mulai
bekerjanya kelenjar kelengkapan kelamin. Fase-fase tersebut adalah :
-
Fase
anak kecil : 0-6 tahun.
-
Fase
anak sekolah : 7-14 tahun, yaitu masa mulai bekerjanya kelenjar kelengkapan
kelamin.
-
Fase
remaja : 14-21 tahun.
2. Periodisasi yang berdasar psikologis
Tokoh utama yang mendasarkan
periodisasi ini kepada keadaan psikologis adalah Oswaldh Kroch. Beliau
menjadikan masa-masa kegoncangan sebagai dasar pembagian masa-masa psikologi
perkembangan,
33
karena beliau yakin bahwa masa kegoncangan
inilah yang merupakan keadaan psikologis yang khas dan dialami oleh setiap anak
dalam masa perkembangannya. Fase-fase tersebut adalah :
-
Dari
lahir sampai masa “trotz” ( kegoncangan ) pertama : kanak-kanak awal.
-
Trotz
pertama sampai trotz kedua : masa keserasian bersekolah.
-
Trotz
kedua sampai akhir remaja : masa kematangan.
3. Periodisasi yang berdasar didaktis
Pembagian masa-masa perkembangan
sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh Harvey
A. Tilker, PhD dalam “Developmental Psycology Today” ( 1975 ) dan Elizabeth B. Hurlock dalam
“Developmental Psycologi” ( 1980 ) tampak sudah lengkap mencakup sepanjang
hidup manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang berlangsung sejak
konsepsi sampai mati dengan pembagian periodisasinya.
Berikut periodisasi berdasarkan
didaktis menurut Elizabeth B. Hurlock :
-
Masa
sebelum lahir ( prenatal ) : 9 bulan.
-
Masa
bayi baru lahir ( newborn ) : 0-2 minggu.
-
Masa
bayi ( babyhood ) : 2 minggu-2 tahun.
-
Masa
kanak-kanak awal ( early childhood ) : 2-6 tahun.
-
Masa
kanak-kanak akhir ( later childhood ) : 6-12 tahun.
34
-
Masa
puber ( puberty ) : 11/12-15/16 tahun.
-
Masa
remaja ( adolescence ) : 15/16-21 tahun.
-
Masa
dewasa awal ( early adulthood ) : 21-40 tahun.
-
Masa
dewasa madya ( middle adulthood ) : 40-60 tahun.
-
Masa
usia lanjut ( later adulthood ) : 60 tahun……….
E.
Psikologi Kepribadian
Adalah studi
tentang perbedaan individu dalam perilaku dan pemikiran. Kami pikir orang
memiliki kepribadian yang unik, dan kita memiliki kata-kata untuk menggambarkan
mereka teman yang baik, guru anda adalah berarti, saudaramu yang lebih muda
adalah pemalu, dan seterusnya. Tetapi bila anda mempelajari lebih dalam
kepribadian itu jauh lebih kompleks dari satu kata sifat atau bahkan beberapa
ciri disatukan. Kepribadian kita dapat berubah tergantung pada situasi kita
masuk dalam kehidupan.
Pertama-tama
kepribadian harus datang dari suatu tempat, kepribadian adalah memikirkan
sesuatu yang orang dilahirkan dengan, sesuatu yang mereka dan siapa mereka. Memang
kepribadian sangat genetic, anda mungkin menemukan diri anda yang menunjukkan
cirri-ciri kepribadian yang sama dan laku sebagai orang tua anda,
35
dan kembar identik telah ditunjukkan
untuk menunjukkan disposisi sangat mirip.
Biologi dapat
membantu menjelaskan bagaimana orang berpikir dan bertindak, tetapi yang lain
akan setuju tentang hal ini menjadi gambaran keseluruhan. Pengaruh lingkungan
dan pilihan yang kita buat juga dapat memiliki dampak besar pada kepribadian
kita. Seorang anak mungkin mengalami trauma ceria dan tumbuh menjadi penakut
sebagai orang dewasa atau ia mungkin memilih untuk mengatasi konflik dan tumbuh
menjadi tangguh. Alam, memelihara dan bebas semakin berinteraksi satu sama lain
dan hal ini interaksi yang muncul untuk membentuk kepribadian.
Setiap
manusia dilahirkan memiliki kesamaan dan perbedaan, dan perbedaan itulah yang
membuat manusia menjadi makhluk yang unik. Selain mempunyai sifat saling
mengasihi dan menyayangi, manusia juga memiliki karakter masing-masing yang
tentunya berbeda. Florence Litauer dalam
bukunya “Personality Plus” membagi karakter manusia ke dalam 4 sifat utama,
yaitu :
36
1. Koleris
Menyukai tantangan, bergaya boss, berjiwa pemimpin dan
memerintah, lebih banyak mengkritik dan seringkali tidak berpikir panjang atau
langsung main seruduk, tidak suka
diperintah dan selalu menganggap dirinya paling benar, serta biasanya tidak mau
mengalah dan mau menang sendiri. Contohnya dapat dengan mudah kita temui, mulai
dari Ahmad Dhani sampai Hitler. Pokoknya orang yang mempunyai
sifat yang keras dan tidak mau mengalah.
2. Sanguin
Orang yang lebih banyak humor, hidup bagaikan angin, berbelok
kemana saja, sering menganggap sepele beberapa hal, yang akhirnya membawa
penyakit, sering lupa dan sembrono, contoh seperti ini juga dapat dengan mudah
kita temui, misalnya Olga Syahputra
dan para pelawak lainnya.
3. Melankolik
Orang yang hidupnya serba teratur, mungkin sehari-hari
menggunakan jadwal yang ekstra ketat, kalau mau melakukan suatu tindakan maka
dia akan menunggu sampai semua komponen yang dibutuhkan terkumpul semua.
37
Tidak suka melihat suasana yang berantakan dan tidak teratur.
Orang seperti ini cocok menjadi seorang master plan yang ada dibelakang
panggung, seorang creator atau bisa dibilang seseorang yang agak sulit
bersosialisasi karena sibuk dengan kesendiriannya. Contohnya Hanung Bramantyo atau Helmi Yahya.
4. Plegmatis
Orang yang lebih suka menyendiri, kurang suka akan tantangan
dan sedikit pesimis atau agak apatis ketika ditawari suatu peluang. Namun orang
plegmatis bawaannya damai, mengalir seperti air. Seseorang dengan tipe seperti
ini adalah seseorang yang tidak punya pendirian selalu mengikut saja “Manut Wae” ( bahasa Jawa ), contohnya Nunung OVJ.
*Semoga bermanfaat*
38
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
……………………………………………………………………………………………i
Kata Pengantar
……………………………………………………………………………………………..ii
Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………………iii
Mempelajari Psikologi Perkembangan
AUD……………………………………………………1
A. Pengertian Psikologi
Perkembangan…………………………………………………..1
B. Psikologi Perkembangan
AUD……………………………………………………………..1
C. Studi Kasus Anak Berkebutuhan Khusus
dan Anak Indigo………………….13
D. Teori Perkembangan AUD…………………………………………………………………23
E. Psikologi
Kepribadian………………………………………………………………………..35
Daftar
Pustaka………………………………………………………………………………………………39
iii
DAFTAR PUSTAKA
Rini Hildayani, dkk, Buku Materi
Pokok ( BMP ) K2104/4SKS/Modul 1-12, Universitas Terbuka, Psikologi
Perkembangan Anak.
Alzena Masykouri, M. Psi, Anak Dengan
Kebutuhan Khusus.
Dinas Kependudukan, KB & Catatan
Sipil, Kabupaten Purworejo, Tahun 2006, Pembentukan Karakter Sejak Dini.
http ://www.bidanku.com, Psikologi
Perkembangan AUD.
http ://www.belajarpsikologi.com,
Psikologi Perkembangan.
http ://www.slideshare.net,
Teori-teori psikologi perkembangan.
http
://www.delsajoesafira.blogspot.com, Pengertian Psikologi Perkembangan dan
Kegunaannya.
http ://www.achmad-fachruroji.blogspot.com,
Psikologi Kepribadian dan Anak Indigo.
39
MEMPELAJARI
PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN AUD
Artikel ini
disusun guna memenuhi tugas matakuliah“Psikologi Perkembangan”
Dosen
Pengampu : Mohdi Anto Total, M.Pd
Disusun Oleh
:
Khotijah
Zahriah NIM 11170201
S1 –
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI ( PAUD )
STPI BINA
INSAN MULIA YOGYAKARTA
TAHUN
AKADEMIK 2012/2013
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan
syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga terselesaikannya artikel yang berjudul “Mempelajari psikologi
perkembangan AUD” ini. Anak Usia Dini ( AUD ) adalah sosok individu yang sedang
menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi
kehidupan selanjutnya. Anak selalu aktif, dinamis, antusias, dan ingin tahu
terhadap apa yang dilihat dan didengarnya, seolah-olah tak pernah berhenti
belajar. Anak juga bersifat egosentris, memiliki rasa ingin tahu secara
alamiah, merupakan makhluk social, unik, kaya dengan fantasi, memiliki daya
perhatian yang pendek, dan merupakan masa yang potensial untuk belajar.
AUD adalah anak yang berada pada rentang usia
0-8 tahun (NAEYC,1992) meskipun pada umumnya memiliki pola perkembangan yang
sama, tetapi ritme perkembangannya akan berbeda satu sama lainnya karena pada
dasarnya anak bersifat individual, begitu sebaliknya dengan orang dewasa.
Tak ada gading yang tak
retak, penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan, bahasa, dan isi
artikel ini. Kami menerima tegur sapa, saran dan kritikan konstruktif dari
teman-teman mahasiswa dan segenap civitas akademika STPI BINA INSAN MULIA
YOGYAKARTA khususnya Dosen Pengampu Materi : Mohdi Anto Total, M.Pd sehingga
menjadi artikel yang bermanfaat.
Purworejo, Januari 2013
Penulis
ii
MEMPELAJARI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN AUD
A.
Pengertian Psikologi Perkembangan
Adalah suatu
ilmu yang merupakan bagian dari psikologi, dalam ruang lingkupnya ilmu ini
termasuk psikologi khusus yaitu mempelajari kekhususan daripada tingkah laku
individu dalam perkembangannya dan latar belakang yang mempengaruhinya. Ada
beberapa manfaat mempelajari Psikologi Perkembangan diantaranya, yaitu :
1. Untuk mengetahui tingkah laku
individu itu sesuai atau tidak dengan tingkat usia/perkembangannya.
2. Untuk mengetahui tingkat kemampuan
individu pada setiap fase perkembangannya.
3. Untuk mengetahui kapan individu bisa
diberi stimulus pada tingkat perkembangan tertentu.
4. Agar dapat mempersiapkan diri dalam
menghadapi perubahan-perubahan yang akan dihadapi anak.
5. Khusus bagi tenaga pendidik, agar
dapat memilih dan memberikan materi dan metode yang sesuai dengan kebutuhan
anak.
B.
Psikologi Perkembangan AUD
Perkembangan dan
pertumbuhan anak saat lahir, sangatlah tidak dapat dipisahkan.
1
Perkembangan motorik dan fisik anak
sangatlah berhubungan dengan pertumbuhan psikis anak. Oleh karena itu psikologi
perkembangan AUD berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak secara
menyeluruh.
Anak akan
mengalami suatu periode yang dinamakan sebagai masa keemasan ( Golden Age )
antara rentang usia 0-6 tahun, anak akan mengalami tingkat perkembangan yang
sangat drastic dimulai dari perkembangan berfikir, perkembangan emosi, perkembangan
motorik, perkembangan fisik dan perkembangan social. Lonjakan perkembangan ini
tidak akan terjadi lagi diperiode selanjutnya. Saat perkembangan anak khususnya
saat perkembangan dini, orang tua harus benar-benar menjadikannya sebagai
perhatian khusus. Karena hal ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap
kehidupan anak dimasa yang akan datang.
Untuk
mendukung hal tersebut, berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan
orang tua mengenai perkembangan anaknya, yaitu :
1. Perkembangan Kognitif
2. Perkembangan Fisik Anak
3. Perkembangan Bahasa
4. Perkembangan Sosio-Emosional
2
·
Perkembangan Kognitif AUD
Salah
satu perkembangan yang dianggap amat penting pada anak adalah perkembangan
kognitif, semakin banyak orang tua yang menganggap bahwa perkembangan kognitif
ini harus dikembangkan semaksimal mungkin sejak masa kanak-kanak. Hal ini
adalah salah satu akibat dari meningkatnya persaingan dalam era globalisasi
semakin ketat yang menyebabkan hanya orang-orang yang tangguh sajalah akan
bertahan.
Orang
tua menyadari hal ini sehingga mereka berlomba-lomba mengembangkan kemampuan
kognitif anak sedini mungkin. Perkembangan kognitif AUD dapat dibedakan menjadi
beberapa masa beserta karakteristiknya, antara lain :
1. Masa Bayi dan Balita
a. Menurut Papalia ( 1993 ) bayi yang
normal dan sehat memasuki dunia dengan kemampuan kognitif yang dapat berfungsi
dengan baik. Mereka dapat belajar dan dapat menggunakan bahasa.
b. Sejak dilahirkan, manusia memainkan
peran aktif dalam mempengaruhi lingkungan dan bereaksi terhadap lingkungannya
tersebut.
3
c.
Menurut Piaget, pada tahapan ini anak sudah mengenal object permanence yaitu kesadaran bahwa sebuah benda atau orang
tetap ada walaupun mereka tidak terlihat.
d.
Menurut teori Information
Processing, bayi dapat memproses informasi yang ia dapat karena ia memiliki
Visual Recognition Memory. Kemampuan
ini erat hubungannya dengan cara bersikap orang tua dan orang-orang lain
disekeliling anak.
e.
Perkembangan bahasa terjadi amat pesat, tahapan yang umumnya dilalui
seorang anak dalam perkembangan berbahasanya, yaitu prespeech, gesture, first words, dan creating sentences.
f.
Kompetensi
memainkan peranan penting dalam perkembangan bayi dan batita. Kompetensi
menyebabkan seorang anak dapat bergaul dengan baik, menggunakan bahasa dengan
baik, dapat merencanakan serta melaksanakan sebuah tugas yang cukup rumit dan
dual focusing ( member perhatian pada dua hal sekaligus ).
g. Penelitian menemukan bahwa anak yang
kompeten umumnya berasal dari keluarga yang banyak memberikan stimulasi pada
anak.
4
2. Masa Awal Kanak-kanak
a. Memori anak berkembang dengan cukup
pesat.
b.
Autobiographical Memory adalah ingatan kita akan
kejadian-kejadian spesifik yang terjadi pada kehidupan kita.
c.
Recognition adalah kemampuan untuk
mengidentifikasikan sesuatu yang sudah kita ketahui sebelumnya.
d.
Recall adalah kemampuan untuk mereproduksi
pengetahuan dari ingatan.
e. Menurut Piaget, usia 3-6 tahun anak
berada pada masa praoperasional. Pada masa ini anak sudah dapat berfikir dalam
symbol, namun belum dapat menggunakan logika.
f.
Tahapan praoperasional memiliki beberapa kelemahan, kelemahannya adalah centration, irreversibility, terpaku
pada keadaan daripada perubahan, transductive
reasoning, dan egosentrism.
g. Bahasa anak sudah mulai berkembang
menuju kemampuan berbahasa orang dewasa. Memasuki usia 6-7 tahun, kalimat akan
semakin kompleks dan tata bahasanya juga semakin lengkap.
h. Pada usia ini berkembang dua
kemampuan, yaitu social speech dan private speech.
5
3. Masa Tengah Kanak-kanak ( Middle
Childhood )
a. Pendekatan Piaget : Tahapan Konkret
Operasional ( 7-11 tahun )
Anak
mengembangkan kemampuan untuk berfikir secara logis mengenai keadaan konkret
namun belum berfikir abstrak.
b. Konservasi adalah Kesadaran bahwa dua
stimulus yang sama ( misalnya dalam jumlah atau beratnya akan tetap sama
walaupun dipandang dari sudut yang berbeda, selama jumlah atau beratnya tidak
ditambah maupun dikurangi.
c. Pendekatan Information Processing, perkembangan ingatan pada tahap Middle Childhood . Ingatan mengikuti 3
tahapan dasar yaitu encoding, storage,
retrieval.
d. Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk mengingat yaitu : rehearsal ( latihan ), organization (
mengorganisasikan ), connection ( menyambung ), dan external aid ( bantuan dari
luar )
4. Masa usia 4-6 tahun
a. Anak sudah menyadari akan adanya
pikiran dalam diri mereka.
b. Pikiran mempunyai hubungan ke dunia
fisik, Pikiran tersebut terpisah dan berbeda dari dunia nyata.
c. Pikiran anak dapat mempresentasikan
obyek dan kejadian secara akurat dan tidak akurat, dapat menghubungkan
interpretasi realitas dan pengalaman emosi.
6
·
Perkembangan Fisik AUD
Anak usia 4-6
tahun berada pada tahap perkembangan early
childhood ( kanak-kanak awal ). Tahap usia ini juga biasa disebut sebagai
periode prasekolah.
Pertumbuhan
fisik pada tahap usia ini tetap mengalami peningkatan, akan tetapi pertumbuhan
tinggi dan berat badannya melambat ( tidak secepat masa bayi dan toddler ).
Perbedaan jenis kelamin terlihat diantara anak laki-laki tampak lebih tinggi
dan lebih berat.
Tubuh mereka
kelihatan lebih langsing dan semakin tinggi. Hal tersebut dikarenakan mereka
mulai kehilangan lemak bayi, tulang dan otot berkembang lebih besar, serta
pertumbuhan dada yang lebih besar daripada perut. Pada usia ini proporsi tubuh
semakin proporsional dan mulai menyerupai orang dewasa.
Sistem tubuh
bagian dalam menjadi matang, pertumbuhan gigi utama menjadi lengkap. Kesehatan
membaik, tetapi sering mengalami kecelakaan kecil ( jatuh ) karena kegiatan
fisik-motorik yang semakin aktif, muncul masalah pada makan dan tidur.
Perkembangan
motorik kasar dan halus berkembang pesat, kemampuan motorik yang dilakukan
antara lain : berlari dengan kecepatan yang semakin tinggi serta gerakan dan
arah yang lebih teratur,
7
melompat lebih tinggi dan lebih jauh,
serta melempar dan menangkap dengan gerakan dan kekuatan yang lebih baik. Anak
juga semakin lincah menaiki dan menuruni tangga.
Pada
kemampuan motorik halus tampak bahwa anak semakin terampil menggunakan
jari-jari tangannya. Anak mulai dapat mengurus dirinya sendiri, seperti membuka
dan mengancingkan pakaian, menyisir rambut, memakai sepatu, serta makan dan
minum sendiri. Anak juga mulai dapat melakukan kreasi, seperti
menggunting-menempel kertas, menggambar, dan mewarnai. Di usia ini anak sudah
menetapkan penggunaan tangan dominannya ( handedness ). Beberapa masalah yang
sering terjadi, diantaranya :
a. Dalam perkembangan fisik yang sering
dialami oleh anak usia 4-6 tahun adalah masalah malnutrisi ( kekurangan gizi )
serta obesitas ( kegemukan ).
b. Dalam perkembangan motorik kasar yang
terjadi, diantaranya adalah kesulitan dalam mengontrol keseimbangan sehingga
gerakan anak akan tampak ragu-ragu dan kurang serasi. Selain itu juga tampak
adanya masalah pada koordinasi gerakan dan kecepatan bereaksi terhadap
rangsang.
8
c. Dalam ketrampilan motorik halus yang
tampak jelas pada anak-anak prasekolah, yaitu bahwa mereka belum mampu membuat
gambar yang bermakna serta belum rapi mewarnai gambar.
·
Perkembangan Bahasa AUD
Masa
Prasekolah merupakan saat perkembangan bahasa yang sangat pesat. Apabila pada
tahap usia sebelumnya mereka baru belajar mengucapkan kata dan mulai
menggabungkan 2-3 kata menjadi kalimat maka pada usia ini mereka mulai tampil
kompeten dalam melakukan komunikasi. Pembicaraan mereka mulai mendekati orang
dewasa.
Anak usia 4-6
tahun yang telah memasuki TK akan berinteraksi dan bermain dengan teman
sebayanya. Hubungan dengan teman sebaya menjadi factor yang penting bagi
perkembangan bahasa agar apa yang mereka sampaikan dapat dimengerti oleh
temannya. Sejalan dengan hal tersebut maka kosa kata yang dimiliki anak akan
meningkat. Penguasaan kosa kata ini diperoleh anak melalui fast mapping yaitu proses seorang anak menyerap arti dari suatu
kata baru setelah mendengarnya satu atau dua kali dalam sebuah percakapan. Kata
benda akan lebih mudah di-fast map
dibandingkan dengan kata sifat atau kata keadaan yang tidak konkret.
9
Selain kosa kata, anak
usia 4-6 tahun juga mengalami peningkatan dalam pembelajaran tata bahasa.
Mereka telah mampu untuk merangkai huruf menjadi kata, dan kata menjadi kalimat
yang bermakna. Rata-rata mereka dapat membuat kalimat yang terdiri dari 4-5
kata. Mereka juga mulai dapat mengeluarkan kalimat negatif, kalimat tanya, dan
kalimat pasif dengan tepat. Anak juga telah dapat menggunakan kalimat kompleks
dan multikausal ( hubungan sebab-akibat ), misalnya “saya makan karena lapar”.
Anak-anak usia ini mulai
menggunakan kalimat-kalimat panjang dalam berbicara. Mereka juga mulai dapat
bercerita dan sering menggunakan kata sambung, “abis itu…”abis itu…”. Selain
itu mereka juga mulai melakukan private
speech, yaitu bicara keras pada diri sendiri tanpa ada maksud untuk
berkomunikasi.
Selama usia prasekolah,
anak secara bertahap menjadi lebih terampil dalam membuat pesan dan pesan yang
disampaikan menjadi lebih jelas. Mereka mulai dapat mengontrol volume suara
disesuaikan dengar pendengarnya. Mereka juga mulai memperhatikan apakah
pendengarnya dapat memahami apa yang diucapkannya, dan tanpa diminta mereka
akan mengulangi pembicaraannya bila dibutuhkan.
10
Perkembangan bahasa lain
yang terjadi adalah “bermain peran”. Anak usia 4-6 tahun dapat memainkan peran
yang lebih dewasa dari usianya. Mereka juga akan berupaya untuk meniru suara
orang dewasa itu, dan bertingkah laku sesuai peran yang ditirunya.
Pada usia 5 tahun, bahasa
ekspresif dan bahasa reseptif anak telah berkembang cukup baik. Percakapan yang
terjadi juga dapat lebih mudah diikuti. Pada usia ini mereka mulai menyadari
pentingnya bahasa untuk memenuhi kebutuhannya. Peran serta orang dewasa dan
lingkungan sekitar anak akan sangat membantu penguasaan bahasa yang baik pada
anak.
Pada usia 4-6 tahun juga
terdapat berbagai macam masalah yang berkaitan dengan perkembangan bahasa anak.
Masalah-masalah ini terutama terkait dengan perkembangan bahasa dan bicara yang
terlambat. Sekitar 3% dari anak prasekolah mengalami keterlambatan. Masalah
yang biasanya tampak adalah kesulitan untuk mengungkapkan keinginan secara
verbal, kesulitan untuk berkomunikasi dengan menggunakan kalimat lengkap, dan
yang paling sering adalah cadel ( kesalahan artikulasi ).
11
·
Perkembangan Sosio-Emosional AUD
Ada 3 tujuan perkembangan social,
yaitu :
1. Pencapaian pemahaman diri dan
berhubungan dengan orang lain.
2. Bertanggung jawab pada diri sendiri.
3. Menampilkan perilaku social.
Ada 2 aspek yang penting dalam
pemahaman diri pada bayi, yaitu :
1. Kesadaran diri ( self-awareness ).
2. Pengenalan diri ( self-recognition ).
Pada masa kanak-kanak
awal, pemahaman diri meliputi hal-hal yang bersifat konkret. Pada masa usia
sekolah, pemahaman diri menjadi lebih umum, lebih realistis, meliputi
karakteristik internal, dan tidak lagi bersifat hitam-putih.
Sejak bayi, seseorang
sudah mengembangkan hubungan social melalui senyuman dan suara-suara yang
ditujukan kepada bayi lain. Dengan bertambahnya usia, hubungan yang terbentuk
menjadi lebih timbal balik dan makin kompleks pada masa usia sekolah. Kemampuan
mengatur diri sendiri berkembang dalam 3 fase, yaitu : fase control, fase
control diri, dan fase kemampuan mengatur diri sendiri ( self-regulation ).
12
Bayi sudah terikat dalam
perilaku prososial melalui kegiatan berbagi. Pada masa toddler bentuk perilaku
prososial menjadi lebih luas dan semakin meningkat pada tahun-tahun awal di
sekolah dasar. Perkembangan empati dimulai oleh adanya empati global pada masa
bayi. Pada masa toddler anak sudah mulai mengerti kesedihan yang dialami oleh
orang lain dan merespons untuk mengurangi kesedihan tersebut. Respons empati
berkembang dari bentuk yang tidak efektif ( pada masa bayi dan toddler ) ke
bentuk yang lebih tepat ( pada masa kanak-kanak awal dan usia sekolah ). Pada
masa usia sekolah respons empati mengalami peningkatan. Anak yang berkembang
baik dalam aspek-aspek social-emosional akan memiliki kualitas diri yang
positif.
C.
Studi Kasus Anak Berkebutuhan Khusus
dan Anak Indigo
1.
Anak Berkebutuhan Khusus
Dalam
kenyataan sehari-hari yang kita amati di lingkungan sekitar maupun lembaga PAUD
dimana tempat kita berprofesi sebagai tenaga pendidik, tidak semua anak
mengalami perkembangan yang normal sesuai dengan usia dan rata-rata anak
sebayanya. Ada anak yang membutuhkan perhatian khusus karena ia memiliki
kebutuhan khusus dalam aspek perkembangannya.
13
Pada masa
yang lalu anak dengan kebutuhan khusus dianggap mengganggu dan mendapatkan
pendidikan tidak selayak anak yang normal. Bahkan ada anggapan bahwa anak-anak
seperti itu tidak dapat dididik sehingga tidak perlu mendapatkan pendidikan.
Sementara itu, anak-anak yang normal namun mengalami masalah pada satu atau
beberapa aspek perkembangannya dirasakan menjadi masalah bagi kelancaran
pendidikan dan teman-teman sekelas.
Anak dengan
kebutuhan khusus adalah anak yang dianggap memiliki kemampuan berada diluar
rentang kemampuan anak sebayanya. Secara garis besar anak berkebutuhan khusus
dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu :
1. Anak berkebutuhan khusus di bidang
kecerdasan.
2. Anak berkebutuhan khusus dengan
keterlambatan perkembangan akibat masalah medis, fisik, atau emosional.
Dalam kasus
harian yang kita hadapi disekitar kita, bahkan di lingkungan lembaga PAUD itu
sendiri, ketika melakukan pengamatan terhadap AUD pastilah kita temukan
kemampuan yang berbeda diantara mereka walaupun tahap usia perkembangan sama
sebaya.
14
Ada yang
menunjukkan kemampuan yang sangat baik dalam mengerjakan tugas-tugasnya, atau
sebaliknya ada anak yang menunjukkan keterlambatan perkembangan kognisi
dibandingkan sebayanya. Dua titik dari kontinum kecerdasan ini dikenal dengan
istilah keberbakatan ( giftedness ) dan retardasi mental ( mentally retarded ).
a. Keberbakatan ( giftedness )
Anak berbakat
yaitu anak dengan kemampuan kecerdasan pada satu atau beberapa bidang yang
berada sangat jauh diatas rata-rata kemampuan anak sebayanya. Kemampuan
tersebut dapat dibidang akademik, seperti matematika atau sains, bidang seni
visual atau performa ( melukis, menggambar, mengarang, music, menyanyi, atau
seni peran ), kreatifitas, kepemimpinan, atau bidang yang berkaitan dengan
fisik dan psikomotor, seperti lari, renang, basket ( Cassidy & Hossler,
1992 dalam Papalia,2004 )
Jadi,
kemampuan yang luar biasa tersebut tidak hanya terbatas pada skor kecerdasan
umum ( IQ ) saja. Untuk menggolongkan seorang anak sebagai anak berbakat, tentu
saja diperlukan berbagai pertimbangan. Umumnya pertimbangan pertama adalah
potensi kecerdasan anak, yang diukur melalui tes kecerdasan baku, seperti
Wechsler atau Stanford-Binet. Skor kecerdasan umum ( IQ ) anak berbakat berada
diatas 130.
15
Namun, perlu
diingat bahwa bukan skor IQ saja yang dipertimbangkan dalam menentukan berbakat
tidaknya anak. Aspek lain yang perlu dipertimbangkan adalah kreatifitas, serta
komitmen terhadap tugas dan bidang yang menunjukkan keberbakatan anak, yaitu
bidang dimana anak menunjukkan kemampuan yang luar biasa dan diatas kemampuan anak-anak
sebayanya.
Beberapa
karakteristik anak berbakat yang dapat diamati sebagai panduan kita sebagai
tenaga pendidik untuk mengetahui gambaran kemampuan anak didik di lembaga PAUD
:
1. Ketrampilan berbahasa lisan,
a. Kosa kata yang sangat beragam.
b. Isi pembicaraan sangat bervariasi.
c. Mampu menceritakan kembali secara
kreatif.
d. Mampu mengemukakan lelucon dengan
baik.
2. Kemampuan belajar,
a. Mampu untuk mempelajari informasi
baru dengan cepat.
b. Mampu untuk menemukan hubungan antar
ide-ide yang berbeda.
c. Memiliki daya ingat yang sangat baik.
16
3. Ketrampilan menyelesaikan masalah,
a. Mampu untuk menyelesaikan persoalan
yang menantang.
b. Fleksibilitas dalam menerapkan
strategi penyelesaian masalah yang sudah dipelajari.
c. Mampu untuk melakukan improvisasi
terhadap benda atau material biasa.
4. Strategi kognitif dan metakognitif,
a. Menggunakan strategi belajar yang
rumit.
b. Berusaha untuk memahami sesuatu
daripada hanya mengingat.
c. Menggunakan pemahaman pemantauan yang
efektif.
5. Keingintahuan,
a. Sangat ingin memiliki pengetahuan
yang bervariasi.
b. Cenderung untuk banyak bertanya.
c. Motivasi diri yang sangat kuat untuk
menguasai persoalan yang menantang.
6. Ketrampilan Kepemimpinan dan Sosial,
a. Mampu untuk mengarahkan dan
memotivasi orang lain.
b. Memiliki sensitivitas terhadap
perasaan dan bahasa tubuh orang lain.
17
c. Mampu untuk menjadi penengah dalam
suatu ketidaksepakatan dan membantu orang lain mencapai kompromi.
Meskipun anak berbakat
menunjukkan kemampuan yang berbeda-beda dalam bidang keberbakatannya, secara
umum anak berbakat menunjukkan kemampuan belajar dengan mudah dan cepat. Selain
itu anak berbakat memiliki fleksibilitas dalam ide-ide dan penyelesaian tugas,
serta lebih dulu mampu berfikir abstrak pada usia di mana anak sebayanya belum
mampu ( Carter & Ormrod, 1982; Lupart, 1995; Maker, 1993; Winner, 1997
dalam McDevitt & Ormrod,2002 ).
b. Retardasi mental ( mentally retarded
)
Anak dengan retardasi mental
menunjukkan keterlambatan dalam perkembangan terutama pada aspek akademik dan
fungsi social. Seorang anak dianggap sebagai anak retardasi mental apabila
menunjukkan 2 ( dua ) karakteristik dasar berikut :
1. Secara signifikan, kecerdasan umum (
IQ ) berada dibawah rata-rata anak seusianya, yaitu dibawah skor 65 atau 70.
18
Tanda-tanda yang lain :
-Anak menunjukkan keterlambatan dalam penguasaan ketrampilan dasar pada
tahap perkembangan atau dalam mempelajari sesuatu,
hasil atau prestasi
belajarnya buruk bila dibandingkan dengan anak sebayanya pada hamper seluruh
bidang akademis.
2. Tingkah laku adaptif yang buruk.
Adalah perilaku yang berhubungan dengan
kegiatan sehari-hari dan situasi social. Anak dengan retardasi mental
menunjukkan keterbatasan untuk mengatur aktifitas harian sederhana dan
bertingkah laku sesuai dalam situasi social. Tampilan perilaku mereka seperti
tingkah laku anak yang usianya lebih muda.
Karakteristik
anak dengan retardasi mental terutama tampak pada kemampuannya yang berada
dibawah rata-rata kemampuan anak sebayanya. Secara khusus anak retardasi mental
menunjukkan ketidakmampuannya untuk memusatkan perhatian, mengingat, menyadari
apa yang mereka pikir dan pelajari, tida dapat menggunakan apa yang telah
mereka pelajari dalam situasi baru dan seringkali menunjukkan sikap putus asa
ketika mempelajari hal baru.
19
Dalam
berinteraksi seringkali anak dengan retardasi mental merasa nyaman bila bermain
dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Beberapa keadaan penyebab retardasi
mental, yaitu :
1. Kondisi genetic yang tidak normal,
misalnya sindroma down atau karena keturunan.
2. Keadaan kurang gizi yang dialami ibu
ketika sedang hamil.
3. Kekurangan oksigen ketika proses
kelahiran yang sulit.
4. Kondisi keluarga yang tidak
menguntungkan ketika masa kanak-kanak , misalnya : dibuang oleh orang tua,
tidak mendapatkan stimulasi atau keadaan ekonomi keluarga yang sangat miskin.
Terdapat 3 kelompok anak
retardasi mental, yaitu :
1. Anak mampu didik, yaitu anak yang
dengan potensi kecerdasannya masih dapat dididik hingga menguasai pendidikan
dasar ( membaca, menulis, berhitung ).
2. Anak mampu latih, yaitu anak yang
potensi kecerdasannya tidak memungkinkan untuk menguasai pendidikan dasar,
namun dapat dilatih untuk mengerjakan pekerjaan tertentu sehingga dapat menjadi
sumber penghasilan.
20
3. Anak perlu bantuan, yaitu anak dengan
kondisi yang sudah tidak dapat lagi mengurus dirinya sendiri karena keadaannya
memang tidak memungkinkan.
2.
Anak Indigo
Indigo
adalah istilah yang diberikan kepada anak yang memiliki kemampuan intuisi yang
relative tinggi dan menunjukkan perilaku lebih dewasa dibanding usianya. Secara
harfiah, Indigo adalah nama warna biru tua ke ungu, sering salah dikenali
dengan warna violet. Istilah anak indigo dipergunakan oleh Nancy Ann Torp seorang konselor pada era 1970-an. Dia meneliti
warna aura manusia dan menghubungkannya dengan kepribadian. Mereka yang
mempunyai aura indigo ini ternyata anak-anak yang dianugrahkan kelebihan,
khususnya kemampuan indera keenam. Jadi, anak indigo adalah anak yang beraura
kepribadian indigo.
Tubagus
Erwin Kusuma yang juga mendalami psikiatri spiritual dan pemerhati anak, Indigo
adalah anak-anak yang mudah diatur oleh lingkungan yang rasional dan spiritual
yang mengerti diri, namun tidak mudah berkompromi, emosional, dan beberapa
diantaranya memiliki tubuh rentan, meski sangat berbakat atau berkemampuan
akademis baik dan mempunyai kemampuan spiritual.
21
Anak indigo
sering dianggap anak ADHD, walaupun mudah bersikap empati dan iba terhadap
orang lain, atau terlihat sangat dingin dan tak berperasaan, serta memiliki
kebijaksanaan melebihi usianya. Dia menyatakan bahwa anak-anak indigo memiliki
kesadaran lebih tinggi daripada kebanyakan orang mengenai siapa diri mereka dan
tujuan hidup mereka. Menurutnya kondisi anak indigo bukan merupakan keadaan
sakit sehingga tidak memerlukan perlakuan ataupun terapi khusus, cukup
pembinaan dari orang tua, guru, dan masyarakat di lingkungannya.
Menurut
dokter spesialis, konsultan psikiatri anak dan remaja yang sudah banyak
menangani kasus anak indigo ini, anak indigo memang berbeda dengan anak
sebayanya, bukan aneh dan bukan “tidak normal”. Anak-anak indigo tak jauh
berbeda dengan anak lainnya, bedanya sejak kelahirannya anak-anak indigo sudah
menunjukkan kharismanya yang cukup berbobot. Anak-anak indigo sering
memperlihatkan sifat-sifat orang dewasa, sangat cerdas, dan memiliki indera
keenam yang sangat tajam.
Anak indigo
pada umumnya tidak menginginkan diperlakukan sebagai anak-anak. Mereka bukan
anti social tetapi mereka tidak leluasa di lingkungan yang tidak rasional dan
lingkungan yang otoriter dengan disiplin ketat tanpa alas an yang jelas.
22
Indigo bukan
penyakit atau kelainan jiwa. Sehingga penanganan yang salah justru akan
berdampak pada penderitaan sang anak. Sejak masa anak-anak pemahaman spiritual
anak-anak indigo sudah matang, tetapi belum diikuti pengalaman dan pengertian
akan hidup masyarakat. Oleh karena itu, menjadi tugas orang tualah untuk
membimbing anak-anak itu agar penalaran dan pemahaman spiritual mereka
seimbang. Sangat diharapkan orang yang bijak dan welas asih untuk memberikan
bimbingan kepada anak-anak indigo.
D.
Teori Perkembangan AUD
·
Teori-teori psikologi perkembangan
-
Teori
adalah kumpulan fakta yang diikat oleh suatu hokum tertentu dan akan menjadi
pandangan yang berlaku umum.
-
Suatu
teori harus memenuhi syarat-syarat formal ( Miller, 1989 ) yaitu:
1. Teori harus masuk akal (logis)
didalamnya konsisten, artinya tidak ada pernyataan-pernyataan yang saling
bertentangan.
2. Teori secara empiris harus masuk
akal, artinya tidak ada pengamatan ilmiah yang saling berlawanan.
23
3. Teori harus dapat diuji dan bersifat hemat,
artinya sedapat mungkin terdiri dari beberapa konstruk proposisi.
4. Teori harus mempunyai cakupan ilmu
yang cukup luas dan mampu mengintegrasikan peneliti terdahulu.
Sebagai salahsatu bidang dari
psikologi dan sebagai ilmu psikologi perkembangan memiliki teori-teori yang ada
sampai sekarang dan dapat digunakan sebagai kerangka acuan untuk memahami
perubahan tingkah laku manusia sesuai dengan perubahan waktu/zaman.
Macam-macam teori psikologi
perkembangan :
1. Teori Biologis
Teori ini menitikberatkan pada pengaruh
bakat, perkembangan tidak secara spontan dan jika perkembangan telah maju tidak
dapat mundur lagi. Pengaruh lingkungan yang menguntungkan dan tidak
menguntungkan ikut menentukan sifat, dapat terlihat yang dimiliki organism
dalam periode tertentu (fenotype).
Kelemahan teori Nampak pada
penelitian anak kembar, anak kembar identik yang dibesarkan dalam lingkungan
berbeda, mengalami proses perkembangan yang berbeda pula. Anak bukan merupakan
makhluk relative, tetapi ia juga secara aktif mencari dan menemukan kesempatan
untuk mengembangkan pribadinya.
24
2. Teori Psikodinamika
Teori ini berpendapat bahwa perkembangan jiwa atau
kepribadian seseorang ditentukan oleh komponen dasar yang bersifat
sosio-efektif, yakni ketegangan yang ada dalam diri seseorang itu ikut
menentukan dinamikanya ditengah lingkungannya.
Unsur-unsur yang sangat ditentukan dalam teori ini adalah
motivasi, emosi, dan aspek-aspek internal lainnya. Para teoritis psikodinamika
percaya bahwa perkembangan merupakan suatu proses aktif dan dinamis yang sangat
dipengaruhi oleh dorongan-dorongan atau impuls-impuls individual yang dibawa
sejak lahir serta pengalaman-pengalaman social dan emosional mereka. Menurut
teori freud, seorang anak dilahirkan dengan dua macam kekuatan (energy)
biologic, yaitu libido dan nafsu mati.
3. Teori Lingkungan
Dalam kelompok teori yang mementingkan pengaruh lingkungan
terhadap perkembangan anak termasuk teori-teori belajar dan teori-teori
mengenai sosialisasi yang bersifat sosiologis. Kedua macam teori ini sebetulnya
sama karena prinsip sosialisasi itu adalah suatu bentuk belajar social.
25
4. Teori Ilmu Kerohanian
Menurut pendapat Dilthey (1833-1911) ia mengemukakan bahwa
gejala-gejala psikis seseorang tidak mungkin dapat diterangkan seperti halnya
dilakukan pada gejala-gejala fisik. Hal itu dapat dilakukan pada gejala
fisiologi seperti misalnya pada permulaan pemasakan seksual ( pubertas atau
permulaan masa remaja ).
5. Teori Empirisme
Tokoh utama teori empirisme adalah Francis Bacon ( Inggris
1632-1704 M ). Pandangan dari teori ini yaitu, saat anak lahir ke dunia,
perkembangan ditentukan karena adanya pengaruh dari luar, termasuk pendidikan
dan pengajaran. Anak yang lahir dianggap dalam kondisi kosong, putih bersih
seperti meja lilin ( tabularasa ), maka pengalaman ( empiris ) anak yang
menentukan corak dan bentuk perkembangan jiwa anak.
6. Teori Nativisme
Teori Nativisme mengemukakan bahwa anak yang lahir telah
dilengkapi pembawaan bakat alami. Dan pembawaan ( nativus ) inilah yang akan
menentukan wujud kepribadian seorang anak. Pengaruh lain dari luar tidak akan
mampu mengubah pembawaan anak.
26
7. Teori Konvergensi
Diungkapkan bahwa perkembangan jiwa anak lebih banyak
ditentukan oleh dua factor yang saling menopang, yakni factor bakat dan
pengaruh lingkungan, keduanya tidak dapat dipisahkan seolah-olah memadu,
bertemu dalam satu titik. Disini dapat dipahami bahwa kepribadian seorang anak
akan terbentuk dengan baik apabila dibina oleh suatu pendidikan ( pengalaman )
yang baik serta ditopang oleh bakat yang merupakan pembawaan lahir.
8. Teori Rekapitulasi
Rekapitulasi berarti ulangan, maksudnya bahwa perkembangan
jiwa anak adalah merupakan hasil ulangan dari perkembangan seluruh jenis
manusia. Disimpulkan bahwa seorang manusia akan mengalami tingkatan masa
sebagai berikut :
a. Masa menggembala +8 – 10
tahun, seorang anak senang memelihara binatang.
b. Masa bertani +10 – 12 tahun,
suka berkebun, memelihara dan menanam tanaman, bunga, dll.
c. Masa berdagang +12 – 14 tahun,
gemar bermain pasar-pasaran, tukar menukar prangko, tukar gambar, dll.
d. Masa industry +14 tahun ke
atas, anak mulai mencoba berkarya sendiri, membuat mainan, dll.
27
Pernyataan terkenal dari teori ini
adalah “ Onogenese Recapitulatie Philogenese “ ( Perkembangan satu makhluk
adalah mengulangi perkembangan seluruhnya ). Sponsor teori ini adalah Hackel (
1834 – 1919 ) dan diikuti oleh Stanley Hall ( 1846 – 1926 ).
9. Teori Kemungkinan Berkembang
Teori ini berlandaskan pada alas an-alasan :
-
Anak
adalah manusia yang hidup.
-
Waktu
dilahirkan anak dalam kondisi tidak berdaya, sehingga ia membutuhkan
perlindungan.
-
Dalam
perkembangan anak melakukan kegiatan yang bersifat pasif ( menerima ) dan aktif
( eksplorasi ).
Penyampai teori ini adalah Dr. M.J
Langeveld salah seorang ilmuwan dari Belanda.
10. Teori Perkembangan Menurut
Fenomenolofis
Keutamaan dari Fenomenolofis adalah bahwa setiap pelajaran
harus meaningfull bagi manusia dan kemanusiaan, karena manusia adalah makhluk
social disamping juga sebagai makhluk individu. Materi pendidikan yang baik
adalah yang sebanyak-banyaknya memiliki fungsi pengembangan proses sosialisasi
anak,
28
sehingga proses
belajar itu tidak bersifat individual saja, melainkan juga harus berlangsung
secara kompak.
11. Teori Interaksionisme
Menurut teori ini, perkembangan jiwa atau perilaku anak
ditentukan oleh adanya dialektif dengan lingkungannya. Maksudnya perkembangan
kognitif seorang anak bukan merupakan perkembangan yang wajar, melainkan
ditentukan interaksi budaya.
12. Teori Perkembangan menurut Psikologi
Kognitif
Teori ini lebih menitikberatkan pada proses kognisi atau
proses mental seseorang juga pada proses aktifitas internal manusia. Aktifitas
manusia menurut psikologi kognitif adalah suatu proses mental yang berkaitan
dengan thinking ( berfikir ) dan memori ( ingatan ). Teori ini bisa disebut
dengan “ Information Processing Theory “ karena proses mental ini berkaitan
dengan bagaimana manusia memproses informasi yang masuk ke dalam jaringan
pikiran dan ingatan untuk selanjutnya direproduksi kembali.
13. Teori Behaviour dan belajar social
-Behaviour ( perilaku ) adalah kegiatan organism yang dapat
diamati dan yang bersifat umum mengenai otot-otot dan kelenjar-kelenjar sekresi
eksternal,
29
sebagaimana terwujud pada gerakan bagian-bagian tubuh atau
pada pengeluaran air mata, keringat. Berkembang keyakinan bahwa perkembangan
adalah perilaku yang dapat diamati, yang dipelajari melalui pengalaman dan
lingkungan.
·
Teori Perkembangan Anak
Pakar psikologi perkembangan
memandang bahwa anak terlahir dengan dorongan dari dalam dirinya untuk
menguasai berbagai kompetensi. Sebagai contoh seorang anak pada usia berjalan
akan terlihat adanya usaha keras untuk menarik dirinya berdiri menggunakan
kursi, pada mulanya memang ia tidak akan segera naik bahkan terkadang terjatuh
sehingga tampak diwajahnya menunjukkan kekesalan. Perjuangan untuk dapat
berjalan terjadi secara kontinyu. Seolah takut terjatuh lagi, anak membangun
kekuatan untuk bangun dan berdiri. Ini adalah bukti bahwa ada dorongan dari
dalam ( motivasi intrinsik ) yang mengharuskan anak berdiri tegak dan kemudian
berjalan.
Pada dasarnya terdapat 2 pendekatan
utama yang digunakan untuk pendidikan anak usia dini ( PAUD ), yaitu :
pendekatan perilaku dan pendekatan perkembangan. Pendekatan perilaku
beranggapan bahwa konsep-konsep tidaklah berasal dari dalam diri anak dan tidak
berkembang secara spontan.
30
Atau dengan perkataan lain
konsep-konsep tersebut harus ditanamkan pada anak dan diserap oleh anak,
sehingga pendekatan seperti ini melahirkan pengajaran yang berpusat pada tenaga
pendidik.
Pendekatan perkembangan beranggapan bahwa
perkembanganlah yang memberikan kerangka untuk memahami dan menghargai
pertumbuhan alami AUD. Terdapat beberapa anggapan dari pendekatan ini, yaitu :
1. AUD adalah pembelajar aktif yang
secara terus menerus mendapat informasi mengenai dunia lewat permainannya.
2. Setiap anak mengalami kemajuan
melalui tahapan-tahapan perkembangan yang dapat diperkirakan.
3. Anak bergantung pada orang lain dalam
hal pertumbuhan emosi dan kognitif melalui interaksi social.
4. Anak adalah individu yang unik yang
tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang berbeda.
Metodologi yang sesuai dengan
perkembangan adalah metodologi yang didasarkan pada pengetahuan mengenai
perkembangan anak. Setiap anak berkembang melalui tahapan perkembangan yang
umum, tetapi pada saat yang sama setiap anak juga adalah makhluk individu dan
unik. Pembelajaran yang sesuai adalah pembelajaran sesuai dengan minat, tingkat
perkembangan kognitif serta kematangan social dan emosional.
31
Vygotsky dalam
Naughton percaya bahwa bermain membantu perkembangan kognitif anak secara
langsung, tidak sekedar sebagai hasil dari perkembangan kognitif seperti yang
dikemukakan oleh Piaget. Ia
menegaskan bahwa bermain simbolik memainkan peran yang sangat penting dalam
perkembangan berpikir abstrak. Sejak anak memulai bermain make believe, anak menjadi mampu berpikir tentang makna-makna obyek
yang mereka representasikan secara independen. Dengan dmikian pada awal proses
penggantian obyek dalam bermain dramatic prototipikalitas obyek menjadi sangat
krusial, sementara perkembangan berikutnya hal tersebut menjadi kurang begitu
penting. Berhubungan dengan hal tersebut di atas, maka peran pendidik berkaitan
dengan teori perkembangan antara lain :
1.
Tanggap dengan proses yang terjadi dari dalam diri anak dan berusaha
mengikuti arus perkembangan anak yang individual.
2.
Mengkreasikan lingkungan dengan materi luas yang beragam dan alat-alat
yang memungkinkan anak belajar.
3.
Memperhatikan laju dan kecepatan belajar dari masing-masing anak.
4.
Adanya bimbingan dari tenaga pendidik agar anak tertantang untuk
melakukan sendiri.
32
·
Periodisasi Psikologi Perkembangan
Individu
Menurut beberapa ahli,
ada beberapa fase atau periodisasi psikologi perkembangan individu, yaitu :
1. Periodisasi berdasar biologis
Pembagian masa-masa perkembangan ini
didasarkan kepada keadaan atau proses biologi tertentu. Pembagian Aristoteles didasarkan atas gejala
pertumbuhan jasmani yaitu antara fase satu dan fase kedua dibatasi oleh
pergantian gigi, antara fase kedua dengan fase ketiga ditandai dengan mulai
bekerjanya kelenjar kelengkapan kelamin. Fase-fase tersebut adalah :
-
Fase
anak kecil : 0-6 tahun.
-
Fase
anak sekolah : 7-14 tahun, yaitu masa mulai bekerjanya kelenjar kelengkapan
kelamin.
-
Fase
remaja : 14-21 tahun.
2. Periodisasi yang berdasar psikologis
Tokoh utama yang mendasarkan
periodisasi ini kepada keadaan psikologis adalah Oswaldh Kroch. Beliau
menjadikan masa-masa kegoncangan sebagai dasar pembagian masa-masa psikologi
perkembangan,
33
karena beliau yakin bahwa masa kegoncangan
inilah yang merupakan keadaan psikologis yang khas dan dialami oleh setiap anak
dalam masa perkembangannya. Fase-fase tersebut adalah :
-
Dari
lahir sampai masa “trotz” ( kegoncangan ) pertama : kanak-kanak awal.
-
Trotz
pertama sampai trotz kedua : masa keserasian bersekolah.
-
Trotz
kedua sampai akhir remaja : masa kematangan.
3. Periodisasi yang berdasar didaktis
Pembagian masa-masa perkembangan
sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh Harvey
A. Tilker, PhD dalam “Developmental Psycology Today” ( 1975 ) dan Elizabeth B. Hurlock dalam
“Developmental Psycologi” ( 1980 ) tampak sudah lengkap mencakup sepanjang
hidup manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang berlangsung sejak
konsepsi sampai mati dengan pembagian periodisasinya.
Berikut periodisasi berdasarkan
didaktis menurut Elizabeth B. Hurlock :
-
Masa
sebelum lahir ( prenatal ) : 9 bulan.
-
Masa
bayi baru lahir ( newborn ) : 0-2 minggu.
-
Masa
bayi ( babyhood ) : 2 minggu-2 tahun.
-
Masa
kanak-kanak awal ( early childhood ) : 2-6 tahun.
-
Masa
kanak-kanak akhir ( later childhood ) : 6-12 tahun.
34
-
Masa
puber ( puberty ) : 11/12-15/16 tahun.
-
Masa
remaja ( adolescence ) : 15/16-21 tahun.
-
Masa
dewasa awal ( early adulthood ) : 21-40 tahun.
-
Masa
dewasa madya ( middle adulthood ) : 40-60 tahun.
-
Masa
usia lanjut ( later adulthood ) : 60 tahun……….
E.
Psikologi Kepribadian
Adalah studi
tentang perbedaan individu dalam perilaku dan pemikiran. Kami pikir orang
memiliki kepribadian yang unik, dan kita memiliki kata-kata untuk menggambarkan
mereka teman yang baik, guru anda adalah berarti, saudaramu yang lebih muda
adalah pemalu, dan seterusnya. Tetapi bila anda mempelajari lebih dalam
kepribadian itu jauh lebih kompleks dari satu kata sifat atau bahkan beberapa
ciri disatukan. Kepribadian kita dapat berubah tergantung pada situasi kita
masuk dalam kehidupan.
Pertama-tama
kepribadian harus datang dari suatu tempat, kepribadian adalah memikirkan
sesuatu yang orang dilahirkan dengan, sesuatu yang mereka dan siapa mereka. Memang
kepribadian sangat genetic, anda mungkin menemukan diri anda yang menunjukkan
cirri-ciri kepribadian yang sama dan laku sebagai orang tua anda,
35
dan kembar identik telah ditunjukkan
untuk menunjukkan disposisi sangat mirip.
Biologi dapat
membantu menjelaskan bagaimana orang berpikir dan bertindak, tetapi yang lain
akan setuju tentang hal ini menjadi gambaran keseluruhan. Pengaruh lingkungan
dan pilihan yang kita buat juga dapat memiliki dampak besar pada kepribadian
kita. Seorang anak mungkin mengalami trauma ceria dan tumbuh menjadi penakut
sebagai orang dewasa atau ia mungkin memilih untuk mengatasi konflik dan tumbuh
menjadi tangguh. Alam, memelihara dan bebas semakin berinteraksi satu sama lain
dan hal ini interaksi yang muncul untuk membentuk kepribadian.
Setiap
manusia dilahirkan memiliki kesamaan dan perbedaan, dan perbedaan itulah yang
membuat manusia menjadi makhluk yang unik. Selain mempunyai sifat saling
mengasihi dan menyayangi, manusia juga memiliki karakter masing-masing yang
tentunya berbeda. Florence Litauer dalam
bukunya “Personality Plus” membagi karakter manusia ke dalam 4 sifat utama,
yaitu :
36
1. Koleris
Menyukai tantangan, bergaya boss, berjiwa pemimpin dan
memerintah, lebih banyak mengkritik dan seringkali tidak berpikir panjang atau
langsung main seruduk, tidak suka
diperintah dan selalu menganggap dirinya paling benar, serta biasanya tidak mau
mengalah dan mau menang sendiri. Contohnya dapat dengan mudah kita temui, mulai
dari Ahmad Dhani sampai Hitler. Pokoknya orang yang mempunyai
sifat yang keras dan tidak mau mengalah.
2. Sanguin
Orang yang lebih banyak humor, hidup bagaikan angin, berbelok
kemana saja, sering menganggap sepele beberapa hal, yang akhirnya membawa
penyakit, sering lupa dan sembrono, contoh seperti ini juga dapat dengan mudah
kita temui, misalnya Olga Syahputra
dan para pelawak lainnya.
3. Melankolik
Orang yang hidupnya serba teratur, mungkin sehari-hari
menggunakan jadwal yang ekstra ketat, kalau mau melakukan suatu tindakan maka
dia akan menunggu sampai semua komponen yang dibutuhkan terkumpul semua.
37
Tidak suka melihat suasana yang berantakan dan tidak teratur.
Orang seperti ini cocok menjadi seorang master plan yang ada dibelakang
panggung, seorang creator atau bisa dibilang seseorang yang agak sulit
bersosialisasi karena sibuk dengan kesendiriannya. Contohnya Hanung Bramantyo atau Helmi Yahya.
4. Plegmatis
Orang yang lebih suka menyendiri, kurang suka akan tantangan
dan sedikit pesimis atau agak apatis ketika ditawari suatu peluang. Namun orang
plegmatis bawaannya damai, mengalir seperti air. Seseorang dengan tipe seperti
ini adalah seseorang yang tidak punya pendirian selalu mengikut saja “Manut Wae” ( bahasa Jawa ), contohnya Nunung OVJ.
*Semoga bermanfaat*
38
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
……………………………………………………………………………………………i
Kata Pengantar
……………………………………………………………………………………………..ii
Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………………iii
Mempelajari Psikologi Perkembangan
AUD……………………………………………………1
A. Pengertian Psikologi
Perkembangan…………………………………………………..1
B. Psikologi Perkembangan
AUD……………………………………………………………..1
C. Studi Kasus Anak Berkebutuhan Khusus
dan Anak Indigo………………….13
D. Teori Perkembangan AUD…………………………………………………………………23
E. Psikologi
Kepribadian………………………………………………………………………..35
Daftar
Pustaka………………………………………………………………………………………………39
iii
DAFTAR PUSTAKA
Rini Hildayani, dkk, Buku Materi
Pokok ( BMP ) K2104/4SKS/Modul 1-12, Universitas Terbuka, Psikologi
Perkembangan Anak.
Alzena Masykouri, M. Psi, Anak Dengan
Kebutuhan Khusus.
Dinas Kependudukan, KB & Catatan
Sipil, Kabupaten Purworejo, Tahun 2006, Pembentukan Karakter Sejak Dini.
http ://www.bidanku.com, Psikologi
Perkembangan AUD.
http ://www.belajarpsikologi.com,
Psikologi Perkembangan.
http ://www.slideshare.net,
Teori-teori psikologi perkembangan.
http
://www.delsajoesafira.blogspot.com, Pengertian Psikologi Perkembangan dan
Kegunaannya.
http ://www.achmad-fachruroji.blogspot.com,
Psikologi Kepribadian dan Anak Indigo.
39