Selasa, 02 April 2013

Dunia Anak dan Permainannya


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan rasa syukur kehadirat Alloh SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga terselesaikannya tugas makalah ini. Segala kerinduan dan penghambaan marilah hanya kita tujukan kepada Alloh SWT yang mencerdaskan hamba yang memohon kepada-Nya.
Dalam Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) sangat erat kaitannya dengan metode BCM     ( Bermain, Cerita, dan Menyanyi ). Pada masa perkembangan, anak-anak suka sekali permainan. Oleh karena itu kegiatan bermain dan permainan Anak Usia Dini ( AUD ) sangat berperan penting dalam masa perkembangan AUD sesuai dengan usia dan tahap perkembangan mereka.
Semoga hasil paparan ini, bisa mengembangkan wawasan kita sebagai mahasiswa sekaligus tenaga pendidik PAUD. Tujuan utama pembelajaran PAUD adalah happy learning yang tidak lepas akan dunia bermain anak pada masa itu.
Akhirul kalam, saya ucapkan banyak terima kasih dan semoga makalah ini menjadi makalah yang bermanfaat dan memenuhi kriteria yang diharapkan Dosen Pengampu.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Purworejo, Maret 2013
Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………………………………………………………………i
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………………………………..ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………………1
A.      Latar Belakang………………………………………………………………………………………………………..1
B.      Tujuan Penulisan Makalah……………………………………………………………………………………….1
C.      Sistematika Penulisan Makalah………………………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………………………3
A.      Hakikat dan Tujuan Bermain AUD…………………………………………………………………………….3
B.      Bermain berdasarkan kemampuan anak…………………………………………………………………..6
C.      Minat Bermain AUD………………………………………………………………………………………………….9
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………………29
A.      Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………..29
B.      Saran………………………………………………………………………………………………………………………29
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………….30


iii
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Strategi belajar mengajar yang tidak menjenuhkan, untuk mengembangkan pola pendekatan happy learning anak-anak harus dibuat nyaman, gembira, dan kerasan secara intrinsik dalam mengikuti proses belajar mengajar. Pendekatan ini akan bermanfaat untuk menjaga agar motivasi belajarnya terus hidup bahkan berkembang. Suasana gembira, bersemangat dan bergairah ini antara lain dapat diciptakan dengan memperhatikan hal-hal berikut ini :
1.      Pemahaman terhadap anak
2.      Memahami diri sendiri sebagai tenaga pendidik
3.      Menyediakan lingkungan belajar yang menunjang dan mengundang
4.      Memiliki beberapa kreatifitas mengajar yang menyenangkan
Bermain merupakan suatu kegiatan yang melekat pada dunia anak, bermain adalah kodrat anak. Bermain dapat dipandang sebagai suatu kegiatan yang bersifat volunteer, spontan, terfokus pada proses, memberi ganjaran secara intrinsik, menyenangkan dan fleksibel.
B.      Tujuan Penulisan Makalah
1.      Tujuan utama guna memenuhi tugas Dosen Pengampu Kuliah.
2.      Sebagai hasil paparan dan pengembangan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada permainan di lingkungan PAUD.
3.      Agar Mahasiswa atau Tenaga Pendidik PAUD dapat dan faham akan analisa minat bermain AUD.
1
C.      Sistematika Penulisan Makalah
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
B.      Tujuan Penulisan Makalah
C.      Sistematika Penulisan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
A.      Hakikat dan Tujuan Bermain AUD
B.      Bermain berdasarkan kemampuan anak
C.      Minat bermain AUD
BAB III PENUTUP
A.      Kesimpulan
B.      Saran
DAFTAR PUSTAKA



2
BAB II PEMBAHASAN
“MINAT BERMAIN DAN PERKEMBANGAN ANAK“
A.      Hakikat dan Tujuan Bermain
Bermain adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan ( Mayesty, 1990 : 196 – 197 ).
Anak Usia Dini ( AUD ) tidak membedakan antara bermain, belajar dan bekerja. Anak-anak umumnya sangat menikmati permainan dan akan terus melakukannya di manapun mereka memiliki kesempatan.
Piaget dalam Mayesty ( 1992 : 42 ) mengatakan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan/kepuasan bagi diri seseorang, sedangkan Parten dalam Dockett dan Fleer ( 2000 : 14 ) memandang kegiatan bermain sebagai sarana sosialisasi, diharapkan melalui bermain dapat member kesepakatan anak bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Selain itu kegiatan bermain dapat membantu anak mengenal tentang diri sendiri, dengan siapa ia hidup serta lingkungan tempat dimana ia hidup.
Selanjutnya Dockett dan Fleer ( 2000 : 41 – 44 ) berpendapat bahwa bermain merupakan kebutuhan bagi anak, karena melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Bermain merupakan suatu aktifitas yang khas dan sangat berbeda dengan aktifitas lain seperti belajar dan bekerja yang selalu dilakukan dalam rangka mencapai suatu hasil akhir.

3
Tujuan kegiatan bermain bagi AUD adalah untuk meningkatkan pengembangan seluruh aspek perkembangan motorik, kognitif, bahasa, kreatifitas, emosi atau social. Kegiatan bermain akan memberikan hasil yang optimal apabila kegiatan itu dirancang dengan seksama dan tidak secara kebetulan.
Bermain bagi anak merupakan kegiatan yang dapat disamakan dengan bekerja pada orang dewasa, bermain memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan seorang anak. Eheart dan Leavitt dalam Stone ( 1993 : 28 – 30 ) mengatakan bahwa pembelajaran dapat mengembangkan berbagai potensi pada anak, tidak saja pada potensi fisik, tetapi juga pada perkembangan kognitif, bahasa, sosial, emosi, kreatifitas dan pada akhirnya prestasi akademik. Sejalan dengan pendapat tersebut, Wolfgang ( 1999 : 32 – 37 ) berpendapat bahwa terdapat sejumlah nilai-nilai dalam bermain ( the value of play ), yaitu bermain dapat mengembangkan ketrampilan sosial, emosional, kognitif.
Dalam pembelajaran terdapat berbagai kegiatan yang memiliki dampak terhadap perkembangannya, sehingga dapat diidentifikasikan fungsi bermain adalah :
1.      Dapat memperkuat dan mengembangkan otot dan koordinasinya melalui gerak, melatih motorik halus, motorik kasar, dan keseimbangan, karena ketika bermain fisik anak juga belajar memahami bagaimana kerja tubuhnya.
2.      Dapat mengembangkan ketrampilan emosinya, rasa percaya diri pada orang lain, kemandirian dan keberanian untuk berinisiatif, karena saat bermain anak sering bermain pura-pura menjadi orang lain, binatang, atau karakter orang lain. Anak juga belajar melihat dari sisi orang lain ( empati ).

4
3.      Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya, karena melalui bermain anak seringkali melakukan eksplorasi terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya sebagai wujud dari rasa keingintahuannya.
4.      Dapat mengembangkan kemandiriannya dan menjadi dirinya sendiri, karena melalui bermain anak selalu bertanya, meneliti lingkungan, belajar mengambil keputusan, berlatih peran social sehingga anak menyadari kemampuan dan kelebihannya.
Jeffree, McConkey dan Hewson ( 1984 : 15 – 18 ) berpendapat bahwa terdapat enam karakteristik kegiatan bermain pada anak yang perlu dipahami, yaitu :
1.      Bermain muncul dari dalam diri anak.
Keinginan bermain harus muncul dari dalam diri anak, sehingga anak dapat menikmati dan bermain seusai dengan caranya sendiri. Itu artinya bermain dilakukan dengan kesukarelaan, bukan paksaan.
2.      Bermain harus bebas dari aturan yang mengikat, kegiatan untuk dinikmati.
Bermain pada AUD harus terbebas dari aturan yang mengikat, karena AUD memiliki cara bermainnya sendiri. Untuk itulah bermain pada anak selalu menyenangkan, mengasyikkan, dan menggairahkan.
3.      Bermain adalah aktifitas nyata atau sesungguhnya.
Dalam bermain anak melakukan aktifitas nyata, misalnya pada saat anak bermain dengan air dan mengenal air dari bermainnya. Bermain melibatkan partisipasi aktif baik secara fisik maupun mental.


5
4.      Bermain harus difokuskan pada proses daripada hasil.
Dalam bermain anak harus difokuskan pada proses, bukan hasil yang diciptakan oleh anak. Dalam bermain anak mengenal dan mengetahui apa yang ia mainkan dan
mendapatkan ketrampilan baru, mengembangkan perkembangan anak dan anak memperoleh pengetahuan dari apa yang ia mainkan.
5.      Bermain harus didominasi oleh pemain.
Dalam bermain harus didominasi oleh pemain, yaitu anak itu sendiri tidak didominasi oleh orang dewasa, karena jika bermain didominasi oleh orang dewasa maka anak tidak akan mendapatkan makna apapun dari bermainnya.
6.      Bermain harus melibatkan peran aktif dari pemain.
Bermain harus melibatkan peran aktif pemain. Anak sebagai pemain harus terjun langsung dalam bermain. Jika anak pasif dalam bermain anak tidak akan memperoleh pengalaman baru, karena bagi anak bermain adalah bekerja untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan baru.
B.      Bermain berdasarkan kemampuan anak
Pembelajaran pada AUD juga dipengaruhi oleh kemampuan baik secara fisik, kognitif, bahasa, sosio-emosional ataupun ketrampilannya. Untuk itu bermain dapat diklasifikasikan berdasarkan kemampuan anak, yaitu :
1.      Bermain Eksploratoris
Bermain eksploratoris mempengaruhi perkembangan anak melalui empat cara yang berbeda, yaitu :
a.      Eksplorasi memberikan kesempatan setiap anak untuk menemukan hal baru.
b.      Eksplorasi merangsang rasa ingin tahu anak.
6
c.       Eksplorasi membantu anak mengembangkan ketrampilannya.
d.      Eksplorasi mendorong anak untuk mempelajari ketrampilan baru.
Adapun cara untuk mendorong anak untuk bermain eksplorasi :
·         Tunjukkan pada anak bahwa dunia ini sangat berharga untuk dieksplorasi atau dijelajahi.
·         Ikuti apa yang dilakukan anak, guru hanya mengawasi dan mendampingi saja.
·         Guru dapat saja menunjukkan cara bereksplorasi, agar anak lebih termotivasi.
2.      Bermain Energetik
Permainan ini melibatkan energy yang sangat banyak, seperti memanjat, melompat, dan bermain bola. Kegiatan ini melibatkan seluruh koordinasi tubuh. Pentingnya permainan kekuatan :
a.      Permainan enerjik membantu anak untuk menjadi penjelajah yang aktif dalam lingkungannya.
b.      Permainan enerjik membantu anak untuk mengendalikan tubuhnya.
c.       Permainan enerjik membantu anak untuk mengkoordinasikan setiap bagian yang berbeda pada tubuhnya.
·         Permainan enerjik untuk anak cacat, berguna untuk :
a.      Membantu anak untuk mengendalikan tubuhnya dan bergerak sesuai dengan tujuannya, tetapi tetap harus didampingi oleh seorang terapis.
b.      Membangkitkan permainan enerjik.
c.       Sebelum melakukan kegiatan sebaiknya mengetahui penampakan tahapan perkembangan permainan enerjik yang disajikan dalam grafik perkembangannya.
7
3.      Bermain ketrampilan, pentingnya bermain dengan ketrampilan, antara lain :
a.      Membantu anak untuk menjadi pembangun.
b.      Dapat mengurangi keputusasaan.
c.       Mengarah pada kebergunaan dan kemandirian.
d.      Mengembangkan ketrampilan baru meningkatkan kepercayaan diri.
e.      Belajar melalui memegang langsung bahan.
·         Membangkitkan permainan dengan ketrampilan penting bagi orang dewasa untuk memahami perkembangan anak yang sedang terjadi melalui grafik perkembangan.
4.      Bermain Sosial
Penting bagi seorang anak  untuk terlibat dengan orang lain selain dirinya. Interaksi, dapat diartikan secara sederhana dengan merespon pada perilaku orang lain. Bermain sosial, dasar dari seluruh pembelajaran social adalah adanya interaksi antara dua orang atau lebih. Pentingnya bermain social adalah :
a.      Sebagai sarana bagi anak untuk belajar dari orang lain.
b.      Mengembangkan kemampuan anak untuk berkomunikasi.
c.       Membuat anak lebih mampu untuk bersosialisasi.
d.      Membantu anak untuk mengembangkan persahabatan.
5.      Bermain Imajinatif, pentingnya bermain imajinasi adalah :
a.      Membantu anak untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan bahasa.
b.      Membantu anak untuk memahami orang lain.
c.       Membantu anak untuk mengembangkan kreatifitasnya.
d.      Membantu anak untuk mengenali dirinya sendiri.
8
6.      Bermain Teka-teki
Pentingnya bermain memecahkan teka-teki dapat :
a.      Mengembangkan kemampuan anak dalam berfikir.
b.      Teka-teki mendorong rasa ingin tahu anak.
c.       Mengembangkan kemandirian pada anak.
Bermain teka-teki pada anak cacat :
·         Menunjukkan padanya bahwa di dunia ini banyak obyek yang dapat menarik perhatiannya.
·         Harus memberikan perhatian pada obyek yang sangat diminati oleh anak.
·         Mendorong rasa ingin tahu anak terhadap puzzle.
·         Memberikan kesempatan pada anak untuk memecahkan teka-teki.
C.      Minat bermain AUD
Bronson ( 1995 : 5 – 7 ) memaparkan tentang perkembangan dan minat bermain pada anak sejak lahir sampai delapan tahun ( 0 – 8 th ). Untuk memudahkan pemahaman dalam implementasinya di Indonesia, maka tahapan dan tugas perkembangan AUD yang akan dibagi ke dalam 4 rentangan, yaitu tahap lahir sampai usia 1 tahun, tahap usia 2 – 3 tahun ( 13 – 24 bulan ), tahap usia 3 – 4 tahun ( 25 – 36 bulan ) dan tahap usia 4 – 6 tahun ( 37 – 48 bulan ).
1.      Usia 0 – 1 tahun
Kemampuan dan minat bermain bayi 0 – 6 bulan pada kemampuan motorik, persepsi-kognitif dan social bahasa terdapat garis besar yang memberikan latar belakang sebagai pertimbangan memilih alat permainan yang tepat.
9
Tidak semua anak akan sama rata polanya atau menunjukkan semua kemampuan dan minat yang ada. Sejak awal, anak menunjukkan jarak perbedaan individu dan lebih lanjut akan memilih, menyeleksi dan menggunakan alat permainan.
Selanjutnya pada rentang usia 7 – 12 bulan, gambaran khas tentang kemampuan dan minat bermain bayi usia 7 – 12 bulan dalam gerak, penglihatan, berfikir, dan bahasa social atau lingkungan disajikan secara garis besar berikut untuk memberikan latar belakang agar dapat mengingat alat-alat permainan secara tepat. Sama seperti kelompok usia lainnya, tidak semua bayi antara 7 – 12 bulan mempunyai pola yang sama rata atau mampu mendemonstrasikan seluruh kemampuan dan minat yang telah disebutkan. Karena anak-anak selalu  memperlihatkan perbedaan individu, karakteristik khusus yang ada pada anak haruslah dijadikan ertimbangan ketika akan merencanakan dan menyeleksi alat-alat permainan yang akan mereka gunakan.
·         Kemampuan motorik
Usia 0 – 6 bulan :
a.      Membuat gerakan lebih lancer dan dengan maksud tertentu.
b.      Kekuatan mengontrol tangan belajar memukul, lalu meraih dan memegang obyek ( dengan seluruh tangan ).
c.       Menemukan kaki, membawa kaki ke mulut dan mengeksplorasi dengan kaki.
d.      Mulai duduk dan dapat bermain dengan semangat.
e.      Meningkatnya kemampuan dalam permainan otot yang lebih luas, termasuk berguling, berlari, membanting, dan melambung.
10
Usia 7 – 12 bulan :
a.      Mulai duduk sendiri.
b.      Mulai merangkak dan maju pelan-pelan ke atas atau ke dalam.
c.       Mulai menarik kaki untuk berdiri, berpijak ( berjalan setelah memegang perabot ) dan berjalan ( 10 – 16 bulan ).
d.      Memperlihatkan keinginan untuk berpindah atau bergerak dan mempraktikkan kemampuan tersebut.
e.      Berkembangnya fungsi mengenggam ( ibu jari dan jari ) menjadi menjepit dan mulai memegang benda dengan satu tangan setelah memanipulasi benda lain.
f.        Mulai memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain.
g.      Mulai menyusun benda.
h.      Mulai ingin membenturkan atau membanting, memasukkan,menyodok atau menusuk, menggulung, menekan, menurunkan, mengocok, memukul, melempar, membuka atau menutup, mendorong atau menarik, menggosok atau mengisi, menarik.
i.        Senang bermain saat mandi, menyepak dan berkecipak di air.
·         Kemampuan perceptual kognitif
Usia 0 – 6 bulan :
a.      Mengikuti obyek dengan mata, tetapi tidak mencari obyek yang hilang dari tampilan.
b.      Belajar untuk melokalisir suara dan mencoba melihat asal suara tersebut.
11
c.       Merespon irama, music, menyanyi ( diperbolehkan bergerak, mengguncang, atau membuat suara ).
d.      Mengembangkan visual dengan menjangkau ruangan.
e.      Mengeksplorasi dunia dengan mata dan telinga dan mulai bereksplorasi dengan tangan, kaki, dan mulut.
f.        Mulai mengenal orang yang dekat dengannya, obyek dan peristiwa lalu mengharapkan mereka selalu muncul kembali.
g.      Menjadi sadar pada kesenangan yang baru dan orang yang tidak dikenal, obyek dan peristiwa.
h.      Meniru gerakan sederhana.
Usia 7 – 12 bulan :
a.      Memperlihatkan minat atau perhatian terhadap obyek ( benda yang terlihat maupun tidak terlihat dan orang mengembangkan obyek yang tetap, kira-kira 11 bulan, melihat benda atau obyek di luar penglihatan ).
b.      Melihat benda atau perhatian dengan wadah atau kotak yang berhubungan seperti : lemari makan kosong, celana panjang, dan benda yang bercorak.
c.       Senang menggelindingkan dan menjatuhkan benda ( menggunakan tali untuk menarik kembali benda yang telah jatuh dari tepi meja mainan atau kursi panjang ).
d.      Senang menjelajahi  benda-benda.
e.      Senang mengoperasikan peralatan sederhana ( membuka atau menutup, mendorong atau menarik ) dan menimbulkan suatu reaksi.
f.        Menunjukkan ketekunan dan perhatian terhadap sesuatu yang baru.
12
g.      Mengingat orang, benda, permainan, aksi dengan mainan.
h.      Mulai mencari benda yang tersembunyi ( kira-kira 11 bulan ).
i.        Mulai menunjukkan minat terhadap buku yang bergambar.
·         Kemampuan social dan bahasa
Usia 0 – 6 bulan :
a.      Menampilkan daya tarik khusus pada orang ( wajah dan khususnya suara ).
b.      Mulai tersenyum diwajah, pada suara dan gambar pada cermin.
c.       Menjadi diam dalam visual atau kontak suara dengan orang lain.
d.      Mulai mencari perhatian dan mengontak dengan orang.
e.      Merespon suara untuk kontak social dan suara lainnya.
f.        Tidak sama reaksinya pada nada emosi pada suara lain ( marah vs ramah ).
g.      Membedakan diantara orang yang dikenal dan tidak.
h.      Mulai untuk mendengkut, bergumam, dan tertawa dengan keras dan bermain dengan bunyi.
i.        Mendengarkan suara dan meniru suara.
Usia 7 – 12 bulan :
a.      Dapat menunjukkan rasa takut pada orang asing atau memberi reaksi nakal atau buruk untuk mengubahnya, bermain dengan baik dengan orang lain dari keluarga terdekat.
b.      Memperhatikan dan kadang-kadang meniru orang lain.
c.       Menunjukkan kesadaran akan ketidaksetujuan terhadap lingkungan.
d.      Senang menarik perhatian dan dapat menimbulkan reaksi social.
13
e.      Menyenangi permainan yang sederhana seperti ciluk baa…dan da…da…
f.        Berceloteh dan bermain dengan bahasa, berusaha untuk dapat meniru suara.
g.      Senang mendengarkan suara music atau lagu sederhana.
h.      Paham bila ada orang yang menyebut namanya dan mampu mengikuti perintah sederhana.
Usia 1 – 2 tahun ( 13 – 24 bulan ) :
Usia ini, gerakan tubuh, pengamatan, daya fikir dan social terus berkembang. Hal ini tentunya memengaruhi cara bermain dan alat-alat yang digunakan dalam bermain.
·         Kemampuan motorik
a.      Melatih ketrampilan fisik.
b.      Suka untuk menarik, meletakkan, mendorong, membongkar, menyusun, memukul, mengosongkan, dan mengisi.
c.       Senang mendorong dan menarik sambil berjalan.
d.      Suka menaiki dan dapat mengatur langkah untuk menaiki tangga rumah.
e.      Mencoba dan meniru ketika berbusana.
f.        Mempertunjukkan kemampuan pada benda-benda kecil.
g.      Menggerakkan dan memindahkan mainan dari suatu tempat ke tempat lain.
h.      Menendang dan menangkap bola besar.
i.        Menggerakkan dan memutar tombol.
·         Kemampuan persepsi kognitif
a.      Memperlihatkan ketertarikan pada hubungan sebab akibat.
b.      Memperlihatkan keinginan untuk selalu mencoba dengan benda-benda.
14
c.       Tertarik pada cara kerja benda yang bergerak/berpindah dan bereaksi.
d.      Menggabungkan benda-benda dengan benda lain.
e.      Menunjukkan pemahaman dan fungsi-fungsi peralatan keluarga yang sederhana.
f.        Menunjukkan ketertarikan pada benda-benda yang tersembunyi.
g.      Mengelompokkan benda-benda sejenis.
h.      Suka bermain air dan pasir.
i.        Mencoret-coret pada kertas.
·         Kemampuan social dan bahasa :
a.      Bermain dalam suatu kelompok dan lebih banyak bersosialisasi.
b.      Lebih menuntut adanya kebebasan.
c.       Suka pada permainan meniru.
d.      Menyatakan kasih sayang pada sesama.
e.      Mulai tertarik dengan buku-buku bergambar.
f.        Menyukai permainan interaktif seperti mainan.
Usia 2 – 3 tahun :
Kemampuan dan minat bermain pada anak usia 2 tahun, meliputi kemampuan motorik ( gerak ), kognitif ( kemampuan berfikir dan mengamati ) dan kemampuan afektif     ( kemampuan berbahasa dan bersosialisasi ). Kemampuan tersebut sangat penting karena tidak semua anak pada usia ini melakukan seluruh kemampuan dan minat yang telah disebutkan tadi. Karena tiap-tiap tingkat perkembangan itu berbeda, kemampuan dan minat pada masing-masing anak mungkin saja menyerupai anak-anak yang lebih muda ataupun anak-anak yang lebih tua usianya.
15
Kemampuan dan minat anak berkembang karena pengaruh interaksi di lingkungannya. Budaya dan pengalaman individu memberikan pengaruh pada minat bermainnya. Ketika anak bertambah besar, pengenalan anak mulai meningkat, mulai ingin merencanakan dan mengerjakan sesuatu secara teratur sehingga menjadi lebih menarik dan menantang. Namun jika terlalu banyak variasi akan menimbulkan rasa bingung atau takut. Yang perlu diingat sebelum memberikan pengalaman baru pada anak adalah kesesuaian dengan kemampuan dan minat anak. Setelah itu barulah kita dapat memilihkan permainan yang tepat untuknya. Semakin anak dewasa, budaya dan ketepatan dalam penyediaan permainan harus disesuaikan dengan kemampuan-kemampuan anak dan harus mendukung perkembangan potensi anak serta lingkungannya.
·         Kemampuan Motorik
a.      Berkaitan dengan kegiatan/aktifitas otot.
b.      Sangat bergantung pada kegiatan fisik seperti melompat, memanjat, memegang sesuatu dengan tangan, berputar-putar, lari berjinjit, melakukan salto/jungkir balik, berguling-gulingan.
c.       Melempar dan merebut semua macam benda.
d.      Mendorong sebuah benda dan mencoba mengemudikannya.
e.      Mulai memainkan dan mengkoordinasikan tangan dan jarinya, + pada usia 2,5 – 3 tahun.
f.        Sangat menyukai mainan dengan ukuran yang kecil dan mulai menyelidiki sifat dari permainan tersebut.

16
·         Kemampuan kognitif ( kemampuan berfikir dan mengamati )
a.      Menunjukkan keingintahuan terhadap sifat suatu benda/obyek seperti susunan, bentuk, ukuran, dan warnanya.
b.      Mencocokkan beberapa benda/obyek yang sama.
c.       Mulai membuat bentuk/pola, menyesuaikan ukurannya dengan contoh yang dilihat ( 2 s/d 4 pola ).
d.      Memperlihatkan aktifitas kreatif permulaan ( menggambar, membangun, membentuk dari tanah liat ).
e.      Menggunakan suatu obyek untuk melakukan perbuatan obyek lain ( contoh : menjadikan sebuah boneka seperti seekor hewan ).
f.        Mulai berfikir untuk mencari jalan keluar dari suatu masalah dengan cara coba dan ralat.
·         Kemampuan bersosialisasi dan bahasa
a.      Senang terhadap permainan yang bersifat imajinasi/fantasi dan mulai tertarik bermain rumah-rumahan.
b.      Mulai bermain dengan anak lain dan mulai menyukai bermain peran dengan teman-temannya.
c.       Yang dapatdilakukan orang dewasa :
-          Berikan beberapa alat permainan yang aman dan tahan lama kepada anak.
-          Tunjukkan keinginan yang kuat terhadap kemandiriannya, dengan memberikan pujian bila dia telah melakukan sesuatu yang benar.


17
-          Biasakan berbicara ketika bermain dan biasakan anak untuk mengutarakan keinginan/mengeluarkan pendapatnya.
-          Biasakanlah untuk mendengarkan cerita-cerita sederhana dari buku-buku cerita dan sering-seringlah membacakannya.
Usia 3 – 4 tahun :
            Saat memasuki usia 3 tahun, biasanya seorang anak akan semakin mandiri dan mulai mendekatkan diri pada teman-teman sebayanya. Pada tahapan usia ini anak mulai menyadari tentang apa yang dirasakan dan apa yang telah mampu dilakukan dan yang belum mampu dilakukan ( Sujiono dan Sujiono, 2005 : 5 ). Selain itu, pola kegiatan bermainnyapun telah berubah, karena anak mulai memasuki tahapan bermain parallel dimana seorang anak bermain dengan anak lain tanpa interaksi dan tidak mau memberikan mainannya ketika ada yang ingin meminjam atau sebaliknya menolak mengembalikan mainan yang dipinjamnya. Hal ini berdampak pada kegiatan bermain mereka yang seringkali diwarnai konflik atau pertikaian, tetapi biasanya hanya bersifat sementara saja.
Selanjutnya diakhir usia 4 tahun, anak berada pada tahapan bermain asosiatif, dimana terjadi interaksi dalam kelompok bermain walaupun masih sering terjadi konflik menuju ke tahapan bermain kooperatif. Anak dapat mendengarkan dan merespon terhadap anak lain dan sebagian besar dari mereka mulai mampu bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok.


18
Berhubungan dengan pengembangan program kelas berpusat pada anak, Coughlin dkk ( 2000 : 26 ) menjelaskan ciri-ciri umum anak dalam rentang usia 3 – 4 tahun, diantaranya :
1.      Anak-anak pada usia tersebut menunjukkan perilaku yang bersemangat, menawan dan sekaligus tampak kasar pada saat-saat tertentu.
2.      Anak mulai berusaha untuk memahami dunia disekeliling mereka, walaupun mereka masih sulit untuk membedakan antara khayalan dan kenyataan.
3.      Pada suatu situasi tertentu anak tampak sangat menawan dan dapat bekerja sama dengan teman dan orang lain, tetapi pada saat yang lain mereka menjadi anak yang pengatur dan penuntut.
4.      Anak mampu mengembangkan kemampuan berbahasa dengan cepat, mereka seringkali terlihat berbicara sendiri dengan suara keras ketika mereka memecahkan masalah atau menyelesaikan suatu kegiatan.
5.      Secara fisik, anak memiliki tenaga yang besar tetapi rentang konsentrasinya pendek sehingga cenderung berpindah dari satu kegiatan ke kegiatan lain.
·         Kemampuan kognitif
a.      Dapat memahami konsep makna yang berlawanan seperti kosong-penuh, ringan-berat, atas-bawah.
b.      Dapat memadankan bentuk geometri ( lingkaran, persegi dan segi tiga ) dengan obyek nyata atau melalui visualisasi gambar.
c.       Dapat menumpuk balok atau gelang-gelang sesuai ukurannya secara berurutan.
d.      Dapat mengelompokkan benda yang memiliki persamaan warna, bentuk, dan ukuran.
19
e.      Dapat menyebutkan pasangan benda.
f.        Mampu memahami sebab akibat.
g.      Dapat merangkai kegiatan sehari-hari dan menunjukkan kapan setiap kegiatan dilakukan.
h.      Menceritakan kembali 3 gagasan utama dari suatu cerita.
i.        Mengenali dan membaca tulisan melalui gambar yang sering dilihat dirumah atau disekolah.
j.        Mengenali dan menyebutkan angka 1 – 10.
·         Kemampuan motorik
Motorik kasar :
a.      Berdiri diatas salah satu kaki selama 5 – 10 detik.
b.      Menaiki dan menuruni tangga dengan berpegangan dan berganti-ganti kaki.
c.       Berjalan pada garis lurus.
d.      Berjalan dengan berjinjit sejauh 3 meter.
e.      Berjalan mundur.
f.        Melompat ditempat, ke depan, dengan dua kaki sebanyak 4 kali.
g.      Bermain dengan bola ( menendang dengan mengayunkan kaki ke belakang dan ke depan, menangkap bola yang melambung dengan mendekapnya ke dada ).
h.      Mendorong, menarik dan mengendarai sepeda roda tiga atau mainan beroda lainnya.
i.        Dapat melakukan permainan dengan ketangkasan dan kelincahan seperti menggunakan papan luncur.
20
Motorik halus :
a.      Dapat mengoles mentega pada roti.
b.      Dapat mengikat tali sepatu sendiri dengan sedikit bantuan.
c.       Dapat membentuk dengan menggunakan tanah liat atau plastisin.
d.      Membangun menara yang terdiri dari 5 – 9 balok.
e.      Memegang kertas dengan satu tangan dan mengguntingnya.
f.        Menggambar kepala dan wajah tanpa badan.
g.      Meniru melipat kertas satu-dua kali lipatan.
h.      Mewarnai gambar sesukanya.
i.        Memegang krayon atau pensil yang berdiameter lebar.
·         Kemampuan social dan bahasa
-          Sosio emosional
a.      Dapat mengerti keinginan orang lain dan dimengerti oleh lingkungannya.
b.      Dapat berinteraksi dengan teman dalam suasana bermain dan bergembira.
c.       Dapat meminta persetujuan orang dewasa yang disayanginya.
d.      Dapat menunjukkan rasa kepedulian terhadap orang yang mengalami kesulitan.
e.      Dapat berbagi dengan teman dan orang dewasa lainnya.
f.        Dapat memilih teman bermain.
g.      Dapat mengekspresikan emosi secara wajar baik melalui tindakan kata-kata ataupun ekspresi wajah.
h.      Dapat menunjukkan rasa sayang pada orang lain.
21
i.        Dapat meniru dan berminat pada kegiatan yang dilakukan oleh orang dewasa.
j.        Dapat menunjukkan sikap sabar ketika menunggu giliran.
k.       Dapat menggunakan barang orang lain secara berhati-hati.
l.        Dapat menunjukkan kebanggaan terhadap keberhasilan.
-          Bahasa :
a.      Dapat berbicara dengan menggunakan kalimat sederhana yang terdiri dari 4 – 5 kata.
b.      Mampu melaksanakan tiga perintah lisan secara berurutan dengan benar.
c.       Senang mendengarkan dan menceritakan kembali cerita sederhana dengan urut dan mudah dipahami.
d.      Menyebut nama, jenis kelamin, dan umurnya.
e.      Menyebut nama panggilan orang lain ( teman, kakak, adik atau saudara yang telah dikenalnya ).
f.        Mengerti bentuk pertanyaan dengan menggunakan apa, mengapa, dan bagaimana?
g.      Dapat mengajukan pertanyaan dengan menggunakan kata apa, siapa dan mengapa?
h.      Dapat menggunakan kata depan, di dalam, di luar, di atas, di bawah, di samping.
i.        Dapat mengulang lagu anak-anak dan menyanyikan lagu sederhana.


22
j.        Dapat menjawab telepon dan menyampaikan pesan sederhana.
k.       Dapat berperanserta dalam suatu percakapan dan tidak mendominasi untuk selalu ingin didengar.
Usia 4 – 6 tahun :
            Kemampuan dan minat anak pada tahapan perkembangan usia 4 – 6 tahun mengalami banyak perubahan yang sangat  berarti,sehingga banyak hal yang layak untuk diberikan pada usia tersebut. Pada kondisi yang normal, umumnya anak pada usia ini sudah memiliki kematangan pada seluruh kemampuan. Banyak hal yang menakjubkan seolah terjadi, membuat orang dewasa merasa bangga dan senang tetapi juga terkadang melakukan aktifitas diluar control diri yang berakibat membahayakan dirinya dan orang lain. Anak usia ini senang melakukan berbagai eksplorasi terhadap segala sesuatu yang dilihat. Didengar maupun yang dapat dirasakannya sebagai wujud dari keingintahuan yang begitu besar.
·         Kemampuan motorik
a.      Mampu berlari, meloncat, memanjat, dan keseimbangan menguatkan kemampuan motorik kasar yang telah berkembang dengan baik.
b.      Peningkatan kemampuan control atau jari tangan mengambil benda-benda yang kecil, memotong garis dengan gunting, memegang pensil dengan bantuan orang dewasa, merangkai manik-manik kecil.



23
c.       Membangun yang membutuhkan keahlian, biasanya menyukai konstruksi-konstruksi bahan, konstruk anak, dan juga aktifitas besar dengan unit dan bahan konstruksi yang besar.
d.      Menunjukkan minat yang besar dalam permainan bola dengan peraturan yang sederhana.
·         Kemampuan perceptual kognitif
a.      Menunjukkan minat dalam rasa dan perbedaan aktifitas sensori motor ( warna, ukuran atau bentuk, suara, rasa bau, berat ).
b.      Menunjukkan peningkatan minat dalam angka-angka sederhana dan kuantitas kegiatan ( seperti : menghitung, mengukur, meneliti, kurang-lebih, dan besar kecil ), kegiatan kebahasaan ( menyebutkan nama-nama huruf/suara, menjiplak huruf dan pura-pura menulis, melakukan kegiatan-kegiatan dengan buku ).
c.       Melakukan kegiatan yang lebih bertujuan dan mampu merencanakan suatu kegiatan secara aktif.
d.      Menunjukkan peningkatan minat dalam menghasilkan rancangan, termasuk puzzle dan dalam mengkonstruksikan dunia permainan.
e.      Turut serta dalam pertunjukan seni yang membutuhkan aksi panggung.
f.        Menunjukkan peningkatan kewaspadaan terhadap sesuatu yang nyata dalam berbagai macam bentuk, pakaian, bermain peran dan permainan konstruksi.
g.      Menunjukkan minat terhadap alam, pengetahuan, binatang, waktu, dan bagaimana benda bekerja.


24
·         Kemampuan bahasa dan social
a.      Menunjukkan minat yang tinggi dalam bermain peran (  menciptakan kembali pekerjaan orang dewasa, menggunakan kostum dan alat-alat pentas ).
b.      Menunjukkan peningkatan minat dan permainan berpura-pura di dalam kelompok.
c.       Mulai berbagi dan bergiliran-konsep bermain secara adil/sportif.
d.      Berkaitan dengan permainan social, biasanya mampu bekerja sama, mempraktikkan, bermusyawarah ( bermain pura-pura dengan menggunakan peran orang dewasa yang realistis atau nyata ).
e.      Membenci kekalahan dan tidak siap untuk mengkoordinasikan permainan yang kompetitif.
f.        Menikmati permainan papan sederhana, menitikberatkan pada peluang, tidak pada strategi.
g.      Perbedaan peningkatan jenis kelamin dalam permainan peran dan minat.
h.      Menikmati melihat buku-buku dan siap untuk membaca.
i.        Menunjukkan minnat menulis dan membaca kata-kata atau kalimat.
Usia 6 – 8 tahun :
            Anak usia antara 6 – 8 tahun merupakan masa peralihan dari prasekolah ke masa sekolah dasar ( SD ). Masa ini dikenal dengan masa peralihan dari kanak-kanak awal ke masa kanak-kanak akhir sampai menjelang masa pra pubertas.
            Pada umumnya setelah mencapai usia 6 tahun perkembangan jasmani dan rohani anak telah semakin sempurna.
25
Pertumbuhan fisik berkembang pesat dan kondisi kesehatannyapun semakin baik, artinya anak menjadi lebih tahan terhadap berbagai situasi yang dapat menyebabkan terganggunya kesehatan mereka. Sedangkan dari perkembangan rohaninya semakin stabil, Ia sudah mampu mengenal lebih banyak teman di lingkungan social yang lebih luas. Keinginan untuk menjelajah dunia sekitarpun semakin besar dan terarah seiring dengan perkembangan berfikirnya yang telah memasuki tahap pra operasional.
            Pada masa ini anak diharapkan dapat mengembangkan berbagai ketrampilan dasar, yang bersifat akademis seperti membaca, menulis, dan berhitung dan atau yang bersifat non akademis seperti moralitas, kedisiplinan dan konsep diri ) yang merupakan pedoman berperilaku dan menjadi lebih mandiri. Secara lebih spesifik berikut akan dijabarkan berbagai aspek tumbuh kembang pada anak usia 6 – 8 tahun.
·         Kemampuan motorik
Motorik kasar :
a.      Berdiri dengan satu kaki tanpa jatuh.
b.      Berlari lurus tanpa jatuh dan zigzag/bervariasi, misalnya melalui rintangan.
c.       Berjalan lurus dan bervariasi.
d.      Melompat dari ketinggian 20 cm.
e.      Melempar dan menangkap bola kecil dengan jarak 5 – 10 meter.
f.        Mengkombinasikan gerakan jalan dan lari.
g.      Mengkombinasikan gerakan jalan, lari, melompat dan melempar.
h.      Berguling ke depan/koprol.

26
i.        Sudah dapat mengendarai sepeda roda dua.
j.        Dapat menari dan mengikuti gerakan dalam senam irama.
Motorik Halus :
a.      Menggambar orang dengan anggota tubuh lengkap.
b.      Mampu makan, minum dan berpakaian sendiri.
c.       Membuat atau menulis angka.
d.      Membuat bentuk wajik, segitiga dan segiempat.
e.      Memotong dan menggunting dengan sempurna.
f.        Menggambar sesuai dengan penglihatan.
g.      Meniru kalimat dengan tulisan tangan.
·         Kemampuan perceptual kognitif
a.      Mampu membedakan kata yang hampir sama.
b.      Mampu mengenal angka 1 sampai 500 secara bertahap.
c.       Mengenal nilai tempat.
d.      Mampu memahami konsep penjumlahan dan pengurangan, perkalian dan pembagian, bangun ruang, luas dan waktu.
e.      Mengelompokkan benda menurut cerita.
f.        Bermain teka-teki atau membuat kata menyebut huruf atau bunyi awal kata.
·         Kemampuan bahasa dan social
a.      Mampu menguasai lebih kurang 14.000 kata.
b.      Mampu memperkenalkan diri, nama, alamat dan keluarganya.
27
c.       Menceritakan banyak hal, diantaranya cerita mengenai keadaan di rumah, di sekolah, ibu, guru, dan permainan yang disukainya.
d.      Anak mengerti bahwa beberapa kata mempunyai arti dan fungsi.
e.      Anak dapat bercerita sendiri dengan gambar yang dibuatnya.
f.        Membaca, menyempurnakan kalimat sederhana dan menirukan kata.
g.      Menyempurnakan kalimat dan mengisi titik-titik.
h.      Menyempurnakan kalimat secara lisan sesuai gambar.
i.        Menceritakan kegiatan berdasarkan gambar dan membaca percakapan.
j.        Menjawab pertanyaan, menyanyikan lagu puisi yang sesuai dengan gambar.
k.       Membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang wajar.
l.        Mendeklamasikan dan melagukan puisi yang sesuai untuk anak-anak.
m.    Mengungkapkan rasa tidak suka.
n.      Menyapa dengan tutur kata yang sopan.
o.      Mampu bergaul akrab dengan kawannya, bermain bersama dan mengadakan eksperimen kelompok.
p.      Mampu bertingkah laku sesuai dengan norma etis dan social di lingkungan.
Sejumlah karakteristik disetiap tahapan usia perkembangan di atas haruslah menjadi dasar dalam menyusun materi program pengembangan kemampuan anak.



28
BAB III PENUTUP
A.     Kesimpulan
Perkembangan diuraikan di dalam terminology yang berbeda yang tergantung pada segi pandang seorang filosofis. Orientasi filosofis yang utama diwakili oleh behaviors, maturationis, interaktionis dan psikoanalis.Tahapan-tahapan yang berbeda dalam perkembangan anak mempunyai implikasi untuk merencanakan suatu kurikulum untuk anak-anak. Para guru harus memikirkan tentang kemampuan fisik anak-anak dan persyaratan kognitif dari tugas kognitif yang mereka pilih yang juga berbeda ketika mereka memilih pengalaman anak-anak. Mereka juga harus merencanakan aktifitas yang akan membantu anak dalam mengembangkan ketrampilan social mereka.
B.      Saran
Seorang guru yang kaya akan permainan dan kreatif akan mudah akrab dengan peserta didiknya. Namun hal ini belum menjamin bahwa ia akan berhasil membawa anak didiknya mencapai tujuan yang sempurna. Oleh karena itu guru dalam mempersiapkan permainan anak dan dunia permainannya perlu sekali memperhatikan prosedur pelaksanaan pembelajaran melalui bermain anak, antara lain : a. Menentukan tujuan dan tema kegiatan bermain.
          b. Menentukan jenis kegiatan bermain.
          c. Menentukan tempat dan ruang bermain.
          d. Menentukan bahan dan peralatan bermain.
          e. Mengurutkan langkah bermain.
29
DAFTAR PUSTAKA
Mendidik dengan metode BCM ( bermain, cerita, dan menyanyi ), Pustaka Syahida
Kotagedhe, Yogyakarta.
Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Edisi 1 Materi PGTK Universitas Terbuka, Strategi pembelajaran TK.


















30